Langit temaram dihiasi rintik air yang mengguyur jalanan kota dengan lembut, menciptakan aroma khas tersendiri. Disaat orang orang disekitarnya berlarian menghindari bagaimana tetesan bening yang dengan cepat membasahi pakaian mereka, berbanding balik dengan Kalea, gadis dengan hoodie kebesaran juga celana di atas lutut. Kalea masih diam di tempat, dengan harapan seseorang yang sedang dia tunggu datang dengan segera.
Tring.. tring..
" Halo? " Sapa Kalea dengan nada lembut.
" Pulang Kal, mau lo nunggu sampe besok juga Sean nggak bakal dateng "
Tut..
Seharusnya Kalea tidak mengangkat panggilan dari temannya tadi. Tanpa diberi tahu juga Kalea tau. Akhirnya Kalea bangkit dari duduknya dan berjalan menerpa rintik hujan yang semakin deras di bawah langit semu, meninggalkan sisa waktu yang terbuang sia sia untuk menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Rain
RomanceKamu abadi dalam aksara, sastra, dan prosaku. Menjadi tokoh utama yang tak akan tergantikan oleh siapapun meski hanya sebuah fatamorgana yang amerta - diksi dengan segala keindahannha " Gue pikir lo itu hujan. Yang selalu jatuh tanpa niatan ngeluh k...