Please read the content warnings below carefully. If you feel uncomfortable with the content written here, you may leave this book. But if you are okay with the content, you can continue reading. Thanks for visiting and happy reading.
.
.
.
CW // BXB, NSFW, Mention Of Alcohol, Kissing, Handjob, Anal Fingering, Anal Sex, Doggy Style, Multiple Orgasms, Belly Bulge, Squirt, Piss Kink, Pissing, Omorashi, Pissing Inside.
.
.
.
Devanka tahu, amat sangat mengetahui tentang minat seksual kekasihnya yang menurutnya sedikit menjijikkan. Bagaimana tidak menjijikkan, jika Jayendra entah mengapa akan menjadi berkali-kali lipat lebih bersemangat untuk menggaulinya, ketika kekasihnya itu melihat dirinya terkencing saat keduanya bercinta. Tak peduli akan tubuhnya yang bergetar hebat, pun tak peduli Jayendra akan bau arsenik yang mengudara berdampingan dengan bau percintaan yang memenuhi kamar, bahkan memenuhi seluruh apartemen mereka.
Meskipun memang menjijikkan, namun tak dapat dipungkiri jika Devanka juga turut menyukainya. Ia suka sensasi ketika kandung kemihnya ikut tertumbuk bersamaan dengan prostatnya akibat hentakan keras dan dalam dari penis masif kekasihnya. Ia suka sensasi ketika penisnya terasa ngilu akibat menahan kencingnya hingga batang tersebut berwarna kemerahan dan berkedut kencang. Ia suka sensasi melegakan ketika penisnya pada akhirnya mengeluarkan cairan berbau arseniknya dengan deras. Pun ia sangat suka sensasi ketika perutnya menghangat akibat lelehan sperma Jayendra, serta kencing kekasihnya itu sendiri.
Devanka akui, jika tidak hanya Jayendra yang gila, ia pun sama gilanya dengan kekasihnya itu. Awalnya memang terasa sangat menjijikkan, tapi seiring dengan berjalannya waktu, entah mengapa itu seakan menjadi candunya juga. Bahkan ia rela meminum banyak cairan, entah itu air putih, teh, jus, minuman bersoda, hingga minuman beralkohol hingga perutnya terasa kembung, untuk mempersiapkan diri ketika Jayendra berkata akan bercinta dengannya.
Seperti saat ini, Devanka tengah meneguk sampanye koleksi sang kekasih dengan rakus. Berkali-kali ia mengisi flute glass miliknya, kemudian meneguknya seakan ia tengah meminum segelas air putih. Tak peduli akan kekasihnya yang tengah duduk tepat di sampingnya dan menatapnya dengan senyuman kecil di balik flute glass miliknya.
"Calm down, baby. No need to rush." Jayendra usap paha terbuka kekasihnya dengan sebelah tangannya yang tak memegang gelas. "Ini masih sore, masih banyak waktu tersisa untuk kita melakukannya." kemudian tangannya berpindah dari paha, naik menuju pinggang ramping Devanka dan mengelusnya sensual.
Sementara Devanka sendiri hanya melirik kekasihnya sekilas, sebelum kembali memusatkan perhatiannya untuk menuangkan sampanye ke dalam gelasnya. Hampir setengah botol ia habiskan untuk dirinya sendiri, sedangkan Jayendra hanya terhitung beberapa kali menuang minuman beralkohol tersebut ke dalam gelasnya. Beruntung Devanka memiliki toleransi terhadap alkohol yang tinggi, sehingga minuman dengan kandungan alkohol sebelas persen tersebut tak membuatnya mabuk, meskipun memang ia masih kalah jauh dibandingkan dengan Jayendra yang memiliki toleransi terhadap alkohol lebih tinggi darinya.
"I can't wait any longer. I've had enough of waiting for you to go on a business trip for almost two weeks. I miss you, I really miss you." kembali ia teguk dengan cepat sampanye-nya dalam beberapa kali tegukan, hingga gelasnya kosong kembali. "Oh, and I also know you can't wait to touch my body again. So shut up and let me finish this bottle of champagne to satisfy that piss kink of yours." dengan sedikit sinis ia melanjutkan ucapannya, membuat Jayendra terkekeh kecil dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Champagne Confetti
Short Story#1 / Short Fiction Jayendra itu gila dengan segala fantasi liarnya. Pun Devanka sama gilanya karena selalu mengikuti segala fantasi liar kekasihnya, bahkan kini ia candu dibuatnya. CW // BxB, NSFW, Mention of Alcohol, PWP (Porn Without Plot), Expl...