Disclaimer: Naruto and all Charas belong to Masashi Kishimoto.This story is mine.
***
Kening Hinata berkerut saat kedua tatapan matanya membaca pesan yang masuk mengomentari salah satu status yang baru saja ia bagikan.
"Wah, kemarin Sasuke juga bawa aku ke sana setelah kerja."
Hinata menarik napasnya, menenangkan hatinya yang bergemuruh ramai setelah membaca pesan tersebut
Jari-jemarinya menari di atas handphone, mencari sebuah stiker berbentuk jempol sebagai balasan untuk komentar tersebut.
Mengabaikan pesan balasan yang kembali diberikan wanita itu, Hinata menekan tombol kembali dan keluar dari aplikasi tersebut.
***
Hinata merapihkan rambutnya di depan cermin sambil menatap pantulan wajahnya yang terlihat tidak bersemangat dari pantulan bayangan benda tersebut.
Ia menarik napasnya sam mengehembuskan perlahan untuk menangkan jantungnya berdetak tak karuan saat ini.
"Kak Hin, Abang Sasuke ada di bawa tuh," suara cempreng Hanabi terdengar.
Remaja dengan rambut cokelat itu melongokkan kepalanya dari pintu kamar Hinata.
Ia kemudian melangkah masuk ke dalam mendekat ke arah Hinata yang melirik padanya dari pantulan cermin.
"Kenapa sih mukanya kusut gitu? Lagi berantem?" Hanabi menjatuhkan pantatnya di atas kasur dan menatap pantulan bayangan Hinata.
Hinata menggelengkan kepalanya, ia kemudian membalikan tubuhnya dan menatap Hanabi secara langsung.
"Emang kelihatannya sekusut itu ya?" Tanya Hinata.
Hanabi menganggukkan kepalanya, "Kelihatannya sih lagi banyak pikiran gitu," balasnya sambil mengangkat tubuhnya dari kasur Hinata kemudian berjalan keluar kamarnya.
Hinata mengikuti dari belakang, "begitu deh, mikirin kerjaan dan banyak hal lainnya," ujar Hinata sambil menutup pintu kamarnya.
Hanabi yang masih berdiri di dekat Hinata menatap kakaknya dengan begitu fokus.
Ia mengangguk-anggukkan kepalanya, "Banyak hal lainnya tuh tentang Abang Sasuke ya?"
Hinata terdiam. Tatapan kakak adik itu saking bertubrukan.
Keduanya terlalu serius sampai tidak menyadari langkah kaka seseorang yang terdengar menaiki tangga dan mendekat ke tempat mereka saat ini berdiri.
"Kalian berdua ngapain malah diam-diam di situ? Sasuke udah nunggu dari tadi tuh Hin." Suara berat lelaki yang lebih tua dari kedua wanita tersebut memotong suasana hening yang sempat tercipta di antara mereka.
Hinata terkejut, ia baru akan mengikuti langkah kakak laki-lakinya yang baru turun namun terhenti karena Hanabi memotong jalannya terlebih dahulu.
"Seperti yang selalu Kak Hin bilang, kunci hubungan itu di komunikasi. Apapun itu masalahnya, coba bicarakan dulu dengan Bang Sasuke. Oke." Hanabi tersenyum.
.
Hinata ikut membalas senyumnya meski hatinya sendiri merasa begitu berat.***
Hinata sedari tadi terus menimbang untuk menanyakan hal itu pada Sasuke namun selalu ia urungkan.
"Sayang, kamu mau ngomong sesuatu ya?" Sasuke melirik Hinata sebelum kembal fokus pada mobil yang sedang ia kendalikan.
Mereka baru saja menyelesaikan makan malam romantis di salah satu tempat makan mewah di daerah itu.