Enam

3K 198 7
                                    

~Typo bertebaran~
.
.
.

Kaki jenjang yang kurus itu melangkah tanpa alas di atas hamparan rumput hijau. Rumput yang subur dan indah. Orang yang menapaki di atas rumput tanpa alas ini pun terdiam cukup lama, ia seakan-akan sedang menikmati kelembutan dari rumput yang mengenai telapak kakinya. Tubuhnya limbung, ia terduduk dengan tangan menopang di depannya.

"Ini... disini..." gumamnya yang kemudian tangan lentik itu tergerak mencabuti rumput-rumput yang ada di depannya. Begitu rumput-rumput itu tercabut, dia menggali tanah dengan tangan kosong, membiarkan tangannya kotor dengan kuku yang terpenuhi kotoran dari tanah.

Senyuman diwajahnya mengembang kala melihat sebuah kotak hitam terkubur di tanah yang ia gali. Ia menggali lebih cepat lagi, mengambil kotak yang terkubur di sana. Kotak hitam itu kini sudah berada di tangannya. Matanya berbinar saat melihat kotak hitam yang ia cari-cari kini berada di genggamannya.

"Hahaha, sebentar lagi aku akan berkuasa..." gumamnya dengan senyuman yang mengerikan.

Jemari lentik itu membuka kotak hitam misteri yang tertanam di taman indah ini. Perlahan-lahan ia memasukkan kata sandi yang ia ketahui. 4 digit angka 8-6-6-1.

Klik

Kotak itu terbuka. Debaran kebahagiaan tak bisa ia sembunyikan. Dengan antusias ia segera membuka kotak tersebut. Matanya yang semula berbinar kini terlihat kebingungan, tangannya mengambang di udara, debaran kebahagiaan itu seketika redup saat kotak hitam itu terbuka sepenuhnya, menampilkan benda yang tidak ia cari.

"Apa yang kamu cari Shane." suara seseorang menginterupsinya.

Shane membalikkan badannya. Ia lihat Kevan dengan balutan kemeja putih dan celana hitam polos, mata tajam itu menatapnya. Netranya menatap dalam netra sang dominan. Sekelebat ingatan muncul di kepalanya kala melihat netra Kevan. Tubuhnya mulai bergetar, dengan perlahan ia menjatuhkan pandangannya kembali ke arah isi kotak yang baru saja ia gali.

Damn!

"AAAAAA!!!" Shane berteriak histeris, ia melempar kotak tersebut hingga isinya tercecer di tanah.

Diam-diam Kevan tersenyum saat melihat raut ketakutan Shane. Tapi, itu tak bertahan lama karena Shane langsung bangkit dan mencengkram kerahnya.

"A-apa yang kau lakukan?!..." tanya Shane lirih. Matanya memerah dan berkaca-kaca. Ia berharap, pikiran negatif di kepalanya tak benar-benar terjadi. Ya, semoga saja ini hanya asumsinya.

Kevan mengangkat satu alisnya, "Hm, apa yang ku lakukan?" dia malah balik bertanya.

Shane mencoba menelan emosinya mentah-mentah. Jari telunjuknya yang bergetar itu menunjuk ke arah isi kotak yang ia lempar. Isi kotak itu berupa sebuah bola mata dengan warna obsidian.

"Apa yang kau lakukan?" ulang Shane.

Kevan tersenyum, ia menarik pinggang Shane yang kini sudah mengecil akibat perubahannya menjadi Omega. Ya, kemarin saat Shane terus meracau tentang dirinya hanya bisa berpasangan dengan Omega, Kevan yang notabenenya sudah berubah menjadi Enigma pun mengubah Shane sebagai Omega, maka dari itu kini fisik Shane sudah sepenuhnya berubah. Tubuh yang dulu memiliki perbandingan yang tidak jauh berbeda, kini terlihat lebih kecil dan rapuh, wajahnya yang tegas dan tampan kini terlihat lebih cantik dan imut. Perubahan Shane yang menjadi Omega ini ternyata tidak terlalu buruk, Kevan masih menyukai... tidak, dia masih mencintai Shane-nya.

"Lepaskan, bajingan! Apa yang kau lakukan! Dimana kau sembunyikan penelitianku!" Shane memberontak, ia memukuli dada bidang Kevan, berharap Kevan akan melepaskannya. Tetapi Shane, kau mungkin lupa jika jarak kekuatan mu dan Kevan saat ini sudah berbeda sangat jauh.

"Shane, kenapa kamu lebih memikirkan penelitian itu? Apakah kamu tidak penasaran tentang bola mata yang ada di dalam kotak?" tanya Kevan yang kemudian mencengkram satu tangan Shane dengan kuat.

Shane terdiam, tangannya bergerak liar agar bisa terlepas dari cengkraman Kevan. "Aku tidak peduli, sialan. Kembalikan penelitianku!" Shane berucap dengan tegas.

"Apa penelitian itu begitu berharga bagimu?" tanya Kevan yang dimana jawabannya sudah jelas ia ketahui.

"Tentu saja! Aku menghabiskan banyak waktu dan uang untuk ini! Maka dari itu, kembalikan Kevan!"

"Sebelumnya, aku ingin menanyakan satu hal padamu."

"Apa?" tanya Shane dengan jutek.

"Apa kamu tidak merasa curiga, mengapa Kevin mau menjadi investor di penelitianmu. Mengapa dia mau mengeluarkan uang yang sangat banyak hanya demi penelitian dengan hasil yang tidak jelas. Enigma, itu hanyalah cerita dongeng yang di buat oleh nenek moyang, namun kau ingin mengembalikan ras adijaya itu, Shane? Bukankah itu gila? Penelitian dengan peluang kegagalan 99,9% menurutmu, mengapa Kevin mau membantumu tanpa adanya kontrak?"

Shane terdiam mencerna perkataan Kevan. Dirinya pun bertanya-tanya mengapa Kevin mau membantunya dalam penelitian gila ini, penelitian egois hanya berlandaskan cerita dongeng yang entah nyata ataupun tidak. Tanpa adanya kontrak ataupun perjanjian yang sah. Dia bahkan rela mengorbankan adiknya sebagai objek penelitiannya, yang mana jika gagal kemunculan terbesarnya adalah kematian. Ini memang membingungkan. Tapi, disisi lain Shane memilih abai. Apapun tujuan Kevin, selama penelitiannya berhasil dan ambisinya tercapai, Shane tidak peduli.

"Hm, kau baru memikirkannya?" tanya Kevan sembari menarik dagu Shane ke atas.

Netra Shane tertuju pada wajah tegas milik Kevan, dengan ekspresi wajah yang cukup membuat Shane kesal. Shane memalingkan wajahnya kemudian.

"Apapun tujuan Kevin, selama dia tidak menggangguku, aku tetap akan diam," perkataan Shane ini membuat Kevan tersenyum.

"Bagaimana jika dia yang mengganggu rencanamu?" pertanyaan Kevan sukses menarik atensi Shane.

Shane terdiam sejenak, "berhenti mengatakan omong kosong Kev--"

"Dia yang membantuku," potong Kevan.

"Membantu? Apa yang dia lakukan untukmu?" mata Shane seketika mendelik tajam.

"Apa lagi," balas Kevan sembari menatap kearah kota sebelumnya.

Mata Shane pun turut mengikuti arah pandangan Kevan. Seketika itu emosinya benar-benar naik dengan cepat. Gunung aktif yang selama ini ia tahan agar tak erupsi pun akhirnya mengeluarkan lava. Letusannya semakin memburuk kala melihat sekelebat bayangan yang sangat ia kenal sedang memperhatikannya dengan ekspresi datarnya. Tatapannya jatuh pada tangannya yang memegang sebuah kotak yang sangat familiar di mata Shane.

"KEMBALIKAN PENELITIANKU, KEVIN SIALAN!"

Ah, penelitian yang sengaja ku sembunyikan di kandang lawan ternyata tak begitu aman, justru ini adalah kesalahan yang fatal...
Tidak, justru kesalahan fatalku adalah mempercayai orang yang selalu merahasiakan banyak hal dariku. Bodohnya aku memberikan kepercayaan padanya (Kevin) hanya karena dia adalah sponsor terbesar penelitian ku. Sungguh amat menjengkelkan saat mengetahui bahwa dia berkhianat.

Enigma Obsession [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang