[Bayangan]

175 19 9
                                    

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Waktu demi waktu telah berlalu, tidak terasa sudah sekitar 2 tahun diriku mengenal kepribadian dengan sang surai silver. Tak bisa dipungkiri, bahwa kehidupannya jauh dari kata baik setelah ia menceritakannya padaku. Tiada kata indah untuknya, hidupnya, bahkan tujuannya.

Hanya warna abu-abu yang menyelimuti pandangannya, kekosongan mata-lah yang menjadi saksi bahwa dirinya juga perlu dukungan untuk hidup. Tak ada warna lain, selain dunianya yang hanya berisikan 2 warna yang saling bertolak belakang, yaitu hitam-putih.

Aku sendiri sadar, bahwa kehidupan ku tak sesulit yang diriku bayangkan. Tampaknya, Tuhan memberikan cobaan untukku agar bisa bersyukur di segala keadaan yang ada di sekitarku. Itu adalah salah satu cara agar aku tersadar, bahwa dunia tidak seburuk yang aku pikirkan.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya, tepat pada tanggal 31 Desember. Bersamaan dengan hari esok yang akan berganti hari, tanggal, bulan, serta tahun. Menjadi pembuka bagi sebuah permulaan dan perjalanan baru terhadap manusia yang tinggal di atas hamparan tanah beserta lautan.

Aku ingat akan suatu hal, sepertinya dia adalah seorang lelaki yang sangat suka terhadap tanaman hidup, tak terkecuali bunga Edelweis yang terbilang cukup langka dan istimewa.

Dia pernah bercerita kepadaku tentang arti bunga ini baginya. Dalam ilmu filosofi, setiap bunga memiliki cerita dan artinya masing-masing tergantung jenis apakah itu.

Karena diriku penasaran, aku pun mencoba untuk bertanya padanya dengan bentuk gerakan tangan sebagai bahasanya. Benar, aku mempelajari hal itu dalam kurun waktu 8 bulan lamanya. Cukup sulit dan membingungkan, tapi ternyata hal itu menarik dan menjadi sebuah kesenangan kecil bagi diriku sendiri.

"Bunga Edelweis, ya? Oh, gua sendiri suka sama bunga ini karena artinya. Lu tahu? Ini juga bisa buat motivasi diri lu sendiri, Cakra." Disaat itu, aku mengerutkan dahiku karena tak paham dengan penjelasannya.

Anak itu menepuk dahinya pelan, lalu mengambil sebuah contoh kecil dari buku koleksinya yang di dalamnya berisi bunga-bunga kering. Ada banyak sekali jenisnya, namun aku sendiri tak paham terkait hal itu.

Mungkin, hanya sekuncup Mawar merah yang aku ketahui di bagian pertengahan buku. Yuda menunjukkan bunga Edelweis kering dari toko bunga yang biasanya ia kunjungi setiap akhir pekan, lalu memberikannya padaku sebagai contoh.

"Gini, gua bakal jelasin. Bunga Edelweis artinya itu indah banget. Lambang bunganya sendiri punya arti ketahanan, keabadian, dan keanggunan. Banyak budaya yang anggep bunga ini sebagai simbol kekuatan dan ketabahan, sih. Terus, warna putih sendiri artinya kepolosan dan kemurnian. Fun fact, bunga ini sendiri dikasih nama Bunga Abadi sama orang-orang. Rada lain sama aneh juga lebih tepatnya." Yuda menjelaskannya dalam gerakan tangan, ia memandangiku yang sesekali memandang bunga Edelweis ini.

Lautan dan Bayangan | YTMCI | TwoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang