Officialy a Bitch

75 5 0
                                    

|Feril Pov|
Sudah seminggu aku menjadi anggota BITCHA, sudah seminggu pula aku tak bertemu bilal sama sekali, aku kehilangan arah dan tujuan ke sekolah selama seminggu, hubunganku dengan kedua sahabat baikku disekolah juga memburuk, aku lebih banyak diam memikirkan bilal, memikirkan apa yang terjadi padanya, pernah kucoba bertanya pada guru BK, mereka menjawab bilal diskors selama 10 hari, artinya hari jum'at ini bilal dapat bersekolah kembali, padahal waktu yang tersisa untuk menghadapi Ujian Nasional tinggal sebulan lagi.

Fika seorang perempuan yang benar-benar memegang teguh apa yang keluar dari mulutnya layaknya seorang lelaki sejati, senin lalu dia datang ke sekolah menjelaskan bahwasanya bilal tidak bersalah, namun sekolah tidak menerima langsung pernyataannya, sekolah tetap memanggil ibu bilal dan keputusan akhirnya bilal diskors selama 10 hari dan itu dapat mempengaruhi lulus/tidaknya bilal nanti dari sekolah ini. Setiap hari selama 7 hari ini aku menghubungi bilal, nomornya selalu tidak aktif.
Aku selalu menangis karena itu, ada keuntungan masuknya aku ke genk BITCHA, mereka memaksaku bercerita apa yang membuatku sedih dan murung, memang dasarnya aku orang yang terbuka, aku menceritakan pada mereka semua kejadian dihidupku mulai awal aku mencintai bilal, pada saat aku menyatakan perasaanku, perlakuan bilal, hingga kejadian malam itu, semua aku ceritakan pada mereka yang tak pernah kuceritakan pada kedua sahabatku di sekolah. Berada didekat BITCHA aku lebih bebas untuk mengungkapkan perasaanku, sedikit demi sedikit aku nyaman berada bersama mereka.

BITCHA tidak memperdulikan aku yang sangat miskin apabila dibandingkan dengan mereka, mereka selalu membiayaiku apabila pergi berbelanja, nonton, bermain dan nongkrong di cafe murah sampai elit mereka yang menanggungku, bukannya aku memanfaatkan mereka, aku selalu menolak saat mereka mengajakku pergi, tapi mereka akan langsung datang menjemputku baik aku sedang berada di sekolah ataupun dirumah, pakaianku menjadi lebih baik dan bagus, pernah kak dita mempertanyakannya dan aku jujur menceritakan pertemananku dengan BITCHA
"Jangan terjerumus terlalu jauh mang, ingat janjimu sama kakak kalau kau bakal jadi orang yang sukses, cuman itu yang bisa kakak bilang ke kamu" hanya itu reaksi kak dita setelah mendengarkan ceritaku.
Hatiku teriris mendengarnya, kak dita tidak ingin memarahiku karna dia tahu aku tipe orang yang apabila dimarah maka aku akan melawan, menentang dan malah melakukan sesuatu yang lebih jauh lagi, kak dita takut aku malah semakin jauh dan memiliki jarak padanya, dia cukup senang aku mau jujur dan terbuka padanya. Aku memeluknya erat sambil menangis saat itu, aku berjanji dihatiku walau kondisiku seperti ini aku pasti akan sukses dan membahagiakannya. I PROMISE!

"Halo" sapaku, Incess menelepon.
"hai fairy, sweety caty manjaku. kita uda didepan rumah lo, keluar sekarang! tuuuut tuuutttt" serangnya cepat.
Ini hari minggu dan sudah sore, puffttt apa yang mereka inginkan, pikirku.

"Hai.. hai. haiiii" teriak mereka bertiga riang saat aku membuka pintu rumahku, fika langsung menarikku kedalam mobil, incess berjingkat manja dengan heels pinknya, oh my God, ini akan menjadi bahan pembicaraan tetanggaku. Luna dengan sigapnya mengunci pintu rumahku dan meletakkan kunci dibawah keset kaki yang ada didepan pintu, agar kak dita dapat masuk ke dalam rumah karna mereka tau dia masih bekerja sekarang. Jangan heran, kelakuan mereka memang sebebas itu padaku.

"Mau kemana lagi? aku gak mau ikut ah" ucapku memelas sambil mencoba membuka pintu mobil incess, mobil juke putih miliknya membuatku iri.
"eitttssss, kita mau party malam ini baby fairyyyykuhhh, ada dj kece di bar Naughty" balas fika sambil menjambak rambutku, menghentikanku yang ingin keluar mobil.
"Gak mau ah, nanti kak fika marah. lagian pakaianku begini, aku gak mauuuu" aku meronta melepaskan tangan fika dari rambutku.
Bagaimana mungkin mereka mengajakku ke bar dengan pakaian seperti ini, aku melihat incess dengan hot pans(?) koyak-koyak dibagian pantat dan mengekspos bongkahan kulit putihnya, disertai tanktop kendor putih yang sesekali menampilkan putingnya saat dia bergerak, juga kalung hitam ketat mengelilingi leher jenjangnya, jangan lupakan heels pink yang kusebut tadi, what a bitchy.
Kulihat luna tak kalah, dia memakai kaos oblong hitam yang terlihat kebesaran ditubuhnya, oh what? dia tidak memakai celana, hanya celana dalam persegi bertuliskan calvin klein, baju itu dibuat layaknya dress, boots dengan tinggi 10cm menghiasi kakinya, oh bando berbentuk telinga kelinci berwarna pink tertempel dikepalanya, bawa aku pergi keluar dari sini, teriakku dalam hati.
And look fika, she's always stunning and gorgeous, dia memakai mini dress berkilauan bermanik hitam tali satu, high heels tinggi hitam dan kaus kaki panjang hingga lutut berwarna pink. Dia terlihat seperti artis.
dan aku? dengan boxer dan kaos kumal untuk tidur -_- oh sendal swallow menghiasi kakiku.

"helllawwww, maksud lo kita bakal bawa lo party dengan tampilan seperti ini? BIG NOOWWWW!" balas incess berlebihan sambil memegang setir mobilnya.
"you're gonnna get a make over total look, and then you're officialy a LIL BITCH, ummuaaachh" fika angkat suara dan mencium pipiku
"uwhhh" balasku sambil menghapus bekas lipstik fika yang mungkin menempel disana.
"and i am your stylish beybihhh" sambung luna dengan i-pad ditangannya.

Mobil incess berhenti di halaman luas entah rumah siapa aku tak tahu, rumah ini tak kalah mewah dari rumah bilal yang pernah kudeskripsikan, rumah mewah bergaya modern.
"Welcome home, dear" teriak luna manja
Mataku menelusuri rumah ini, tak jarang aku menelan ludah dengan isi rumah ini, hingga incess memukul kepalaku,
"Norak lo, we bitch gaboleh norak! gaboleh tampak norak! you understand?"sambungnya
Aku hanya melihat kesal kearahnya, sambil memutar bola mataku.

Kami sekarang sudah berada dikamar luna, kasur empuknya yang lebar menampung pantatku untuk duduk, aku membuka handphoneku dan mencoba menelpon bilal, hati dan perasaanku tak pernah tak mengingat bilal dalam kondisi apapun. Ahhh aku sangat mencintainya, aku tak begitu memperdulikan mereka bertiga yang sibuk mondar-mandir entah sedang berbuat apa, air mataku jatuh pelan, aku sangat rindu bilal.

"brakkk" baju-baju menerpa wajahku, aku terkejut
"nih cobain, nangis mulu kayak anak perawan" luna memandangku kesal.

Setelah hampir 1 jam sibuk dan berkali-kali berkelahi dengan luna, akhirnya dia menyudahi acara make over dengan wajah yang kurang puas sambil berkata
"Untuk bitch pemula, i think this is enough"
"Jangan salahkan gue kalau lo gak dapat batangan disana!" sambungnya kesal.
Aku hanya mendelik tak memperdulikannya dan merengut, aku tak suka semua ini, aku lebih suka tampilan kalem dan casual.
"Not bitchy enough, untungnya tubuh dan wajah lo cukup menyempurnakan, kalau gak gue depak juga lo ke closet biar ngumpul ama tai, reunian" ejek incess
Fika tertawa dan memelukku, aku sangat suka dipeluk seperti ini, aku merasa disayangi dan berharga. SEANDAINYA BILAL YANG MEMELUKKU! huhuhu

"Uda cakep kok, tinggal tambah ini!" katanya, kemudian memoleskan lipstik merah darah kebibirku.
"I love my lil bitch" katanya lagi sambil memelukku erat, payudaranya menyentuk dadaku.
Incess dan luna berhamburan ikut memelukku kencang, WHAT A BITCHA.
Aku melihat ke kaca sekali lagi, aku tidak percaya diri dengan tampilanku sekarang, aku memakai sneakers pink dengan tali hitam yang dililit mengelilingi sampai lututku, hot pans putih yang membuat pantatku mengetat, pahaku terekspos sempurna, dan kaos pink bertuliskan "BAD BITCH" di dada.
Luna menambahkan topi hitam bertaburkan bunga pink yang banyak, dan aku berharap menghilang saja dari bumi ini.

***
Thanks gays for reading, don't forget to vote and comment ya, support me.
I love you gays!

FOOL OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang