Chapter 3

56 2 0
                                    

Max terlihat lesu seperti orang yang kurang tidur. Hal itu yang kemudian memancing kekhawatiran teman-temannya. Gaia dan Cosmos yang baru saja bertemu dengan Max pun agak kaget ketika mereka melihat wajah Max. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk menanyakan hal itu kepada Max.

"Max, ada apa dengan wajahmu? Apakah ada sesuatu?" tanya Gaia. Max menggelengkan kepalanya.
"Atau apakah ini karena kau yang kelelahan karena mengurus Maxus?" tanya Cosmos. Sekali lagi, Max menggelengkan kepalanya.
"Lalu, apa yang jadi penyebab kamu kurang tidur?" tanya Gaia sekali lagi. Pada awalnya Max tidak mau mengatakannya, tapi pada akhirnya, Max pun memberikan jawaban tentang kondisinya.

"Ini bukan disebabkan oleh pekerjaanku ataupun Maxus, tapi itu karena setiap malam, aku selalu mengalami mimpi buruk," jawab Max.
"Memangnya mimpi buruk seperti apa yang membuatmu tidak bisa tidur?" tanya Cosmos, tapi kali ini dia menanyakan itu dengan nada kekhawatiran dalam nada bicaranya.
"Aku bermimpi bertemu dia, dan dia selalu mengancam akan membunuh anakku," jawab Max, badannya gemetar ketika dia mengingat kembali mimpi buruk itu.
'Bahkan setelah memiliki anak pun, dia masih dihantui oleh mimpi buruk itu,' batin Gaia dan Cosmos.

Sebenarnya, beberapa tahun sebelum Maxus lahir,

Frost telah diusir dari Planet M78, atau dikenal sebagai Land of the Light, setelah perbuatannya yang abusif telah dibongkar. Meskipun Frost telah diusir, tetapi rasa sakit dan trauma yang dialami Max telah membekas didalam dirinya, bukan hanya luka fisik saja, tapi juga luka batin dan emosional.

Dua bulan setelah pengasingan Frost, Max merasakan gejala-gejala seperti mual dan mudah lelah. Pada awalnya, Max mengira kalau itu pengaruh dari tugasnya yang sekarang. Xenon menyadari kalau memang ada yang tidak beres dengan Max, dia pun berinisiatif untuk meminta Max untuk memeriksakan dirinya kalau-kalau perlakuan abusif Frost juga mempengaruhi kondisi bagian dalam tubuhnya.

Usai pemeriksaan, Max merasakan dirinya seperti habis tertimpa asteroid ketika dia mengetahui kalau dia tengah mengandung seorang bayi ultra dan Max tahu siapa ayah dari bayi itu, yang tidak lain adalah mantan atasannya yang telah memperkosanya.

"Max? Kau tidak apa-apa?" Xenon dapat merasakan ketakutan dan kekhawatiran dalam diri Max. Max yang masih syok dengan berita itu, segera berlari meninggalkan ruang pemeriksaan dan hampir menabrak Ultraseven 21 yang baru saja pulih setelah dia mengalami luka serius karena perkelahiannya dengan Frost.

Ultraseven 21 sudah lama mengenal Max, bahkan sebelum dia dirawat di Silver Cross hingga berbulan-bulan. Walau hanya sekilas, tapi Seven 21 bisa melihat kesedihan dan ketakutan di dalam diri Max. Seketika Seven 21 merasa kasihan sekaligus menyesal karena dia tidak bisa membantunya untuk bebas dari tekanan dan perlakuan abusif Frost.

"Max! Tunggu!" Xenon berusaha untuk menyusul Max. Tetapi, meskipun ia telah meneriakkan namanya, Max tidak berhenti sedikitpun dan tetap berlari meninggalkannya.

Setelah kejadian itu, Max mengurung dirinya lagi didalam rumahnya. Ingatannya ketika dia diperkosa oleh sang mantan atasan terukit kembali didalam pikirannya. Dia ketakutan ketika dia memikirkan kalau dia harus membawa bayi yang merupakan anak dari Ultra yang telah memperkosanya ke dunia. Max mengisolasi dirinya dari teman-temannya, termasuk Xenon.

"Max, aku mohon, keluarlah! Jangan membuatku khawatir!" Xenon berusaha untuk membujuk Max agar dia keluar, tapi itu sia-sia saja. Max terlalu takut untuk memperlihatkan dirinya setelah dia mengetahui kalau dia mengandung anak hasil pemerkosaan itu.

"Aku tidak percaya kalau Max mengandung anaknya Frost," ujar Cosmos.
"Itu bukan bayi. Lebih tepatnya parasit, karena itu muncul dari perbuatan kotor yang telah dilakukan oleh ultra sialan itu!" seru Zero.
"Aku tidak percaya kalau kejadian ini terulang lagi," gerutu Dyna, yang masih ingat dengan kejadian saat Max mengurung diri setelah diperkosa oleh sang atasan.
"Jadi kita harus bagaimana? Max tidak bisa terus-menerus mengurung diri seperti itu" kata Gaia yang khawatir dengan kondisi mental Max.
"Pokoknya kita cari cara agar kita bisa menolong Max sebelum kondisi mentalnya semakin parah," kata Xenon. Diantara mereka semua, Xenonlah yang paling mengawatirkan kondisi Max.

The Path of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang