The Way I'm Fall

619 31 13
                                    

"bil, aku mau ngomong" ucapku pelan pada pria tinggi bertubuh ideal didepanku.
"..."
"aku cinta sama kamu bil." suaraku masih saja parau dan terbata, mungkin tercekat oleh leherku karna wajahku yang menunduk sedari tadi

"..." masih tidak ada jawaban, hening!
"aku uda lama mendamnya bil, maaf! seharusnya ga bisa begini, aku ga tau kenapa perasaan ini tumbuh" air dari pelupuk mataku mengalir kecil.
"..."
kucoba mengangkat sedikit kepalaku agar bisa melihat reaksinya, untuk memastikan aku tidak sedang berbicara dengan tembok karna tidak ada suara dan gerakan yang kudengar.
*Deg* dia memandangku dengan tatapan mematikannya, tatapan yang menjatuhkan hatiku dihatinya.
kutundukkan lagi dengan cepat wajahku, jujur aku gak kuat jika harus bertatapan langsung dengannya, apalagi dalam keadaan yang seperti ini.
"perasaan ini muncul sejak kita berada dikelas yang sama pada awal masuk SMA bil, uda hampir 3 tahun kan? bukan hal yang mudah bil untuk mengambil keputusan buat ungkapin ke kamu rasa ini, tapi argghhhh! aku lupa!"
"..." dia masih menembok?
"oke, (kuhela panjang nafasku) aku ga sanggup lagi untuk menahan ini sendirian bil, sangat sakit memendam cinta dan ga bisa mengungkapkannya, ini lebih sakit dari rasa patah hati walau nanti mungkin aku mendapatkan rasa sakit karna kau menolakku, tapi it's okay! setidaknya aku sudah mengungkapkannya dan tidak membiarkannya terpendam selalu dihatiku sampai mati karna beberapa bulan lagi kita akan berpisah setelah tamat dari sekolah ini"
"..."
"aku bodoh jatuh cinta padamu. Kau yang jahat, bodoh, berandal, kasar, penjahat wanita, atau bahkan penginjak kelamin, en~"
(plakkk)
"auwww" pekikku refleks setelah kurasakan tangan besarnya memukul kecil kepalaku.
"cciihhhh, bagaimana bisa lo menghina orang yang lo cinta disaat bersamaan lo ngungkapin cinta ke dia" katanya tegas dan lambat seirama dengan jari-jarinya menusuk kepalaku berulang-ulang,
kurasakan kepalaku maju-mundur sesuai dengan gerakan jarinya
"ehh, iyaa... heheh" sadarku sambil terkekeh kecil
"kamu gak marah bil?" lanjutku ragu
"Lanjutin dongeng lo lagi, hilangkan cerita sifat buruk gue" balasnya tegas
"uhmmm (kugigit kecil bibirku) kamu sempurna bil bagiku, walau semua yang ada di diri kamu dominan yang buruk tapi entah kenapa semuanya jadi indah di rasaku. semua detail tubuhmu pas tidak berkekurangan, semua tingkah dan perilakumu tertutupi dengan rasa ini. Darimu aku belajar bil, cara mencintai dalam diam, cara mencintai dengan mata tertutup dan cara mencintai dengan tulus dan murni. aku tak~" lagi-lagi omonganku terhenti karena-nya.
"jadi lo beneran cinta nih sama gue? nampak sih dari gelagat lo waktu gue didekat lo, suka curi pandang ke gue, my feeling is so strong"
"..." kali ini aku yang membisu, aku hanya bermain dengan pikiranku, reaksinya 180 derajat dari dugaanku, apakah dia ber-orientasi sex yang sama denganku? aku penasaran, tapi bukankah dia seorang playboy bajingan sepanjang sejarah di sekolah ini? semua masih jadi misteri, pikirku.
"lo tunggu di depan gor, depan simpang sekolah, gue ambil motor dulu"
"hah? ehh tung~" dia sudah berlalu dengan cepatnya.

###

aku berdiri didepan Gedung Olah Raga seperti perintahnya, disini begitu ramai karna dekat dengan jalan besar dan masih banyak siswa disekitar GOR menunggu bus dan angkutan umum untuk menghantar mereka ke rumah mereka masing-masing.
Aku masih berkutat dengan pikiran dan perasaanku sambil duduk di salah satu kursi warung yang berada disebelah bagian depan GOR, aku tersenyum dan memberikan applause buat diriku atas keberanian mengungkapkan rasa cintaku pada bilal, sudah lama aku bertekad untuk mengungkapkannya, dulu sewaktu kami duduk dikelas 10-D kami tidak pernah berbicara, dia hanya akan selalu mengejekku dengan kata "lambai dan wanita tak berdaya", tak jarang aku pergi menangis ke toilet sekolah karena rasa sakit yang tak tertahankan saat seseorang yang kau cintai mengolokmu.
Kemudian saat kami naik ke kelas 11, kami harus terpisah karna pemilihan minat, aku yang memilih minat IPA dan dia yang lebih menyenangi kebebasan akan memilih minat IPS, memang sudah rahasia umum dikota kami bahwa minat IPS mayoritas diisi oleh siswa yang nakal atau pemalas dalam mata pelajaran tetapi sangat berprestasi dalam ekstrakulikuler baik dalam bidang olahraga sampai seni, anak IPS lah juaranya. Sangat sedih saat itu mengetahui aku tidak berada dikelas yang sama lagi dengan bilal, tidak dapat menertawakan kebodohannya(?) kelucuannya, tidak dapat menikmati ketampanan nya setiap hari dengan puas, bahkan aku menangis memikirkan hal itu dulu (sedih, teringat kembali).

"Adik, mau makan atau minum atau apa?" colek ibu separuh baya pemilik warung
"ehh, nnggg teh manis dingin aja buk" jawabku kalap kala tersadar dari pikiranku.
kulirik jam yang berada dilengan kiriku, tertera "G-Shock" menempel sebagai merk nya, dulu aku memaksa kakak untuk membelikan ku jam tangan berwarna hijau ini di mall didaerahku karna melihat bilal mengenakan jam dengan merk yang sama namun berwarna biru, aku senang tidak karuan saat memilikinya, membayangkan jam tersebut sebagai pengikat cinta kami(?) padahal hanya ada aku yang mencintainya itupun secara diam. (15.28) "ini dek minumnya" sodor wanita tadi
kukeluarkan 3000 rupiah dari kantong bajuku dan memberikannya pada ibu tersebut
"mengapa lama sekali, sudah hampir 2jam" kataku dalam hati
kulihat sekitarku yang sudah mulai sepi, hanya beberapa siswa yang berkumpul sambil tertawa riang di rerumputan lapangan depan gedung tersebut
"oii, naik!" teriak seseorang dari depan warung kearahku, dia sudah mengenakan jaket kulit dan helm untuk seorang pembalap dikepalanya, dia duduk dengan gagahnya diatas ninja berwarna hitam yang ditambahi sedikit warna merah dibeberapa bagian
"pangeran dengan kuda putih sudah menjemputku" ucapku dalam hati yang membuat semburat rona merah dipipiku dan lengkungan senyum kecil dibibirku.
kulihat minumanku yang belum sempat tersentuhku, kuambil dan ingin kuminum sedikit untuk menghargai ibu sipemilik warung namun segera kuletakkan kembali dan langsung menghampirinya dengan tergesa-gesa karna bilal yang meng-gas motornya dengan kencang seakan ingin meninggalkanku
"lambai lo emang, lelet" desisnya padaku
"so-sorry" ucapku terbata, sambil berusaha naik ke boncengannya, sangat sulit dikarenakan tubuhku yang tidak terlalu tinggi dan badanku yang sedikit gemuk dan dengan usaha yang keras karna tidak ingin membuatnya marah aku akhirnya naik dan terdengar suara
"kreayykkkss" dengan gurihnya, sesuatu terkoyak pikirku, namun tak kuhiraukan karena bilal yang langsung memajukan motornya dengan tiba-tiba yang membuatku hampir terjungkal kebelakang apabila aku tidak langsung memeluknya dari belakang.
"huffft" hampir saja, pikirku
aku hanya diam membeku diboncengannya sambil memegang kedua sisi jaketnya, berusaha menyeimbangkan badan agar tegak dan tidak menyentuh punggung bilal karna kursi boncengan yang tidak rata yang menurun kedepan.
"trimakasih Tuhan, akhirnya aku berada di boncengannya, trimakasih telah mengabulkan salah satu doa indahku untuk dapat duduk di boncengan motor miliknya, aku tidak melupakan hari ini, 09 februari 2009 pukul 15.36" tak lupa aku berdoa walau dalam keadaan indah ini.

**********
ini tulisan pertamaku di wattpad heheh, kutunggu respon dan saran beserta ktitik dati readers sekalian untuk menulis chapter 2 "fool of love"
di chapter 2, akan ada adegan yang tak terduga, yang akan memancing gairah dan hormon kalian, wish me luck!

FOOL OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang