1

6 2 0
                                    

Hujan deras menghujani bumi. Awan kelabu menjadi background. Jalanan dipenuhi lautan manusia dengan payung-payung menutupi membuat pemandangan indah jika dilihat dari tempat tinggi.

"Terima kasih telah datang."

Suara dari minimarket terdengar keluar meskipun tidak begitu keras. Seorang pemuda berambut biru dengan menjulang ke belakang dan poni panjang. Dia mengenakan kaos putih, cardigan biru tua, celana panjang hitam, dan sepatu hitam. Berjalan membawa tas belanja dan payung.

Dia melangkah menuju asrama UA. Di tiang lampu lalu lintas tampak seorang gadis bersurai hitam panjang dengan sebagian rambutnya diikat dengan hairclip kupu-kupu. Dia mengenakan baju hitam kecoklatan dengan kedua lengan tranparan, rok putih di bawah lutut, kerah pita putih, dan sepatu highheels senada dengan roknya. Mata pemuda itu fokus tanpa melihat langkahnya hingga bahunya secara tidak sengaja tertabrak oleh pegawai kantoran yang terburu-buru hendak ke suatu tempat menyebabkan tas belanja jatuh ke trotoar. Sifat pemuda yang memiliki gejala anxiety membuat dia gugup memungut isi belanjanya. 

Sebuah tangan mengambil barang miliknya sontak dia mendongak. Gadis itu. 

"Ini milikmu kan? lain kali fokuslah dalam berjalan, jangan melamun." Gadis itu menyodorkan barangnya. 

"U-uhm ma-maaf." 

Tangan pemuda itu gemetaran menerima kembali. Dia langsung memasukkan ke dalam tas plastik. Gadis itu mengamati setiap detail dari pemuda bersurai biru itu, senyuman terukir di bibirnya. 

"Hei! Siapa namamu?" tanya gadis itu. 

Pemuda itu terkejut dan gugup karena pertanyaan dari sang gadis asing. 

"Kamu penderita anxiety kah? tenanglah! kalau kamu tidak siap menjawab pertanyaanku juga tidak masalah yang terpenting barang bawaanmu sudah lengkap tidak ada yang cacat," ucap gadis itu. 

Pemuda itu mencoba menjawab, "Aku Tamaki Amajiki, siswa UA."

Gadis itu membulatkan mata mendengar kenyataan kalau di hadapannya adalah calon seorang pahlawan karena salah satu siswa UA. Singkatnya, UA adalah sebuah sekolah yang dikhususkan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan khusus atau lebih sering disebut Quirk. 

"Wah, pastinya kamu hebat Tamaki-san!" pujinya. 

"O-oh tidak seperti yang kamu pikirkan, aku hanya bisa merubah sebagian tubuhku menjadi hewan tergantung apa yang aku makan itu tidaklah keren," sanggah Tamaki. 

"Tapi kamu salah satu calon pahlawan bukan? bukannya hanya 80% di dunia ini yang memiliki quirk sedangkan sisanya adalah manusia biasa? Aku yakin dunia ini membutuhkanmu untuk menghalau segala kejahatan," kata gadis itu, "mungkin karena dirimu mudah gugup dan anxiety jadinya kamu selalu berpikir negatif." 

"Mungkin..." 

"Hujan semakin deras dan dingin sekali. Maaf perbincangan kali ini harus usai lain kali kita bisa bertemu." Gadis itu langsung melenggang begitu saja melewati Tamaki dan tenggelam pada lautan manusia. 

Sadar ada sesuatu yang membuat Tamaki berbalik ke arah belakang namun hanya kerumunan manusia saja yang terpantul di bola matanya. Dia menghela nafas sejenak, mengadah ke atas langit suram. 

"Aku lupa bertanya siapa namanya." 

Love ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang