"Rissa!"
"Thea!" Wanita itu berlari menghampiri sang sahabat yang sangat ia rindukan.
"Kemana saja?" Tanyanya sembari memeluk sahabatnya itu.
"Aku belajar di Spanyol. Apa kabarmu" sahut wanita tinggi itu sembari menuntun sahabatnya untuk duduk di kursi yang sudah ia reservasi.
"Aku baik, sekarang kau kembali, karena?"
"Aku berkuliah di Oxford, kau juga kan"
"Hm! Benar! Historical major kamu?"
Wanita berparas cantik dan berambut panjang, tebal, dan bewarna hitam legam itu tersenyum.
"Aku juga, pesanlah makanan"
"Thea, kau mau makan apa?"
"Salad dan jus sayuran"
"Pantas saja tubuhmu kulitmu dan wajahmu cerah"
Thea hanya tersenyum dan membenarkan rambutnya. Mereka menyantap makanan mereka, sesekali di selingi gurauan dan bertukar pikiran.
"Jadi, apa kau sudah menentukan dimana cerita analisis sejarahmu akan kau mulai Thea?"
"Hm.. sudah, aku akan mulai dari Transylvania"
"Aku juga, bagaimana jika kita pergi bersama?"
"Boleh, aku akan pergi esok, dini hari"
"Bagaimana jika aku menginap. Di rumahmu"
Thea kembali tersenyum.
"Ada ayahku, apa bukan masalah?"
Rissa mengangguk penuh semangat. Jujur saja, Rissa sangat mengagumi ketampanan tuan Hades. Usianya memasuki kepala 6 namun tetap awet muda. Ayah Thea masih sangat tampan. Tidak seperti bapak bapak yang memiliki perut buncit dan kulit yang sudah berkeriput. Ayah Thea memiliki perawakan bak masih berusia 30an dengan tubuh tegap yang gagah walau rambutnya sudah mulai abu abu. Selesai makan, mereka di jemput oleh supir Thea dan langsung menuju ke kediaman keluarga Hades. Tampak beberapa bendera kerajaan, para penjaga, dan juga ada dua macan kumbang hitam yang berjaga di depan jalan menuju kastil milik Hades.
"Buat dirimu nyaman."
Thea beranjak turun, menggandeng Rissa dan langsung di sambut oleh sang pengawal pribadi. Buttler segera mengajak Rissa untuk masuk ke kamar dan melakukan perawatan, karena jujur saja Rissa nampak tak karuan di mata para buttler dan maid.
"Father"
"Selamat datang putri kecilku. Kau membawa teman?"
"Rissa, kau ingat?"
Tuan Hades mengangguk dan segera meminta pelayan untuk menyiapkan makan malam, makanan yag Rissa dan Thea sukai tentunya. Ikan bakar dan juga banyak racikan lain yang mengandung bawang putih. Kalian tahukan bawang itu memiliki kemampuan untuk membuat aroma makanan lebih sedap.
"Tetap akan mengunjungi kakekmu?"
"Vlad Dé Tépes?, tentu"
Mereka makan dengan Rissa yang menikmati makanan dengan lahapnya.
"Kapan berangkat?"
"Dinihari father. Beberapa jam lagi"
"Hati hati"
Malamnya Thea bersiap. Ia membawa semua barang yang ia perlukan untuk bertemu dengan Vlad Tepes kakeknya.
"Ayo"
Mereka berangkat menggunakan pesawat ke daerah Transylvania. Selama di perjalanan, Rissa menanyakan banyak hal kepada Thea. Terutama tentang kemana saja dia selama ini.
"Bersekolah di Spanyol bukan alasan yang logis rupanya, lalu kau ingin aku menjawab apa?. Ah, bagaimana hubunganmu dan Alastor"
Rissa terdiam. Alastor adalah nama kekasih Thea. Apesnya Thea sudah mengetahui hubungan mereka.
"A-apa?"
"Ris, tak usah berbohong. Aku tahu semuanya. Dia pasti menyenangkan untukmu"
Mereka sampai di sebuah kastil tua yang menyeramkan. Thea tersenyum hangat.
"Di ujung jalan ada rumah seorang nenek tua bernama Alea. Aku yakin dia adalah nenekmu kan?" Rissa menangguk
"Menginaplah di sana. Ini. Bekalmu dalam menjelajah"
Thea memberikan buku dengan sampul naga bewarna merah dan berlalu masuk ke dalam kastil gelap itu dengan langkah riang.
Sedangkan Rissa berjalan dengan langkah berat ia merasa bersalah. Jujur saja sudah lama ia menyukai Alastor. Bahkan Rissa merasa dia dululah yang kenal Alastor dibanding Thea. Rissa masuk ke dalam rumah itu dan bertemu dengan Alea. Ia di beri jamuan dan di berikan beberapa catatan misterius. Rissa merasa bingung dan juga bimbang karena pada catatan itu terasa sangat mistis dan menyeramkan. Juga ada satu kalimat yang jelas Rissa tahu 'Membunuh sahabatmu maka imbalannya keabadian dan kekayaan'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Palace of Jang
FanfictionBagaimana, jika sahabat masa lalumu yang telah tiada, turut bertumbuh di dimensi lain. Membuatmu tak sadar dengan siapa kau berbincang bincang. Delythena Jang, seorang gadis bangsawan cantik jelita yang berteman baik dengan Carissa Kanaya perencana...