..
"When you start like someone else-" George berbisik.
Di tengah malam yang gelap. Pada akhirnya Azura pulang juga. Memulai hidup baru di Rumah baru.
Roan memang membeli rumah baru. Tak mau berada di rumah lama, takut trigger yang anaknya akan rasakan jika menempati rumah yang sama.
Segala kenangan sebelum kejadian, mereka singkirkan, bahkan satu sendok makan pun mereka ganti.
"And then, we can break up."
Azura menggeleng. Tangannya yang memainkan jemari sang dominan mengerat.
"I do not ... I will not, gonn see someone else Ge."
George hanya mengangguk. Memberi waktu supaya Azura lebih santai dan berfikir bahwa akan ada pria yang menjaganya dengan lebih baik di masa depan.
Tapi, George juga khawatir. Apakah ada? Akankah ada yang seperti itu? Akankah ada yang mampu?
Mengapa dia begitu keras kepala, saat George tahu teori Orang bekerja untuk menghindari sakit dari pada kepuasan hidup.
Dia yakin Azura akan mendapatkan pria yang lebih baik. Namun, akankah Azura dapat menerimanya?
Kenapa sulit sekali rasanya berfikir bahwa Azura pasti akan puas nantinya.
Semua orang lebih banyak berharap bisa menghindari kesialan dari pada pleasure yang bahkan tak pernah mereka harapkan.
Kesenangan belum tentu mereka dapatkan dalam hidup, tapi apakah juga berlaku bagi kesengsaraan dan sakit?
No. The Pain adalah kepastian yang akan mereka dapatkan di dunia ini, Pasti.
Pasti mereka akan mendapatkannya. Tak peduli seberapa jauh mereka berlari dan bersembunyi. Mereka akan mendapatkannya.
Mau menjalani hidup sebaik apapun. Itu tak akan terhindar.
Tidak akan bisa.
..
Azura berjalan di pinggir. Trotoar dengan para pengemis yang terus memohon supaya di beri uang entahlah untuk apa.
Tapi genggaman berisi uang bahkan tak berniat Ia sodorkan. Menggenggamnya makin erat karna Azura membenci mereka.
Mereka mengemis. Mengemis seperti dirinya yang memohon ampun di bawah kaki Callian.
Apakah begini?
Alasan mengapa Callian tak melepasnya, mungkin karna Callian membencinya.
Bukankah itu jelas? Lalu apa lagi yang membuatnya kebingungan.
"Apa itu? ... perutmu kenapa besar sekali?"
Jauh dari kebiasaan. Mengapa orang-orang malah penasaran dengan perut buncitnya?
Mengapa mereka tidak bertanya, apakah Ia tidak gerah karna memakai jaket di siang hari yang terik.
"Ibu, Ibu juga perutnya besar." Kata anak kecil yang berdiri di bawahnya.
Azura menatap Anak kecil itu benci. Wajah dinginnya menggambarkan segalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Azura (New seasons)
SonstigesUntuk menyadari betapa bodoh dirinya. Ia merelakan kehidupan pertamanya dan Kembali hidup di kemudian hari. Tapi anehnya. Dia masih lemah juga. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. -Bijak dalam mencari buku yang akan di baca sesuai...