05

7.8K 703 38
                                    

Rio dan Albar duduk berhadapan di atas kasur, di tengah mereka berdua ada satu kotak kecil yang tadi dokter berikan.

"Ma-mas Al pernah memakainya ?" Tanya Rio malu-malu.

Albar mengelengkan kepalanya.
"Ini pertama kalinya aku melihat benda ini secara langsung, dan.. " Albar menelan salivanya berat.

" ..jujur saja, mas tidak punya pengalaman sebelumnya"

"Eh ?" Rio menatap wajah Albar.
"Ti-tidak mungkin, ku pikir mas Al sudah sangat berpengalaman dalam hal itu"

"Aku sudah mengatakannya, aku tidak pernah lebih jauh selain menyentuh diri ku sendiri" kata Albar dengan rona merah muda tipis dikedua pipinya.

Rio menyentuh tangan Albar.
"Jadi ini sama-sama pengalaman pertama kita ?"

Albar mengangguk pelan.
"Ya, sepertinya begitu"

"Lalu bagaimana mas ?" Tanya Rio.

Albar berpikir sebentar.
"Ba-bagaimana kalau kita lihat tutorial dulu, ka-kamu tidak keberatan kan ?"

Rio tidak menduga Albar akan bertanya seperti itu tapi tidak salah juga melihat caranya sebelum praktek.

Albar mengambil ponselnya lalu mencari situs yang menyediakan video tersebut.

Kedua pipi Rio memerah saat melihat beberapa video di web tersebut.
"Mas Al tau hal seperti ini ya, ak-aku tidak tau ada website seperti ini" kata Rio.

Albar tersipu malu.
"Untuk alpha seusia ku, hal seperti ini wajar saja.. ak-aku hanya ingin kamu melihat dulu, nanti kamu terkejut" ujar Albar.

"Hm," Rio mengangguk pelan.

Albar akhirnya menekan salah satu video, mereka berdua menonton dengan raut wajah tegang juga kedua pipi merona merah.

Albar melirik wajah Rio.
'Dia dari tadi diam, apa dia berubah pikiran setelah menonton video ?' batin Albar.

"Um, " Rio meremas celananya, entah kenapa sesuatu terasa mengeras dibawah sana.

"Ada apa ?" Tanya Albar.

Rio menatap Albar.
"Mas Al, apa wajar kalau sesuatu dibawah sana terasa aneh ?"

Albar menekan 'pause' lalu menaruh ponselnya di atas kasur, perlahan Albar mengurung Rio hingga pria omega ini terbaring di bawah Albar.

"Aku juga.. " Albar menarik tangan Rio lalu menaruhnya di p*nis Albar yang masih tertutup celana.

"Ugh! Mas.. i-ini..." Wajah Rio full merah.

Perlahan Albar merendahkan tubuhnya lalu mengecup singkat bibir Rio.

"Besok hari minggu kan ?" Tanya Albar.

"Mm, ya.. besok aku libur mas" jawab Rio.

Albar kembali merendahkan tubuhnya lalu melumat bibir Rio.
"Mm.. Mng..." Rio meremas lengan baju Albar.

Ciuman itu semakin lama semakin dalam, Albar bahkan bermain dengan lidahnya dan Rio.

'Ah...dia bilang tidak punya pengalaman tapi kenapa dia mencium ku seperti ini ?' batin Rio, akibat terlalu bersemangatnya Albar, dia hampir lupa kalau Rio juga perlu bernafas.

Rio menepuk-nepuk dada Albar yang membuat pria alpha ini langsung melepas ciumannya.

"Fuahh! Hah..hah..hah!!" Rio menarik nafas sebanyak-banyaknya.

"Ma-maaf Rio, aku tidak bisa berhenti saat melakukannya!" Albar panik sendiri.

Rio menyentuh pipi Albar.
"Tidak apa-apa mas Al, aku baik-baik saja"

"Hah...ya ampun, ini sangat sulit" Albar akhirnya kembali duduk begitu pula dengan Rio.

Rio menundukkan kepalanya.
"Maafkan aku mas Al, seharusnya aku bisa lebih bersabar lagi untuk heat ku" suara Rio terdengar sedih.

Albar melihat wajah Rio.
"Ini bukan salah mu tapi Rio.. " Albar tiba-tiba membuka satu persatu kancing bajunya.

" .. bagaimana kalau mencoba menghirup feromon ku agar kamu lebih bergairah lagi"

Tanpa pikir panjang Rio langsung menempel di dada Albar yang membuat pria alpha ini sedikit terkejut.

"Aku tidak mencium feromon mas Al, aku hanya mencium bau parfum mas saja" ujar Rio tanpa beban padahal orang yang dia tempel sudah ketar ketir.

Albar memberanikan dirinya untuk memeluk Rio.
"Mas akan coba mengeluarkan feromon, kamu sudah siap kan ?" Tanya Albar.

Dalam pelukan Albar, perlahan Rio menganggukkan kepalanya.
"Tolong aku mas Al"

Albar tersenyum.
"Tentu aku akan menolong mu"

Beberapa detik kemudian, Rio bisa mencium aroma maskulin yang mengusik penciuman Rio.

Rio menatap wajah Albar.
"Ma-mas.. bau ini, baunya jauh lebih baik dari parfum ku" kata Rio.

Albar memeluk Rio.
"Hirup lah sesukamu tapi jangan terlalu banyak nanti kamu mabuk" kata Albar yang spontan membuat Rio mendorong tubuhnya menjauh dari Albar tapi Albar segera menahan pinggang Rio.

"Mas benar, sekarang kepala ku sedikit pusing"

Albar menarik tubuh Rio agar semakin dekat dengannya.
"Cobalah berkonsentrasi dan berikan aku feromon mu juga Rio"

Rio berusaha keras mengeluarkan feromonnya tapi yang ada hanya sepersekian detik lalu menghilang.

"Mas tidak tau tapi aromanya seperti mawar walaupun itu hanya sebentar" ujar Albar.

Rio menundukkan kepalanya.
"Maafkan aku mas, aku sudah merepotkan kamu" ujar Rio.

Albar menyentuh kedua tangan Rio.
"Bisa mas lanjutkan ? Mari coba keluarkan feromon mu saat mas mulai menyentuh mu ya"

Rio tersipu malu.
"Terima kasih mas Al"

Albar mengusap-usap lembut pipi Rio lalu kembali mencium omega manis ini, tangan nakal Albar masuk ke dalam baju Rio.

"Mm..!" Rio meremas baju Albar, tak berhenti sampai disitu. Tangan Albar juga bergerak ke depan lalu menekan salah satu nipple Rio.

"Ah!" Rio mendorong dada Albar.
"Ma-mas.. aku merasakan sesuatu saat mas menyentuh puting ku"

Albar tersenyum atau lebih tepatnya seringai dibibirnya.
"Itu namanya rangsangan Rio, mas mencoba membuat kamu merasakan sensasi kenikmatan itu"

.
.

Bersambung ...

Pernikahan Muda (TAMAT, ABO21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang