Lembaran pertama

166 24 1
                                    

Langit begitu kelabu, gemuruh petir yang bersahutan membuat suasana malam sedikit mengerikan. Suara jangkrik yang terdengar sedari awal perlahan menghilang karena tertutup suara gerimis hujan yang semakin lama semakin deras.

Seorang pemuda yang sedang bergelung di bawah selimut tebal nya tidak merasa terganggu sama sekali dengan suara berisik dari luar, dia sudah terlalu nyaman dengan lelapnya. Di tambah dengan usapan lembut di kepalanya dari pemuda lainnya yang sedari tadi menemaninya tidur.

Sebut saja dia Kim Sunghoon, pemuda yang sedari tadi mengelus lembut kepala sang adik. Kim Sunoo.

Kim Sunoo, adik yang begitu dia sayangi. Beberapa saat yang lalu adiknya terbangun dari tidurnya karena pernafasan nya kembali terganggu. Adiknya memang mempunyai masalah gangguan pernafasan sedari kecil, jadi disaat cuaca dingin seperti ini penyakit nya suka tiba-tiba kambuh.

Sunghoon tidak berhenti mengelus kepala adiknya, dia menatap sendu sang adik. Adik kecilnya yang begitu dia sayangi, adiknya yang begitu hebat, begitu kuat.

Sunghoon merasa bersyukur memiliki sosok adik seperti Sunoo. Sunoo si anak ceria, si penebar kebahagiaan, si pemilik kepribadian yang lembut, si pemilik senyum semanis madu yang dapat menyembuhkan rasa lelah.

2 tahun yang lalu, saat Sunoo berusia 14 tahun, Sunoo di vonis gagal ginjal kronis. Dunia Sunghoon rasanya runtuh, dia gagal menjaga adiknya. Padahal saat adiknya masih di dalam perut sang ibu, dia berjanji kepada ibunya akan menjadi superhero untuk adiknya di saat adiknya lahir nanti. Namun dia gagal, tuhan memberi rasa sakit itu untuk adiknya. Jika bisa, sunghoon ingin mengambil alih rasa sakit adiknya untuk dirinya saja.

"Sstttt... tenanglah, tidur lagi. Kakak di sini." Sunghoon menepuk pelan dada sang adik saat melihat sang adik terlihat gelisah di dalam tidurnya. Namun ternyata tepukan tersebut tak berefek apapun, sunoo tetap kembali terbangun dari tidurnya.

"Kakak" panggil sunoo dengan suara parau. " Kenapa tidak tidur?" Lanjutnya kembali bertanya.

Sunghoon hanya tersenyum lembut menatap sang adik. "Kakak belum mengantuk. Tidurlah, kakak akan menjagamu." Ujarnya santai yang di balas tatapan marah namun menggemaskan dari sang adik.

"Aku tidak perlu di jaga, ayo kakak tidur juga. Merem cepat!, Nanti kalau sakit baru tau rasa!." Ujarnya marah.

"Iya-iya, bawel ya kamu anak kecil, udah tidur sekarang, sini kakak peluk." Sunghoon menarik sang adik ke dalam pelukannya. Mereka juga berbagi selimut di malam yang dingin ini, sungguh persaudaraan yang sangat manis.

''''''

Suara dentingan sendok terdengar di meja makan yang di isi oleh empat manusia bermarga Kim, mereka tengah menikmati sarapan paginya dengan si bungsu yang sedang rewel karena ingin ikut berangkat ke sekolah. Oh lupakah dia? Siapa yang semalam kambuh? Siapa yang semalam merengek karena sakit?. Anak ini benar-benar nakal.

"Tidak boleh, adek tidak boleh sekolah dulu hari ini ya. Kakak bilang semalam adek kambuh, nanti kalau di sekolah kambuh lagi sakitnya gimana? Mending adek istirahat dulu di rumah, terus besok baru ke sekolah lagi" ujar sang bunda panjang lebar.

Sunoo beralih menatap sang ayah untuk meminta dukungan, namun ayah menggeleng kepalanya dengan cepat.

"Adek, dengerin kata bunda ya, Nak. Istirahat di rumah demi kebaikan adek sendiri."

"Tapi adek bosen di rumah. Yah. Kakak sekolah, masa aku enggak"

"Kan ada bunda, sayang." Ujar sang bunda yang tetap kekeh melarang sang anak untuk pergi.

Sunoo melirik sang kakak dengan ekspresi seolah-olah meminta bantuan. Sunghoon terlampau peka dengan adiknya, dia hanya tersenyum tipis melihat sang adik.

"Yah, Bund. Biarin aja adek sekolah, kan ada kakak. Kakak bisa jaga dia." Sunoo mengangguk-nganggukkan kepalanya dengan semangat saat mendengar perkataan sang kakak. "Bener, Yah, Bund. Boleh ya? Tanyanya lagi penuh pengharapan.

Ayah dan Bunda hanya menatap lelah anaknya, benar-benar keras kepala.

"Oke boleh." Ujar sang Ayah. "Tapi ingat ya, jangan sampai kecapean. Kalau capek langsung istirahat" Lanjutnya.

"Oke Ayah!" Jawab Sunoo penuh semangat.

''''''

Matahari semakin terik, banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalanan. Banyak orang yang berangkat kerja demi mencari sesuap nasi untuk keluarga. Bnyak juga anak-anak yang berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu.

Sama hal nya dengan 2 bersaudara Kim ini, saling berboncengan untuk menuju kesekolah. Di sepanjang jalan, sunoo banyak berbicara dengan sang kakak, celotehan-celotehan yang keluar dari bibirnya membuat sang kakak tersenyum gemas. Adiknya dari tadi sibuk mengomentari apapun yang di lihatnya di jalanan, benar-benar bawel. Tapi Sunghoon menyukainya, dia menyukai apapun tentang adiknya.

Tak terasa mereka pun kini sudah sampai ke sekolah, Sunghoon melewati gerbang yang belum terkunci tersebut dengan motor maticnya. Ada sang adik di belakang yang menyapa bapak satpam yang sedang berjaga di pos.

"Halo bapak, selamat pagi!" Ujarnya penuh semangat, dan di balas ucapan selamat pagi juga oleh bapak satpam tersebut.

Sesampai nya di parkir, Sunghoon meletakkan motornya di sana dan kemudian bergegas meninggalkan parkir untuk menuju ke kelas.

Sunghoon merangkul bahu sang adik. "Dek, nanti jam istirahat kakak jemput ke kelas ya." Ujar sunghoon, namun di balas gelengan oleh sang adik.

"Enggak usah, kak. Aku bukan anak kecil, ga perlu di jemput-jemput. Nanti ketemu di kantin aja." Tolak sunoo mentah-mentah.

Sunghoon mengela nafas panjang saat menerima penolakan dari sang adik. "Pokoknya nanti kakak jemput, kamu tunggu di kelas. Engga ada penolakan. Ingat!." Sunghoon tetap kekeh dengan pendiriannya untuk menjemput sang adik.

Sunoo memanyunkan bibirnya sebel melihat sang kakak, keras kepala sekali. Di bilang tidak mau tapi malah tetap di paksa.
Oh ya ampun Sunoo, apa kamu lupa? Kamu juga tidak jauh berbeda dengan kakak mu. Sama-sama keras kepala.

"Masuk kelas sana, ingat ucapan kakak tadi ya. Kakak jemput jam istirahat. Sama satu lagi, kalau kenapa-kenapa langsung hubungi Kakak. Oke!?" Perintah sunghoon tidak lupa mengelus lembut kepala sang adik. Sunoo hanya mengangguk sebal mendengar perintah sang kakak.

Setelah mendapat petuah dari sang kakak. Sunoo pun memasuki kelasnya. Begitupun dengan sang kakak yang meninggalkan kelas sang adik dan menuju ke kelasnya sendiri.

''''''

Bel istirahat kini telah berbunyi, banyak siswa siswi yang berbondong-bondong menuju ke kantin.
Begitupun dengan sunghoon yang sudah kini menepati janji untuk menjemput sang adik di kelas.

Sunghoon dan Sunoo berjalan berdampingan menuju ke kantin untuk mengisi perut yang kosong. Sesampainya di kantin, sunghoon dan Sunoo langsung menempati kursi yang sudah tandai oleh teman-temannya Sunghoon. Sebut saja, Heeseung, Jay, dan Jake.

"Kakak pesen dulu ya, kamu tunggu di sini. Oke?"

"Oke!"

Setelah makanannya sampai di meja, sunoo langsung menikmati makanannya. Begitupun dengan yang lainnya. Sunoo begitu fokus dengan makanannya, bahkan sampe menghiraukan pembicaraan sang kakak dan ketiga sahabat sang kakak.

Dan tak terasa bel masuk pun kembali berbunyi, murid-murid lain pun meninggalkan kantin dan menuju ke kelas masing-masing. Begitupun dengan sunoo dan Sunghoon, Sunghoon kembali mengantar sang adik menuju ke kelasnya.

Bintang kecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang