prolog

23 4 0
                                    


Selama berada di pesawat Kara terus berusaha memejamkan matanya namun nihil, pikirannya terus saja membuatnya teringat akan Vanya, pertunangannya dengan Malvin sangat-sangat membuatnya tidak percaya, pertama kali mendengar kabar tersebut ia berfikir bahwa ini hanyalah mimpi. Ternyata ia salah, kejadian tersebut benar-benar terjadi.

"Makasih buat surprise nya, Vin." ia tersenyum kecut.

Setelah itu ia memasang headphone bluetooth miliknya yang berada di leher dan menyetel musik guna untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang membuatnya pusing.

Sesampainya dijakarta, ia terkejut melihat bangunan yang ada tepat didepan matanya kali ini. Ia menoleh bingung ke arah ayahnya yang berada tepat disampingnya.

"Kenapa kita kesini?" tanya Kara dengan dahi yang merengut.

"Kita kembali ke rumah kita yang dulu lagi." ucap Edgar menatap putranya.

Sedangkan kara masih terheran-heran, bagaimana bisa? bukannya waktu itu mereka pernah bilang bahwa ada suatu masalah pada pekerjaan ayahnya sehingga mereka harus pindah ke malang dan hidup secara sederhana?

"Mungkin kamu masih heran. Tapi kali ini ayah bakal ngasih tahu semuanya ke kalian." ucapnya memandangi Kara dan Nasha bergantian.

Edgar melihat kearah Diandra dan ia pun mengangguk sambil menepuk bahunya.

"Sebenarnya gak ada apa-apa yang tejadi sama pekerjaan ayah. Ayah masih kerja sama seperti dulu, dan semua yang ada di jakarta selama ini diurus sama om kalian."

Ia menoleh ke bangunan yang seperti istana tersebut."Dan kali ini, kita kembali kerumah kita yang dulu. Kita akan tinggal disini, lagi."

Nasha menganga tak percaya dengan perkataan ayahnya, namun disisi lain ia juga senang bahwa ia bisa hidup seperti dulu lagi. Sedangkan Kara hanya menunjukkan wajah datarnya, ia tidak terkejut karena kenyataan tersebut tidak sebanding dengan kenyataan bahwa sahabatnya sendiri bertunangan dengan pacarnya.

Tanpa banyak bicara, ia langsung menarik kopernya dan masuk ke rumah tersebut.

Sedangkan Edgar menghela nafas panjang melihat tingkah putranya yang berubah menjadi sangat dingin itu. Diandra mengelus pundak Edgar dan berkata. "Dia masih butuh waktu."

"Yuk sayang, bantu bunda ngangkat koper-kopernya, ya?" ajak Diandra pada putrinya yang masih terbengong.

Nasha tersadar dari lamunannya."Ah, iya bun."

Mereka berdua pun masuk, sedangkan Edgar masih sibuk mengangkat telfonnya diluar.

***
HI GUYS, GIMANA KABAR KALIAN?
Btw cerita ini kelanjutan dari cerita SASKARA yaa!!
Sebelumnya aku minta maaf karena baru bisa ngelanjutin cerita ini, soalnya aku masih cari ide buat kelanjutan ceritanya.

SO, IKUTIN TERUS SASKARA SEASON 2!!
SEMOGA KALIAN SUKA SAMA ENDINGNYAA (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍)
JANGAN LUPA JUGA VOTE, KOMEN DAN FOLLOW AKUNKU YA TEMEN-TEMEN!!
BOLEH JUGA KOK KALO MAU FOLLOW AKUNKU YANG LAINNYA HIHI (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

BIAR GA KETINGGALAN UPDATEAN NYA SASKARA AND BIAR AKU MAKIN SEMANGAT NULISNYAA
LOVE U ALL🤍

ig:flweramaa_
tiktok:sukaitem

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang