"Semesta, gua ikhlas.
Tapi izinkan gua untuk memeluk mereka untuk pertama dan terakhir kalinya"- Hujan Excelo Argantara
***
18 November 2007,
Siang itu, di rumah sakit mentari-rumah sakit kandungan yang cukup terkenal di kota Bandung, terlihat seorang wanita yang tampaknya sedang gelisah. Ia berjalan mondar mandir di depan sebuah ruangan, berharap ruangan tersebut segera dibuka. Itu ruangan pesalinan.
Dia adalah Naraya Felisha- adek dari perempuan yang berada di ruang pesalinan, Ayara putri.
"Kak, kamu harus bertahan" gumam Naraya, ia sangat khawatir dengan kakaknya.
Krek!
Suara pintu terbuka, seorang dokter keluar dari ruangan. Naraya menoleh, menatap dokter penuh harap. Ia sangat berharap kakaknya baik baik saja.
"Dengan keluarga Ayara putri? " tanya Dokter.
Naraya mengangguk "Saya Dok! "
"Bagaimana dengan kakak Saya Dok? " tanya Naraya.
"Selamat, keponakan anda laki laki, tapi... " Dokter itu mengangtung kalimat nya.
"Tapi apa Dok? " Desak Naraya, firasat nya saat ini tidak enak.
"Tapi, maaf ibunya tidak selamat" kata Dokter begitu pelan.
Naraya yang mendengar itu, air matanya turun begitu saja. Hatinya begitu sesak. Sejam yang lalu ia mendapatkan kabar bahwa Kenzo- kakak iparnya mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju rumah sakit. Dan beberapa menit saat di bawa ke IGD ia meninggal. dan sekarang kakak perempuan nya menyusul.
Naraya menangis, ia memeluk anak dari kakaknya. Diluar sana tampak hujan, seakan akan semesta merasakan apa yang ia rasakan.
Di hari kelahiran anak dari kakaknya seharusnya ia bahagia, Namun semesta merebut semua kebahagiaan nya."Kak, kalian tenang aja. Aku janji bakal jaga anak kalian baik baik" Kata Naraya sambil menatap keluar jendela, memandangi langit. Setelah itu ia menatap keponakan nya yang sedang ia gendong.
"Hujan Excelo Argantara, itu namamu. Saya janji akan merawat mu demi kedua kakak saya" kata Naraya lirih. Ia memeluk keponakan nya itu yang ia beri nama Hujan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Rindunya
Teen Fiction"tugas kita hanya menjalani takdir Tuhan dengan ikhlas, Jangan pernah bertanya kenapa, karena Tuhan tahu yang terbaik untuk kita" -Hujan Excelo Argantara