𐙚 - '02

3 1 0
                                    

Arsean, kaki jenjang pria itu melangkah, menelisir setiap inci koridor sekolah sambil mencari sosok yang menjadi topik perbincangan di grup WhatsApp nya sedari malam.

' Btw, semalem gue liat si Kalea di halte pertigaan pas hujan hujan. Itu bukan karna lagi nungguin lo kan? '

Pesan itu terus saja terbayang di fikirannya. Arsean menghela nafas pendek dan berjalan lebih cepat pada hitungan persekian detik setelah membuang nafas.

Sementara itu, di suasana kantin -

" Pulang sekolah nanti ke taman komplek yu " kata Kalea dengan riangnya. Mavera, gadis yang menjadi lawan bicara Kalea hanya mengangguk karna fokus mengunyah makanan yang baru saja datang beberapa menit lalu.

" Habis istirahat pelajaran apa si? " Tanya Vera. Kalea terlihat berfikir sejenak lalu menatap Vera dengan wajah panik " tugas inggris udah belum? "

" Belum " jawab Vera santai, yang dihadiahi gebrakan kecil setelahnya. " Lah iya! Habis ini mapel inggris ya? " Tegas Vera.

" Gue udah tuh, salin aja sana "

" Peka banget sih " kata Vera. Dia meminta Kalea untuk pergi terlebih dahulu ke kelas sementara dia hendak mampir ke kelas temannya untuk mengambil barang yang Kalea juga tidak tau apa itu. Maka, disinilah Kalea sekarang. Berjalan di koridor sekolah sambil membuka aplikasi Instagram dan menonton reels apa saja yang lewat di berandanya.

" Serius dia bilang kaya gitu? " Kalea mendongak saat tanpa sengaja mendengar nada bicara dua orang di depannya yang terkesan dramatis. Niat hati ingin mengabaikan, tapi Kalea kembali terpaku saat mendengar kalimat berikutnya disebut.

" Ya ngga heran sih, dari look nya aja Kalea itu tipe cewe yang girly kan? Sementara Sean yang emang pada dasarnya cuek cuek menggoda. Jadi yaa.. gitu deh "

Jujur saja Kalea tidak kenal dengan dua gadis di ini. Tapi kenapa mereka terang terangan sekali membicarakan Kalea dan juga Sean?. Sambil terus berjalan, Kalea masih berpura pura mengotak atik ponsel padahal telinganya tak pernah luput dari obrolan kecil didepannya.

" Gue emang ngga pernah liat mereka mesra mesraan di sekolah sih, cuma gue juga ngga ekspek ternyata Sean berani speak up ke temen temennya kalau dia cape sama kelakuan si Kalea Kalea itu "

Sudahlah, Kalea tidak sanggup mendengarkan pembicaraan itu lebih banyak lagi. Memilih untuk memutar balik arah sambil merenungkan apa yang sudah ia dengar. Kalea pikir, selama ini Kalea yang pantas bicara kalau dia lelah dengan kelakuan Sean yang berstatus sebagai pacarnya tapi bersikap layaknya teman biasa. Ternyata Sean punya pemikiran yang sama akan hal itu. Ya, Kalea akui kalau mungkin dia sedikit berlebihan jika sudah berhadapan dengan Arsean. Seperti, oh ayo lahh bukan kah semua gadis juga akan bersikap beda jika sudah bersama kekasihnya?

" Kalea "

Gadis itu berhenti saat tau di depannya sudah berdiri seorang pria yang hampir saja membuatnya menangis. Tidak, sebenarnya Kalea tidak minat untuk menangis. Tapi saat mendengar Sean memanggil namanya, Kalea kembali teringat setiap kata yang sempat dia dengar tadi. Maniknya kini sudah berkaca kaca tanpa berniat untuk menghapusnya karna terhalang rasa gengsi.

" Kenapa? " Bodoh. Setelah apa yang pria itu lakukan, dia masih bisa bertanya kenapa?. Melihat Kalea yang seperti enggan menjawab, Sean menarik lengan gadis itu ke tepi lapangan, tepatnya di gazebo. " Kal, bilang sama gue kalau tadi malem lo ngelakuin apa yang gue suruh "

Sean membuka pembicaraan dengan nada yang sedikit serius. Kalea menggeleng sambil memberanikan diri menghapus air matanya. Untung saja lapangan sekolah kali ini tidak terlalu ramai. " Kenapa? Kan udah gue bilang, kalau gue gabakal dateng "

" Maaf " Saat kata kata itu keluar dari mulut Kalea, tangisannya pun semakin menjadi dan mengeluarkan isakan kecil yang ia bungkam dengan cara menyatukan kedua buah bibirnya.

" Terus kenapa lo nangis? " Tanya Sean. Tidak, Kalea tidak suka saat saat seperti ini. Saat dimana Sean menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Bukannya menjawab, Kalea malah sibuk menghapus air matanya dengan seragam tanpa berhenti mengeluarkan isakan.

" Sean " panggil Kalea.

" Apa? "

" Kita udahin aja ya? " Arsean yang mendengar itu semakin menatap Kalea dengan dalam. " Kalau emang lo ngga suka sama gue, bilangnya ke gue. Jangan ke temen temen lo "

" Lo ngomong apa si? " Tanya Sean yang sedikit kebingungan dengan arah pembicaraan Kalea. " Maaf, mungkin emang salah gue karna kemarin ngga ada usaha buat nyamperin lo dan mastiin kalau lo bener bener pulang atau sekedar ngehargain lo yang udah cape cape dateng kesana. Maaf juga karna udah bikin lo minta maaf ke gue sementara pihak yang harusnya minta maaf itu gue, bukan lo "

" Bukan itu topik utamanya "

" Terus apa? Lo berfikiran kalau gue ngga suka sama lo cuma karna kemarin gue ngga dateng? "

" Berisik " bukan, bukan Kalea yang berbicara. Mavera, gadis yang entah sejak kapan datang dan menarik lengan Kalea menjauh dari Sean. " Lo. Diem. " Ujar Mavera yang melihat Sean hendak mendekati Kalea. Dengan cepat, Mavera pergi meninggalkan Sean yang masih kebingungan. Sebenarnya dimana letak kesalahan nya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang