prolog

26 2 0
                                    

Ini adalah hal yang benar-benar terjadi pada dinasti Akash. Dinasti yang berakhir karena raja terakhir, Jairaj Hastin memilih untuk tidak memiliki pasangan dan berfokus kepada kerajaan-nya. Tentang dinasti yang memiliki kutukan bernama Tri supata. Semuanya berawal di abad ke-2, lebih tepatnya pada tahun 110M. Raja Acharya mendirikan kerajaan ini ketika sandyakala. Kala itu, senja yang terlihat sangat indah dan membuatnya terpikirkan untuk memberi nama kerajaan-nya sebagai "kerajaan swastamita"

Swastamita sendiri berarti pemandangan senja yang indah. Semuanya berjalan baik-baik saja hingga pada suatu saat, sang ratu sulit untuk memiliki keturunan. Sang raja memutar otak dan memikirkan bagaimana caranya ia mendapatkan keturunan. Ia mencari tabib dan juga pastor untuk menanyakan mengapa istrinya sulit untuk memiliki keturunan. Setiap kali sang ratu mengandung, pasti saja ia selalu mengalami keguguran. Tetapi, jawaban dari keduanya bukanlah jawaban yang raja inginkan.

Lagi-lagi sang raja memutar otaknya dan terpikirkan olehnya untuk mengunjungi seorang ahli ilmu hitam yang 'katanya' sakti dan dapat mengabulkan segalanya. "Saya mohon mbah... saya butuh keturunan untuk melanjutkan kerajaan" pinta raja kepada dukun sakti itu. "Baiklah, saya paham. Tapi yang mulia harus memberikan saya tumbal" jawab dukun itu. Namanya mbah Raharjo, ahli ilmu hitam yang terkenal sakti dan dapat mengabulkan permintaan orang-orang yang membutuhkan. "Berapa tumbal yang mbah mau?" Tanya raja. Mbah Raharjo tertawa kecil lalu menyebutkan nominal tumbal yang ia butuhkan untuk upacara ini. "Baik mbah, saya akan lakukan itu"

Raja Acharya pergi dari rumah dukun itu dan langsung mencari tiga tumbal yang diminta oleh mbah Raharjo. Keesokan harinya, raja Acharya kembali lagi dengan tiga tumbal-nya. Hal itu membuat mbah Raharjo senang dan senantiasa mengabulkan keinginan raja untuk memiliki keturunan. "Ini, pakaikan ini di istrimu." Mbah Raharjo memberikan sebuah kalung perak dengan liontin pedang. Raja mengambilnya dan berterima kasih kepada mbah Raharjo karena senantiasa membantunya.

Beberapa hari kemudian, sang ratu hamil lagi. Seluruh kerajaan bersuka cita termasuk raja Acharya. Ia segera mengunjungi kediaman mbah Raharjo dan mengungkapkan perasaan senangnya. Tetapi, tutur kata dari mbah Raharjo membuat raja terkejut. Ia tidak tahu bahwa ia akan memiliki tiga keturunan kembar yang salah satunya harus ia korbankan di umurnya yang ketiga. "Mana bisa begitu dong?! Kenapa mbah gak bilang dari awal sama saya?!" Seru raja. "Toh dua putra juga sudah cukup, bukan?" Tanya mbah Raharjo.

Sang raja geram, ia menarik kerah baju mbah Raharjo dan berteriak seakan hilang kendali. "Ngga bisa! Saya gak akan mengorbankan putra atau putri yang tengah dikandung oleh ratu. TIDAK AKAN PERNAH!" Seru sang raja lalu melepaskan dukun itu. Mbah Raharjo tertawa lalu menatap raja Acharya dengan tatapan yang meremehkan. "Silahkan kau pertahankan anak itu, jikalau kau mampu melihat kerajaan ini hancur!" Katanya. Raja benar-benar geram. Ia langsung pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Sang raja sudah tidak pernah bertemu dengan dukun itu lagi setelah kejadian itu. 9 bulan kemudian, sang ratu akhirnya melahirkan 3 putra kembar. Seluruh kerajaan berbahagia menyambut kelahiran ketiganya. Bahkan sang raja hingga membuat pesta untuk merayakan hari bahagia ini. Semuanya berjalan baik-baik saja hingga ketika ketiga putra raja berumur tiga tahun. Haikal, Haidar dan Hanan tengah bermain di halamam istana. Hanya permainan 'hide and seek' biasa yang mengharuskan Haikal dan Haidar bersembunyi dari Hanan.

"Siap atau tidak, aku datang!" Seru Hanan lalu mulai mencari dua saudaranya. "Ikal? Idar?" Seru Hanan sambil terus mencari keduanya. Entah itu dibalik semak-semak atau dibalik tembok batu. "Ikal dimanaa? Ini udah mau hujan.." kini Hanan berlari dan mencari Haikal dan Haidar disetiap celah yang ia temui. "Ikal sama Idar gak asik main-nya... jangan ngumpet di dalem doong!!" Seru Hanan lagi dan mencoba masuk kedalam kastil. Namun, ada asap hitam yang mengelilinya. Terlihat sebuah mata dan mulut yang mencoba untuk berbicara dengan Hanan. "Halo, Hanan" sapa-nya.

Hanan menjerit ketakutan. Ia terjatuh dan mencoba menutupi pandangan-nya dengan tangan mungilnya. "Ha.. ha.. ha.. kau takut pada mama?" Tanya sosok itu. "Kamu bukan mama-nya Hanan! Mama-nya hanan cuma ratu Ayunika!" Seru Hanan. Sosok itu tertawa lagi dan mengitari Hanan. "Makhluk fana itu menjagamu dengan baik rupanya... sekarang, sudah waktunya kau ikut dengan mama, Hanan"

"TIDAK! TIDAK MAU!" Hanan berteriak sekencang-kencangnya hingga membuat sosok itu pergi. Ia menangis sejadi-jadinya. Haikal dan Haidar langsung menghampiri Hanan dan memeluknya erat. "Anan kenapa?" Tanya Haidar. Hanan mengatur nafasnya lalu menceritakan semuanya pada saudara terkasihnya. "Udah gapapa, kita disini" bisik Haikal yang mencoba menenangkan Hanan. Didalam peluknya, Haikal dapat merasakan anggukan kecil dari Hanan.

"Idar, ikal, anan, ayo masuk nak" panggil ratu. Tersenyum lalu mendekati anak-anak tercintanya. "MAMA!" seru Hanan lalu berlari memeluk sang ibunda. "Mama, anan takut... Ma.. Anan gak mau main petak umpet lagi.." tangis Hanan kembali pecah hingga sang ratu harus menggedong Hanan dan menenangkan putranya. "Sudah sudah, sekarang kita masuk ya, kalian bersih-bersih terus kita makan malam di ruang makan" jelas ratu. Mungkin mereka pikir terornya akan berhenti sampai sini, nyatanya tidak.

Raja Acharya adalah yang selanjutnya. Ia dimintai pertanggung jawaban dari sosok iblis yang membantunya memiliki keturunan. "Dimana janji mu, Acharya? Dimana putra iblis-ku? Kembalikan Hanan, Acharya" bayang-bayang itu terus menghantui raja hingga tiga malam berturut-turut. Hingga pada malam keempat, iblis itu mulai memporak porandakan kerajaan. Mulai dari petani yang gagal panen, nelayan yang mulai jarang mendapatkan ikan dan sebagainya. Raja kala itu sangat gundah dengan malapetaka yang menimpa kerajaan-nya. Ia mulai merundingkan hal ini kepada permaisurinya dan sepakat untuk menyerahkan Hanan kepada iblis itu. Ayunika, sang ratu tidak pernah bisa merelakan putranya hingga jatuh sakit dan meninggal dunia ketika Haikal dan Haidar menginjak usia 15 tahun.

Raja tidak ingin mengundur waktu lagi, ia mulai membuat peraturan hukum yang baru dan menetapkan Haikal sebagai penerus takhta dan Haidar sebagai kepala prajurit kerajaan. Tetapi tetap saja hal itu tidak bisa mengubah takdir bahwa Haidar bisa saja menjadi raja jika Haikal tiada. Beberapa tahun setelah ditetapkan-nya hukum untuk tidak melahirkan keturunan lebih dari dua oleh istri yang sama, Haikal dikaruniai oleh 2 putri dari istrinya dan Haidar yang dikaruniai 1 putri dari pernikahan-nya yang pertama dan 2 putra kembar dari istri keduanya.

Semuanya berjalan baik-baik saja hingga kepemimpinan raja Sailendra, putra pertama pangeran Haidar. Permaisurinya melahirkan dua putra kembar setelah ia memiliki seorang putra sebelumnya. Ia berusaha menutupi kelahiran Ishara Harshil dan hanya mempublikasi kelahiran Birendra Caraka.

Semuanya berawal dari sini. Tentang kutukan yang dilanggar, hukuman, dan juga penyesalan yang dalam.

Tidak akan ada yang bisa melawan takdir dan tri supata. Tidak akan yang bisa selamat dari keduanya. Lari adalah keputusan seorang pengecut.

Semua ini adalah awal, juga akhir dari kesengsaraan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

memoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang