Hanya ada sunyi kamar, setiap kali Fourth membuka mata ia akan selalu di hadapkan dengan dengung sedih suara angin yang merajuk sebab dirinya tak punya teman. Fourth sudah berkali-kali berkata jika keduanya bisa berteman meski hanya dalam angan. Tapi, angin memang keras kepala. Sama seperti dirinya. Lalu, suatu hari ruangannya tak lagi sepi.
Ada orang lain yang kini menghuni tempat tidur di sampingnya.
Pemuda itu tidur dengan tenang, dengan wajah tampan yang ya... cukup tampan meski tak setampan dirinya. Tapi, ya memang pemuda itu tampan.
"Mau sampai kapan kau melihatku."
Mata Fourth melotot kaget, ia bahkan mundur selangkah karenanya. Tch, menyebalkan sekali bukan?
Namun bukan Fourth namanya jika tidak keras kepala.
"Terserah aku, kan aku melihat dengan mataku sendiri bukannya meminjam mata orang lain." Kalimat ketusnya bersua dengan udara, terombang-ambing tanpa jawab hingga pemuda asing itu duduk di atas ranjang, menatap Fourth tanpa ekspresi berarti kemudian membalas, "Jangan menggangguku."
[][][]
Ketertarikan itu sederhana, seperti Fourth yang akhir-akhir ini tertarik sekali dengan pemuda menyebalkan yang baru saja sehari menjadi teman seruangannya. Kemarin malam ia iseng melihat nama yang tertera di papan depan ranjang pasien dan namanya pun tak kalah tampan.
Gemini Norawit.
Kapan Fourth bisa memperkenalkan namanya ya?
Fourth mencuri pandang, ia bingung sebenarnya mau melakukan apa, ia bosan, mau melompat-lompat di ranjang namun nanti mengganggu teman barunya ini, oh, memangnya mereka sudah jadi teman ya?
"Hey Gemini." Si pemilik nama tak menghiraukan, pemuda itu masih diam di atas ranjang, berbaring tenang seperti enggan bangkit, hih... apa dia tidak pegal-pegal? Fourth saja bosan berbaring selama semalaman, ini bahkan sudah mau siang, apa Gemini tidak ingin mengajaknya jalan-jalan?
"Geeeem!" suara Fourth agak di keraskan.
"GeemGeeemmm!!" kini mulai bernada dan memanjang. "Geminnnniiii!!!" lalu bertambah menjengkelkan di telinga Gemini.
"APA?!" balas Gemini akhirnya, kasar memang tapi toh hal itu cukup membuat Fourth tertawa bahagia sebab di perhatikan.
"Ayo jalan-jalan." Ajaknya tak tahu situasi, kini Fourth sudah berjalan menuju ranjang Gemini, duduk di lantai sembari menopangkan dagunya tepat di ujung besi ranjang. "Aku bosan, ayo jalan-jalan."
[][][]
Tidak tahu di rasuki setan apa, tidak tahu bagaimana awal mulanya, keduanya berakhir tak tahu arah di taman hiburan. Fourth menggeretnya tiba-tiba, mulanya Gemini hanya menebak bahwa Fourth akan mengajaknya ke taman rumah sakit saja, eeh tak tahunya malah kabur lantas berakhir di sini. Dengan baju khas rumah sakit keduanya tampak seolah pasien rumah sakit jiwa yang kabur. Hah, gila.
"Paman, aku mau yang besar yaa, buat sebesar ini! Ini sebesar tanganku! Lihat! Ayo Lihat!"
Gemini yang duduk di bangku hanya diam melihat tingkah Fourth, dari jaraknya ia masih bisa mendengar suara memaksa Fourth, decakan kesalnya saat penjual arum manis tak mengabulkan permintaan Fourth untuk membuat arum manisnya sebesar lingkaran yang Fourth buat dengan kedua tangan. Ya gila, siapa mau menuruti ucapan absurd pemuda berpakaian rumah sakit sepertinya.
Fourth, pemuda itu lalu berjalan dengan arum manis di tangan, melemparkan tawa entah untuk apa, kemudian berlari dan duduk tiba-tiba di sampingnya.
"Gemini mau?" tawaran Fourth diikuti sodoran arum manis ke wajah Gemini, tak tanggung-tanggung langsung ke wajah hingga jarak pun tak ada, arum manis itu sukses mencium wajah Gemini tanpa permisi.
"Ehehehhe, manis kan?"
Hah?
Iya, manis memang.
Jadi Gemini kembali menahan kesal, mengecap manis yang tersisa setelah arum manis itu kembali di tarik oleh Fourth untuk ia masukkan dalam mulutnya sendiri sembari menikmati riuh keramaian.
[][][]
"GemGem!" belum sempat Gemini merasa lega namanya kembali diucap dengan tak sopan, oleh siapa? Tentu saja manusia aneh itu, oh, Gemini bahkan tidak tahu namanya.
"Lihat ke sana!" secara patuh Gemini menggulirkan mata pada telunjuk yang mengarah pada bianglala. "Mau naik itu! Ayo naik! Cepat cepat cepat!"
Lengannya ditarik paksa, digeret tanpa bertanya, lalu diajak mengantri secara tiba-tiba.
Oh, jangan lupakan baju khas pasien rumah sakit yang keduanya kenakan, tolong jangan tanya seberapa malu dan pusing Gemini sekarang. Semoga saja orang-orang pikir keduanya sedang mengikuti gaya trend terbaru pasangan. Shit, coba ulangi lagi? Kenapa Gemini jadi berpikiran absurd macam ini hah?!
Ada banyak celoteh Fourth yang coba Gemini abaikan, namun secara tak sadar masih ia dengarkan. Seperti kucing kecil tersesat yang tiba-tiba masuk kamar rawatnya, daun-daun jatuh yang mengotori jendela, perawat yang datang tepat waktu, juga dirinya.
Lalu pertanyaannya, kenapa Gemini pasrah saja?
"Kau datang di waktu yang sangat tepat!" suaranya selalu ceria dan antusias, dari sorot matanya yang cemerlang Gemini tahu jika pemuda ini memang ajaib. "Oh, sudah giliran kita! Ayo cepat!"
[][][]
Dahi Fourth secara sengaja dibenturkan pada kaca, dengan tenang mengawasi luas dan megah semburat jingga seolah manusia absurd yang berceloteh panjang kali lebar yang seharian tadi menculik Gemini itu tidaklah nyata.
"Gemini," panggilnya.
Gemini masih tak membalas, ia persilahkan jeda hadir barang sejenak namun nyatanya Fourth tak lagi melanjutnya hingga ia terpaksa membalas. "Apa?"
Fourth buru-buru duduk dengan benar, kini ia tak lagi menatap pemandangan, matanya lurus mengunci Gemini dengan senyum indah yang menghentak kewarasan Gemini secara tiba-tiba.
"Ingatlah, namaku Fourth."
Entah kenapa...
"Dan kau harus bangun sekarang."
Saat tangan Fourth terulur meraih tengkuknya Gemini hanya diam, menerima apapun yang coba Fourth berikan padanya, lalu menikmati sapuan manis dari kecupan Fourth dengan hati yang memberat tiba-tiba.
Ada sesak yang serentak menyerbu dadanya, meluap secara tajam ketika kecupan itu berakhir, kemudian di sambut dengan tetes air mata yang jatuh tiba-tiba.
Tanpa mengucap frasa Gemini tatap senyum pahit Fourth seolah bertanya, kenapa?
Namun, semuanya lenyap bagai asap.
Menghilang dalam hitam...
Lalu,
Gemini terbangun dari tidur panjangnya.
[][][]
KAMU SEDANG MEMBACA
Enough [ GeminiFourth ]
FanfictionMenarilah sejenak di tiap mataku memejam, agar ingatanku tentangmu membaik. [ GeminiFourth - Boys love - Yaoi ]