1| November dan Desember

1.6K 131 66
                                    

"Sekarang tanggal 21 November, biasanya kakak laki-laki saya dan saya makan malam di sini, Mbak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang tanggal 21 November, biasanya kakak laki-laki saya dan saya makan malam di sini, Mbak."

Seorang wanita yang mengenakan pakaian merah khas pegawai suatu restoran, menatap penuh kebingungan pada seorang pemuda yang duduk di depannya. Wanita itu lantas menjawab, "Maaf sebelumnya Kak, tapi ... sekarang bukan tanggal 21 November."

Kedipan pelan dari mata pemuda itu, masih menjadi fokus perhatian si wanita. Wajah kebingungan juga raut tak suka, menambah kadar kebingungan yang di rasa. Namun, masih dengan kesabaran yang ada, wanita itu kembali memberikan pengertian pada yang lebih muda. "Sekarang sudah tanggal 13 Desember, Kak."

"Tapi ...," Pemuda itu tidak melanjutkan kalimatnya. Kini justru menunduk dalam, sembari menatap kedua tangannya yang saling bertaut erat di bawah meja.

Menatap ke luar jendela—seakan mengerti pada situasi yang tengah terjadi—wanita itu tersenyum tipis. Dengan gerakan pelan, meraih ponsel nya yang tersimpan di balik saku rok hitam yang tengah dirinya kenakan.

"Saya bisa bantu Kakak hubungin siapa pun yang Kakak kenal. Boleh saya tau nama Kakak?"

Tersentak sedikit akibat pertanyaan yang begitu tiba-tiba, pemuda itu lantas mengangguk pelan. Reaksi tersebut membuat si wanita tersenyum lega.

"Kalau gitu, siapa nama Kakak?"

Butuh sekitar lima detik, sampai si pemuda mengeluarkan suara lirih yang membuat senyum si wanita luntur. "Saya nggak ingat, nama saya siapa. Maaf ...," Lantas, pemuda itu kembali menunduk.

"Riyana, ada apa?" Seorang laki-laki yang mengenakan kemeja biru datang mendekat.

Wanita pelayan bernama Riyana itu lantas menoleh ke sang atasan. "Pak, Kakak ini lagi nunggu seseorang. Tapi waktu saya tanya, katanya dia lagi nunggu kakak laki-lakinya. Tapi yang bikin aneh, dia ingatnya kalau sekarang tanggal 21 November. Padahal 'kan ...,"

"Saya paham." Laki-laki itu segera menyela ucapan Riyana. Kemudian meminta si pelayan wanita tersebut kembali bekerja di belakang. Setelah melihat Riyana pergi, laki-laki itu menarik kursi dan duduk di hadapan pemuda berbaju hitam yang masih menundukkan kepalanya. "Hallo, ada yang bisa saya bantu?"

Ragu, pemuda itu mendongak hanya untuk bertemu tatap dengan bola mata kembar si laki-laki asing di depannya. "Saya lagi nunggu kakak laki-laki saya. Tapi ... tapi dia belum dateng juga."

Si laki-laki tersebut tahu, bahwa pemuda ini sudah menunggu selama 2 jam lebih. Duduk sendiri dalam kebingungan, yang pada akhirnya sesekali menyita perhatian pengunjung lain. Namun, laki-laki tersebut bukannya marah, justru malah tersenyum tipis. Seolah ingin membuat pemuda tersebut merasa nyaman dan tidak tertekan akan situasi yang terjadi.

"Anda ingat nama kakak laki-laki Anda?"

"Saya ... saya nggak ingat."

Angin bertiup kencang di luar, baru saja laki-laki itu hendak membuka suara, namun kedatangan tiga orang asing yang berjalan ke arahnya menghentikan niat laki-laki tersebut.

LaMei (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang