IV

2.2K 210 8
                                    

..

Azura makin ragu. Akan ketetapan yang pernah Ia pikirkan akan abadi. Sebagai contohnya. Tatapan George yang tidak semenyenangkan dahulu.

Semuanya terasa ketika Azura mengamati George yang sering menghindari tatapannya.

Fredrick yang jarang menemuinya. Apa mungkin cinta keduanya telah pudar? Lalu bagaimana dengan perasaan hampa ini?

Apakah ini pertanda bahwa dia telah mengikhlaskannya?

Apakah ini pertanda bahwa dia merelakannya secara cuma-cuma?

Azura duduk dengan punggung yang bersandar pada bantalan sofa. Sudah hampir 1 jam George di sini.

Namun tak ada pertukaran kata bagi keduanya. Mereka hanya diam satu sama lain. Seolah pikiran George di penuhi dengan urusan lain.

Itu, sedikit membuatnya penasaran.

Azura berdiri dan meninggalkan ruangan. George tentu sadar. Namun dia tidak berniat untuk menyusul sang kekasih.

Kini membuat Azura bertanya-tanya. Dia pergi ke taman dan duduk di ayunan tanpa menggerakkannya.

What was I made for?

Adalah pertanyaan yang pertama kali muncul saat Ia menatap tanah basah di bawah kakinya.

Apakah untuk di hidangkan kepada si hidung belang?

Atau bahkan di khususkan untuk memuaskan?

Seberapa banyak Azura berfikir, dia tidak pernah mendapat akhir yang baik. Hanyalah sugesti bahwa dirinya akan baik-baik saja, meskipun kenyataannya tidak.

Dia menyukai waktu saat sendirian. Karna itu memunculkan banyak pertanyaan yang tak pernah Ia pikirkan.

Selagi berfikir bahwa dia beruntung di lahirkan kembali, lantas mengapa tidak mati saja dan tenang di alam sana?

Berfikir tidak ada alasan lain untuknya di ciptakan. Kecuali mau menunggu waktu, yang mungkin akan membuatnya paham sendiri.

Hidupnya tidak membosankan, karna segala masalah selalu datang dan memeluknya dengan erat.

Hingga Azura bingung. Haruskah Ia bersyukur? Atau mengeluh?

Bagian pertanyaan yang tak kunjung Ia dapatkan jawabannya.

Suara marah Rosa terdengar. Azura mendongak dan mendapati kedua Orang tuanya bertengkar.

Entah apa yang di perdebatkan, Azura tidak tertarik. Mengapa mereka bertengkar?

Mengapa mereka berdebat di hadapannya?

Apakah mereka berharap Azura akan mendekat dan melerai keduanya?

Tidak mau.

Mengapa mereka berusaha membuat Azura tahu bahwa keduanya tengah bersitegang?

Mengapa mereka memperlihatkannya di depan matanya?

"Aku ngga tau! Aku cape! Kamu pikir ngejaga Azura itu ngga cape?!"

Not fair.

Mereka tahu cara membuat Azura berfikir dalam dan berfikir buruk tentang dirinya sendiri.

Jika tidak berniat merawatnya. Mengapa repot-repot membawa Azura pulang ke rumah?

"Kamu sebagai Ibu juga! Bisa-bisanya ngeluh kaya gitu?!" Kata Roan membalas perkataan Rosa.

Azura (New seasons)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang