Hujan di Tepi Lautan

0 0 0
                                    

Anak-anak manusia yang bahagia, samakah bahagianya kalian ketika bermain saat badai di Pantai dengan bermain saat cerah?

Mengapa ombak tak menghapus jejak ini? Saya tidak ingin ada disini, saya tidak pernah menginginkan ini.

Anak-anak manusia itu bermain PS, Game PC, mereka juga membaca novel, mempelajari bahasa asing, membaca filsafat, dan mengikuti kegiatan pramuka. Kemudian Anak-anak manusia itu mempunyai bakat bermain bola, bermain basket, biola, piano, gitar, dan menggambar.

Dibandingkan dengan saya, sejauh ini tidak bisa apa-apa. Ibuku mengurungku di rumah, dan mengatakan lebih baik untuk mengerjakan pekerjaannya, lebih mulia membantu orang tua.

Hingga saat ini, saya sangat membenci ibu yang bekerja sebagai Notaris. Ibu yang menjadikan saya pegawainya diusia 13 tahun hingga sekarang ini.

Saya yang tidak punya teman sama sekali, iya sama sekali, tak seorangpun. Saya juga tidak memiliki bakat apapun.

Setiap saat, saya termenung. "Apakah tuhan sesibuk itu, sampai tidak melihat dan mendengarkan rintihanku?"

*Nama orang, nama tempat, dan waktu kejadian hanyalah fiksi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAUTAN TANPA HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang