Cerita dimulai dengan susana hangat khas tahun 2000-an di desa asri bernamakan SmelwoOd. Desa yang sudah berdiri sejak ber abad abad lalu, bahkan jauh sebelum semua bangsa memulai peperangan mereka. Kalau mendengar kata peperangan, dan kata bangsa, pasti kalian berfikir cerita ini berlatar kehidupan manusia biasa yang berperang akibat ego mereka masing masing bukan? Tapi nyatanya, cerita kali ini adalah cerita yang akan menjadi sejarah besar di kehidupan selanjutnya. Cerita dimana tidak hanya ada bangsa manusia di bumi ini. Bangsa atau Clan di bagi menjadi beberapa bagian. Ada bangsa Peri, Elf, Vampir, Pemburu, Serigala, Manusia, Ikan, dan yang terakhir, bangsa jin. Cukup aneh, tapi begitulah cerita ini dibangun.
Dahulu kala, para bangsa bangsa yang berbeda jenis ini hidup bersama dengan beberapa kesepakatan yang sudah mereka buat bersama sama, tentu ditanda tangani oleh ketua dari masing masing bangsa. Tapi suatu hari, beberapa dari mereka mulai melanggar perjanjian dan membuat beberapa bangsa terpolarisasi untuk melakukan hal yang sama. Salah satunya perjanjian antar bangsa Vampir dan manusia. Kedua bangsa itu sempat sepakat agar bangsa Vampir tidak memburu darah manusia, dan bangsa manusia yang bersedia menyediakan pasokan darah untuk bangsa Vampir dari darah hasil oprasi atau apapun itu. Tapi yang dinamakan perjanjian ya hanya perjanjian. Semakin lama mereka semakin menentang kesepakatan masing masing dan berakhir dengan terjadinya peperangan pada tahun 1990-an. Peperangan yang terjadi membuat mereka sama sama tidak percaya lagi dengan adanya perjanjian sekalipun di tanda tangani dengan darah mengalir.
Sudah cukup basa basinya, kali ini kita masuk ke inti cerita. Dimulai dari kediaman bangsa pemburu di hutan sebrang desa SmelwoOd. Jauhhh di dalam sana, terdapat markas yang terletak di atas pegunungan tinggi.
Wushh~
Hembusan angin yang tercipta akibat pergerakan cepat seseorang itu membuat suasana hutan menjadi semakin pekat akan keseramannya.
Tuk.
Kaki jenjang itu mendarat sempurna dari pohon ke pohon tanpa kesalahan sedikitpun. Gerakannya yang lihai, dan ketepatannya yang lincah tidak membuat pendengarannya berkurang sedikitpun. Seperti sekarang ini contohnya, pria berjubah itu berhenti dengan hati hati di pohon besar sambil menatap ke arah gerombolan pasukan berkuda dibawah sana.
Srakk!
" Berhenti! " Ujar pemimpin pasukan yang paling depan sambil berjalan mundur dengan kudanya. Bahkan kini posisi kuda sudah terangkat di bagian depan kakinya, untung saja si pengemudi berkuda itu tidak jatuh ke belakang.
Perlahan tapi pasti, pria dengan atasan berwarna coklat itu turun dan mengambil benda kecil yang hampir saja tertancap di bola mata perliharaannya. " Jarum air suci " gumamnya.
Wushh~
Serentak, semua kepala menoleh ke samping kanan. " Tidak diragukan lagi, ini pasti ulah pemburu " teriak salah satunya yang berada di barisan paling belakang.
" Segera lanjutkan perjalanan menuju kastil dan beritahu kejadian ini pada yang mulia Yin " perintah pemimpin barisan dengan tegas. Orang orang di belakang yang berjumlah empat orang hanya mengangguk dan segera memecut kuda untuk pergi ke kastil Vreltea. Melihat rekan rekannya yang sudah pergi, pria itu pun ikut pergi meninggalkan lokasi dengan arah tujuan yang berbeda sambil terus memegangi jarum air suci itu menggunakan kain yang sudah dilapisi beberapa daun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Kingdom
Fantasy" Bisakah kita akhiri saja peperangan ini? " - Gueniver. " Ini bukan tentang siapa dan dari bangsa mana kita berasal. Tapi ini tentang bagaimana pola pikir kita untuk kelangsungan kehidupan selanjutnya " - Yin.