Bab 14 // Maaf

176 36 26
                                    

Pak Sofian memasuki keruangan murid kelas XI. Tampak banyak yang saling diantara mereka saling diam, tidak ada yang berbicara.

Pak Sofian, kali ini tidak lihat Agnes. Apakah Agnes Tidak masuk sekolah?
Ataukah ia sedang cuti bersama pak Reza.

Pak Sofian mengacuhkan tangannya , ia bertanya kepada semua siswa tapi diantara mereka tidak mengetahui nya.

" Apakah kalian, melihat Agnesia Anella" ujar pak Sofian, ia sempat bertanya kepada  seluruh siswa-siswi tapi di antara mereka tidak saling mengetahui.

" Emang , bapak tiap hari kenapa tanyakin agnes mulu, apa sih spesial nya Agnes bagi bapak" ucap Kenzo yang duduk sebelah bunga .

" Ada sesuatu yang penting? " Kalian semua kerjakan halaman bab selanjutnya ya, bapak ingin keluar sebentar " ujar pak Sofian, ia bercakap baik tidak seperti biasanya ia yang suka keributan, dan Suka memarahi muridnya.

" Baik pak"

Pak Sofian pergi sebentar, ia akan mencari di mana Agnes berada .

" Ada yang nampak curiga Tidak, kenapa selalu guru  memuliakan hanya pada Agnes ya, gua heran nanti Agnes pake pelet susuk lagi" ucap teman nya , ia duduk di belakang bangku Agnes.

" Hust,, kalian bicara apa sih?" Jangan percaya zaman yang seperti itu, nanti tau nya kita syirik" .

" Ah, betul tuh. Udah ah,kerjain aja tugas pak Sofian. Jangan cerita ini di depan Agnes ya, Soalnya Agnes itu tidak suka bagi yang seperti kita" imbuh satria .

Radit menggap nya hanya sebuah dongeng belaka, ia juga kapok atas dirinya sendiri. Ia juga kewalahan menghadapi tingkah Agnes, yang tidak mau menjadi pacar nya.

Meskipun pak Sofian juga Tidak ada di tempat, maka beraksi Radit, Tino juga Dika untuk nongkrong di warung milik Bu Ifah. Mereka sudah sangat lapar,dan ingin makan di sana, masakan Bu Ifah terkenal enak, dengan bumbu rempah pilihan nya.

"Warung yok bos, perutku sangat lapar."

" Enak aja loh, bentar lagi itu istirahat, enak saja . Entar kita di palakin pak Reza, kamu mau" jawab Tino, ia juga tidak ingin mendapatkan teguran dari pak Reza jika dirinya untuk belajar sangat susah.

" Loh takut sama pak Reza itu, kalau takut biar besok gua bilang kan. Loh takut sama manusia, Cemen takut itu sama bos Radit dong" telusuk dika, ia yang mengkompori supaya Tino mau di ajak kerjasama.

Pergelangan Radit di pegang oleh bunga, cewek kecentilan yang suka kepada guru-guru. Dan menebar pesona kecantikan nya.

" Loh , lepasin ga?" Kalau loh ga lepasin gua ludahin, mau ga loh " ucap Radit, ia justru sangat tidak senang , jika bunga yang selalu menggangu kenyamanan.

" Ludahin aja kalau bisa, pantesan jorok. Punya akal tidak di pake" .

" Apa maksud loh, hah?" Loh tau nya suka caper kan. Ngaku loh, sok cantik lagi, terus sok tahu masalah orang lain" tutur Radit, ia rasanya jenuh melihat wajah bunga yang memelas merasa di kasihani.

Tiba-tiba saja, Agnes masuk, tanpa di ketahui, jika bunga segera menghampiri Agnes yang tiba saja masuk keruangan kelas.

Dan para semua siswa-siswi nampak begitu perhatian, dan menghujati dengan kalimat romantis.

Guruku Adalah Suamiku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang