A/n : Jangan lupa tinggalkan jejak dan follow saya
Biar lebih semangattHappy Reading All 🌻✨️
...
• ṣ ë ŕ ụ p á •
[30/05/2024]
...
"Thalia," panggilan itu membuat Thalia mengendus kesal.
"Lo ngapain ngikutin gue?" Ia mendorong tubuh Allyra yang terus mepet padanya. Lalu kembali menyantap makan siangnya dengan kesal. Seluruh tugas dan projek sudah menyita seluruh otaknya, kini malah ditambah makhluk kepo seperti Allyra.
Dan bukannya menjauh, Allyra justru mendekatkan kursi ke Thalia. "Itu," ia menunjuk meja yang tak jauh dari tempatnya. "Aruna nggak papa dibiarin sama Giandra?"
"Mereka pacaran kalau lo lupa, biarin aja sih." Thalia kembali mendorong Allyra yang kembali menempel padanya, lantas menghela napas kasar. "Lo cari cowok sana!"
Allyra pantang menyerah. "Masalahnya, dari kemarin-kemarin Aruna selalu sama dia." Giandra benar-benar menguasai waktu Aruna. Ia jadi tak bisa mendekat. "Gue mau negur Aruna nggak jadi mulu."
"Panggil aja, Kak Giandra nggak bakal ngamuk ke lo." Thalia masih tak banyak peduli. Ia justru menambah porsi makannya.
"Bukan itu. Lo ngerti maksud gue nggak sih?"
"Enggak."
Allyra berdecak kasar, mulai kesal. "Gue aja merinding mau panggil Aruna waktu ada Giandra, gimana orang lain?"
Thalia berhenti mengunyah. Ia kini mengikuti arah pandang Allyra. "Hmm.. bener, waktu sama Kak Giandra emang jarang ada yang berani deket-deket Aruna."
"Kan!" Allyra makin merapatkan diri. Ia jadi agak khawatir. Giandra benar-benar menciptakan jeruji transparan untuk memisahkan Aruna dari orang-orang. "Apa Aruna nggak apa-apa? Orang gila pun sadar kalau Giandra ngekang Aruna."
Thalia diam beberapa saat. Baru ingat bahwa Allyra belum sepenuhnya paham. "Lyra, lo pernah diganggu nggak akhir-akhir ini? I mean, gara-gara lo deket sama Aruna?"
"Nggak. Ngapain juga orang-orang ganggu gue karena deket Aruna?"
Cewek ini lolos dari Kanaka, batin Thalia.
Begitu pesanannya tiba, Allyra mulai ikut menikmati. "Orang gila mana ngatur sama siapa Aruna bisa temenan?" Allyra lalu menyeruput jusnya santai.
"Sepupunya."
Gadis itu tersedak. "Edan!"
"Lihat lo sampai sekarang aman-aman aja, brati lo lolos."
Kini Allyra terdiam. Ia sangat tahu bagaimana keluarga Aruna sangat menjaga gadis itu. Rupanya kuasa Kanaka sampai sejauh ini. Diwangkara benar-benar membagun image Aruna seperti tuan putri yang tak tersentuh.
"Tapi Aruna juga sama." Thalia berujar tiba-tiba, kali ini lebih lirih. Dan melihat Allyra lebih tenang dan hanya diam memandangnya, ia yakin gadis ini mulai paham. "Kita juga nggak jauh beda, Allyra. Lo berharap apa?"
Senyum Allyra terlukis, kali ini tampak berbeda. Mata gadis itu menatap Thalia dengan sorot penuh arti. "Show me."
Pada saat yang sama, ketika Allyra mengalihkan pandangannya, ia menemukan mata yang sejak tadi menatapnya.
Tampak tenang namun begitu gelap.
Senyum gadis itu luntur. Ia menegakkan punggung, tubuhnya kontan menggigil.

KAMU SEDANG MEMBACA
D I F F E R E N T
RomanceD I F F E R E N T (18+) Perihal perbedaan yang kerap tak diyakini, nyatanya justru mendatangkan kekuatan tarik-menarik yang lebih erat.