Part Two

25 2 0
                                    



Perkenalkan, aku Eleanor Viviane Thomson. Aku adalah seorang penulis buku yang menyerahkan semua cerita kening ini kepada pena dan kertas. Bagaikan awan yang menumpahkan hujan dan bergerak kesana kemari untuk bertemu pelanginya, disini aku perempuan yang sibuk menulis mencari ide kesana kemari untuk dijadikan inspirasi. Ya pelangi yang ku cari untuk tulisanku, karyaku.

Sore hari di sebuah tepi pantai, aku memandangi ombak dan bermain dengan air di ujung pantai. Bersenandung sembari menyantap cheese cake dan mendengarkan air pantai sangat membuatku bahagia. Aku adalah orang yang sangat penyendiri, saking suka sendiri lebih baik aku tidak tau arah jalan daripada harus bertanya.

Selamat datang di kehidupanku para pembaca yang terhormat. Sedikit geli mengatakan ini tapi aku mau memberi tahu bahwa hidupku tidak semulus yang kalian bayangkan, setidaknya di dalam hidup ini aku bisa banyak mensyukuri karena papaku berpesan jangan pernah melihat keatas tapi lihatlah kebawah. Bayangkan anak kecil yang kelaparan dan tidur dijalan, bahkan hidup saja menjadi tujuanku saat ini.

"Maaf mba saya liat daritadi gabisa ya mobilnya?" tutur pria yang sekarang sedang melihatku

"Saya juga tidak tahu Mas ini kenapa, soalnya saya tidak terlalu paham tentang mesin" kataku yang baru saja sampai di parkiran ternyata dihadiahkan oleh mobil mogok

"Kebetulan saya juga tidak ngerti dengan mesin, ooh iya kalau saya boleh tau siapa nama kamu?"

"Nama saya Eleanor, mas. Kalau mas sendiri?" sambil memberi tanganku untuk bersaliman

"Saya Keenan, bagaimana kalau saya bantu telfon asisten pribadi saya untuk mengambil mobil kamu. Sementara itu saya antarkan kamu pulang? Karena ini sudah sangat larut" membalas menyalim tangan sembari tersenyum dan bertatapan sendu

"Apa saya tidak merepotkan ya mas? Saya kan baru kenal juga jadi saya sebenernya agak takut kalau baru kenal"

"Saya harus membuktikan apa agar kamu tidak takut kepada saya?"

Melihat wajah sendu dan ketampanan pria ini membuat Eleanor tersihir sejenak. Apakah ini yang namanya takdir? Mengapa disaat keputus asaan yang ia alami, ia menemui keajaiban.

"Apa ya saya juga bingung, yaudah deh saya percaya sama masnya. Kalo gitu bisa antarkan saya ke hotel tidak ya?"

"Bisa ayok mobil saya ada di seberang sana" menunjuk tempat parkiran yang agak jauh dari keberadaan mereka

"Okey ayok"




























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gone | JaeminjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang