Chapter One:
Stalker?
-------------------------
....
Flash kamera menyala dengan terang dan pantulan cahaya pias dari hasil tangkapan foto berbunyi 'cekrek' Membuatku menyipitkan mata dan berkedip pelan. Teman-teman ku menyerbu fotografer dengan bahagia dan tertawa, aku memperhatikan mereka dari jarak yang sama saat berfoto, terlalu malas untuk melangkah lebih dekat bahkan sekadar memastikan bagaimana wajahku di dalam potret itu. Uh, tanganku sudah terlalu penuh dengan karangan bunga.
Aku menatap ke bawah pada sepasang sepatu hitamku di hari bahagia ini. Wisuda, aku mengalami hal yang menjadi penantian semua mahasiswa setelah skripsi. Menyelesaikan penggurunan tinggi dengan gelar sarjana manajemen adalah impianku. Kebahagiaan ini seolah membayar tangisanku tiga bulan lalu.
"Sakura, ayo berfoto denganku."
Rambut blonde dan toga yang terus merekat padanya di atas kepala. Yamanaka Ino menarik lenganku, memelukku dengan setengah menghimpit di sebelah kanan, dia mengangkat tangan kiri tinggi-tinggi memperlihatkan kamera yang akan mengambil potret kami. Aku mengarahkan wajahku pada bidikan kamera itu dan tersenyum tipis. Bertanya-tanya tentang harga kamera Ino--sahabatku, aku sama sekali tidak fokus tentang hari ini, pikiran ku seperti berkelana mengucapkan selamat tinggal padaku karena aku memiliki beban tanggungan berat yang harus ku pikul di hidupku, hutang. Aku punya hutang, sial.
"Kau cantik, Sakura." Ino berkata dengan nada memuji dan berdecak kagum.
Diberikan pujian pada seseorang yang lebih cantik, aku senang untuk itu. "Terima kasih, Pig."
Aku memanggilnya dengan nama kesayanganku untuknya, dan yah, dia memutar mata padaku.
"Setelah lulus kau akan mencari kerja bukan?"