Setelah kekalahan telak Jerman di Stalingrad dan dimulainya Operasi Bagration, Jerman terus mengalami kekalahan di front timur. Jerman yang tadinya melakukan offensive karena keadaan terpaksa berubah menjadi defensif. Mereka terus dipukul mundur hingga ke area pinggiran kota di timur Polandia.
Pagi hari yang berkabut di pinggiran Kota Wilno dimulai dengan suara bising dari kompi yang dipimpin oleh Kapten Friedrich Hartmann yang sedang membangun pertahanan sebagai persiapan membendung serangan tentara merah berikutnya. Parit-parit pertahanan digali, kantong-kantong pasir disusun bagaikan tembok yang kokoh, dan kawat-kawat berduri berjejer membentuk garis yang tidak sempurna.
Di belakang garis pertahanan Friedrich tidak berhentinya menunjuk-nunjuk secarik kertas bergambarkan lokasi kota Wilo. Friedrich sedang menebak-nebak dari manakah para tentara merah itu akan menyerang, di tengah perancangan taktik datanglah Letnan Walter Schneider yang sedang membawa dua gelas kopi. Ia memberi hormat kepada Friedrich dan langsung menyodorkannya kopi yang hangat itu kepadanya.
Dengan kedatangannya, Walter bermaksud untuk mendiskusikan tentang kurangnya jumlah kendaraan lapis baja yang berdampak pada melemahnya beberapa titik pertahanan yang sudah direncanakan di hari sebelumnya. Friedrich sudah memberitahu pasokan logistik yang dibutuhkan termasuk kendaraan lapis baja kepada markas pusat. Namun, sepertinya ada masalah di pengirimannya.
Karena hal tersebut Friedrich mengajak temannya dalam perancangan taktik yang sedang ia kerjakan dari tadi. Walter memberikan hormat kepada Friedrich, "Dengan senang hati herr hauptmann." Perancanganpun dimulai kembali namun kali ini dengan ocehan Walter terkait dengan peletakan kendaraan lapis baja yang menurutnya efektif.
Di tengah diskusi itu tiba-tiba terlihatlah seorang petugas radio dalam keadaan melotot dan penuh dengan keringat, Ia seperti orang yang habis dikejar anjing. "Herr Hauptmann, saya mendapatkan kabar bahwa-" Belum selesai berbicara terdengarlah suara ledakan dari luar. Tanpa adanya aba-aba tentara merah sudah mulai menembakan peluru artileri kearah posisi pertahanan Jerman.
Peluru-peluru itu seketika meluluhlantakkan pertahanan yang sudah dibangun oleh kompinya. Personel yang selamat dari hujan mematikan barusan bergegas menuju posisi pertahanannya masing-masing. Friedrich dan Walter keluar dari pos dan mulai memberikan perintah kepada para prajurit. Dengan STG44 di tangannya Friedrich ikut dalam barisan pertahanan sedangkan Walter berlari menuju tank Tiger 1 miliknya.
Dari kejauhan terlihat lautan manusia beserta kawanan lapis baja tentara merah bergerak menuju ke arah mereka. Dibawah komandonya, Friedrich memerintahkan pasukannya untuk mulai menembak. Bagaikan gergaji, rentetan tembakan dari senapan mesin MG42 mulai menghujami para Ivan. Senjata anti tank juga mulai ditembakkan, dari kejauhan terlihat ada bola api yang sebelumnya adalah tank milik tentara merah.
Tidak peduli sudah berapa banyak peluru yang mereka lemparkan ke lautan tentara merah, mereka tetap datang lagi dan lagi. Rasanya seperti Soviet melempar seluruh populasinya ke arah mereka. Dirasa garis pertahanannya tidak akan bertahan lama lagi Friedrich memerintahkan pasukannya untuk mundur ke garis pertahanan belakang.
Dengan bantuan tembakan dari pasukan Jerman di garis pertahanan belakang, tentara Jerman yang berada di garis terdepan secara perlahan mulai mundur, proses berlangsung alot akibat dari serangan tank Soviet yang mengakibatkan beberapa korban jiwa di pihak Jerman. Untungnya sebagian besar dari mereka selamat.
Di garis pertahanan belakang, Friedrich beserta grupnya melanjutkan perlawanan meski rasanya sebentar lagi garis pertahanan terakhir mereka akan segera runtuh. Tanpa diduga terdengar bunyi lengkingan peluru yang meluncur di atas mereka.
Peluru artileri menghujam parit-parit dan bangunan di sekitar mereka. Banyak teriakan dari tentara Jerman terdengar dari segala penjuru. Setelah hujan artileri itu selesai muncul lah gelombang tentara Soviet selanjutnya. Kali ini mereka membawa tank berat mereka, peluru dari anti tank yang berhasil selamat dari serangan artileri tidak mampu menembus nya.
Friedrich mulai kehilangan harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ein Gatter
Historical FictionPada tahun 1944 akhir, kondisi Jerman sudah dalam kondisi yang mengenaskan. Dengan berbagai kekalahan beruntun akibat dari serangan yang dilakukan sekutu dari front barat dan soviet dari front timur telah membuat moral pasukan menjadi semakin hancur...