Seorang pemuda tengah berlari kencang di kegelapan malam itu. Napasnya terengah-engah dengan keringat membasahi tubuhnya. Sesekali ia memperhatikan ke arah belakang, berharap orang-orang yang mengejarnya tidak terlihat. Tapi harapan pemuda itu sia-sia karena orang-orang yang mengejarnya masih terlihat mengejar jauh di belakang.
Di balik pohon besar yang ada di belakang sebuah rumah kosong, pemuda itu bersembunyi.
"Jangan sampai mereka menemukan aku, Tuhan. Tolong bawa mereka pergi dari sini!" Doa pemuda itu dalam hati. Kedua tangannya bertautan di depan dada. Ia memejamkan kedua matanya rapat-rapat.
"Dimana bocah sial itu? Pastikan kalian menemukannya! Jika kita tidak membawanya hari ini, nyawa kita yang menjadi taruhannya."
Pemuda itu benar-benar merasa ketakutan saat mendengar ucapan itu tak jauh dari tempatnya bersembunyi. Jika ia tertangkap, ada kemungkinan ia akan disiksa sampai mati oleh orang-orang itu. Ia tidak mau itu.
Entah berapa lama ia bersembunyi di tempat itu, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda dari orang-orang yang mengejarnya tadi.
Namanya Jeon Jungkook, usianya 21 tahun. Ia segera keluar dari tempatnya bersembunyi. Diperhatikannya sekeliling untuk berjaga-jaga jika ada yang kembali, tapi sepertinya sudah aman. Ia menghela napas. Tapi saat ia kembali ke jalanan beraspal, ia terkejut karena melihat orang-orang yang selalu mengejarnya itu terkapar di jalanan. Bahkan beberapa di antaranya ada yang pingsan.
"Ke-kenapa mereka..."
Tiba-tiba ada dua orang berdiri di hadapan Jungkook. Pemuda itu seketika hendak lari, tapi dia orangnya yang ada di hadapannya langsung memeganginya.
"Apa yang mau kalian lakukan? Lepas! Aku tidak mau pergi!" jeritnya sambil memberontak. Dua orang itu membawa Jungkook tanpa bersuara sampai berada di depan rumahnya.
Ada sebuah mobil mewah terparkir di sana. Dua orang yang tadi membawa Jungkook segera melepaskan tangan mereka dari pemuda itu lalu membungkukkan tubuhnya pada seseorang yang turun dari mobil.
"Hoejangnim..."
Jungkook terpaku di tempatnya berdiri kala melihat sosok yang baru saja turun itu. Wajahnya benar-benar rupawan. Ia pernah bertemu dengan orang itu selama beberapa kali belum lama ini.
"Mulai sekarang kau harus ikut denganku. Kita tinggalkan tempat ini." Ucap orang itu dengan tatapan dinginnya.
Tiba-tiba ada orang yang melempar barang-barangnya dari dalam rumah. Jungkook terkejut dan panik melihat hal itu.
"Ikutlah dengannya! Aku tidak sudi melihatmu lagi. Kau anak tidak berguna. Pergi kau dari sini! Dia sudah membayarku dengan sangat mahal untuk orang tak berguna sepertimu." Ucapan Jeon Gyeongwan membuat pemuda tampan itu mengepalkan kedua tangannya.
"Abeoji... A-abeoji menjualku?"
"Tentu saja. Uang darinya bisa melunasi hutang-hutangku. Dan saat ini masih tersisa sangat banyak. Akhirnya keberadaanmu bisa berguna juga buatku, anak bodoh. Jika tahu hargamu sangat mahal, aku sudah menjualmu sejak dulu."
Jungkook tak bisa berkata-kata. Hanya air mata yang menetes dalam luka.
"Kajja!" Ajak orang tampan itu sambil menyentuh punggungnya. Akhirnya Jungkook mengikutinya tanpa mengatakan apa-apa. Ia juga tidak membawa apapun.
Sebelum masuk dalam mobil, pemuda tampan itu berbicara dengan salah satu orang yang ada di dekatnya. Orang itu mengangguk-angguk lalu membungkukkan tubuhnya.
"Masuklah!" Ucapnya. Jungkook segera masuk mobil dan duduk di samping orang tampan itu.
"Kembali ke mansion."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Savior
Fanfiction~~o0o~~ Tokoh protagonis dalam cerita ini adalah JINKOOK, Xiao Zhan, Wang Yībó, Yoongi dan Taehyun. Yang menjadi Villain adalah Hoseok, Jimin, Namjoon dan Taehyung. _____________________________________________________ Jungkook dan Seokjin adalah du...