Lelah

19 8 4
                                    

🌞🌞🌞

Di sebuah kota yang dipenuhi oleh ketegangan dan ketakutan, hiduplah seorang pemuda bernama Brina Sofia Dheandra biasa di sebut Brina. Brina adalah seorang pekerja keras yang bermimpi untuk meninggalkan masa lalunya yang gelap dan memulai kehidupan yang lebih baik. Namun, takdir berkata lain ketika suatu hari, dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya, dia secara tidak sengaja bertemu dengan ketua gengster yang terkenal, Ia adalah Fajar Jeremi

Fajar dikenal sebagai sosok yang kejam dan suka menindas orang-orang di sekitarnya. Sikap dingin dan tanpa ampunnya membuatnya dihormati dan ditakuti oleh banyak orang. Dan saat Brina secara tidak sengaja mengganggu salah satu anggota gengnya, dia menarik perhatian yang tidak diinginkan. Percakapan antara Brina dan Fajar pun dimulai, di mana Fajar dengan dinginnya menegur Brina atas tindakannya. Brina berusaha menjelaskan bahwa itu hanya sebuah kesalahan, tetapi sikap dingin Fajar membuatnya semakin gelisah.

"Maaf, saya tidak bermaksud mengganggu" ucap Brina.

"Apa maumu?" saut Fajar mengangkat alis dengan dingin.

"Saya hanya ingin melewati jalur ini untuk pulang. Saya tidak bermaksud membuat masalah" berusaha menjelaskan dengan cepat.

"Kau berani berbicara padaku seperti itu? Kamu tahu siapa aku?" jawab Fajar menatap Brina dengan tatapan tajam.

"Ya, saya tahu. Tapi saya tidak ingin ada masalah" Brina menelan ludah, merasa tertekan.

"KAU BERUNTUNG KALI INI! TAPI INGATLAH! JANGAN PERNAH MENGGANGGU URUSAN KU LAGI!" menghela nafas, menunjukkan sikap tidak peduli dengan nada keras.

"Saya mengerti. Saya akan pergi sekarang".

Brina meninggalkan Fajar dengan hati yang berdebar-debar. Pertemuan singkat itu meninggalkan kesan yang mendalam baginya tentang kekejaman dan sikap dingin Fajar yang terkenal.

*******

Setelah seharian bekerja di Sempurna Caffe, Brina pulang ke rumah dengan harapan untuk menemukan kedamaian. Namun, di perjalanan pulang, dia secara tidak sengaja bertemu dengan ketua gengster yang dikenal di wilayahnya. Pertemuan itu meninggalkan kesan yang menakutkan pada Brina, membuatnya gelisah dan pucat.

Setelah Brina masuk ke rumah, Bu Dayanti Dheandra selaku Ibu dari Brina ini menanyakan sesuatu hal yang telah terjadi pada Brina karena telah melihat Muka Brina tampak pucat dan Ia sangat mengkhawatirkannya.

"Brina, sayang, apa yang terjadi? kenapa mukamu terlihat begitu pucat dan kaget?" ucap Ibu yang begitu sangat khawatir dengan putrinya.

"Oh, itu tidak apa-apa, ma. Aku hanya sedikit lelah setelah hari yang panjang di Caffe" mencoba menyembunyikan kepanikannya.

"Kamu tahu kamu tidak bisa menyembunyikan apapun dariku. Apa yang terjadi?" menanyakan kembali kepada putrinya karena merasa tidak yakin apa yang putrinya katakan.

"Sebenarnya, mama, di jalan tadi aku bertemu dengan seseorang yang membuatku merasa sangat tidak nyaman"

"Siapa dia? Apakah dia mencoba melukaimu?" kekhawatiran langsung muncul di wajah Bu Dayanti.

"Tidak, ma. Dia adalah seseorang yang... cukup berpengaruh di daerah ini. Aku hanya tidak mengharapkan bertemu dengannya di jalan".

"Kamu baik-baik saja, sayang? Apakah dia mengancammu?" menggenggam tangan Brina dengan lembut.

"Tidak, ma. Dia tidak melakukan apa-apa padaku. Tapi pertemuan itu membuatku merasa sangat tidak nyaman".

"Kamu di rumah sekarang, sayang. Aku di sini untukmu. Apakah kamu ingin bercerita lebih banyak tentang apa yang terjadi?".

Rinfa (MOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang