Kecantikan sama halnya dengan mata uang, hanya bernilai tinggi ketika diyakini banyak orang.
Seperti halnya bunga sakura mekar pada satu musim saja, kelangkaannya yang membuat bunga itu cantik sehingga menarik semua orang untuk memetiknya bahkan beramai-ramai mengadakan festival guna menikmati keindahannya. Bayangkan bila mana sakura tumbuh di setiap musim, keindahannya tidak akan bisa menarik perhatian bahkan mungkin sama halnya seperti bunga biasa. Indah namun tidak istimewa.
Begitu dia menggambarkan tubuh dan fisiknya. Banyak orang memujinya cantik hanya dengan melihat paras yang ia tampilkan. Padahal manusia sendiri memiliki panca indera lengkap. Mata, hidung, telinga, bibir atau kulit dengan struktur sama. Hanya karena kelangkaan pada versi dirinya dengan manusia lain, bukan berarti dia bisa dipuja sedemikian rupa hingga mengantarkan pada beban penderitaan.
Hidupnya seperti kutukan. Kecantikan dibayar dengan seribu luka. Entah apa yang membuat seseorang begitu menginginkannya sehingga banyaknya melakukan hal bodoh hanya demi sejumput kenikmatan dari tubuhnya. Rasanya sakit bukan sesuatu yang asing lagi baginya. Banyak manusia sudah menganggapnya obyek mana peduli dengan jerit tangis kesakitannya.
Cantik itu luka, sebaik apapun ia memperjual belikannya, tetap yang diterima adalah rasa hampa.
Cantik itu semu, tidak akan bisa dibedakan antara yang tulus dan palsu.
Cantik itu bencana, karena akan selalu ada alasan kejahatan dari bentuk fisik yang tidak pernah dia minta.
Maka untuk segala kesakitan yang ia terima, biarkan dia memohon untuk beristirahat sejenak. Diam dalam damai, melupa dalam abai, sunyi dalam sepi. Meninggalkan sisa orang yang menyanyangi bukan karena dia tengah tak peduli, tapi karena dia merindu kebahagiaan abadi.
***
Mobil ambulan berjalan kencang melintasi jalanan tengah malam. Memberikan pertolongan pertama bagi pasien luka tembak di kepala. Selang oksigen telah dipasang, begitu juga dengan bunyi elektrodigraf yang memekakan telinga. Darah tak henti-hentinya keluar dari kepalanya. Mengotori pakaian dari yang semula biru menjadi merah penuh darah.
Dua orang lagi selain dari petugas medis ikut berada di dalam. Berusaha meredakan kepanikannya sendiri dengan mulut yang tak henti-hentinya merapalkan doa.
"Kau harus kuat Na, kau harus kuat sayang..." Ucapnya memegangi tangan sang terkasih dengan tangis yang tiada henti.
Plot twist dari tragedi hari ini, adalah si cantik yang memilih berlari kencang dan mendorong kekasihnya. Satu peluru melesat mengenai kepala. Darah bercucuran, tubuh tergolek jatuh bersamaan dengan jerit melengking menggema di ruangan.
Adapun Sang pelaku kini sudah ditangkap, selang beberapa saat kedatangan polisi mengamankan tempat. Dalam hiruk pikuk itu yang menjadi hal patut disyukuri adalah bahwa seseorang secara cepat menelpon ambulan sehingga bisa membawanya untuk segera mendapatkan perawatan. Biarkan dia kesampingkan dulu urusan hukum. Namun dia berjanji akan mengusung tuntas kasus ini
"Sayang, kau dengar aku. Kita akan menikah, jadi tetaplah hidup untuk hari bahagia kita." Bisiknya lirih.
Benar, pernikahan yang sudah direncanakan harusnya sudah di depan mata. Tapi lihatlah tragedi memilukan ini. Penantian hari bahagia itu berubah menjadi musibah. Orang macam apa dia yang tidak bisa menjaga kekasihnya sendiri? Pria macam apa yang terlambat menyelamatkan tunangannya sehingga mengalami hal mengerikan seperti tadi? Sungguh, bahkan ketika ia menukar nyawanya saat ini juga sekiranya itu tidak akan cukup.
Sampai ambulan itu telah sampai di depan rumah sakit, membawanya pasien masuk ke ruang ICU. Selain dari petugas medis, dua orang itu tak diizinkan masuk. Menunggu di luar dengan harap-harap cemas.
"Dia harus hidup. Dia harus hidup Renjun!" Ucapnya berkali-kali.
Sosok di sampingnya yang matanya tak kalah sembab hanya bisa merangkulnya. Menyembunyikan tangisnya di balik punggung lebar Sang pria. Karena sungguh dia pun dihantui perasaan bersalah juga takkala meninggalkan sahabatnya seorang diri.
"Ku mohon Jaemin, jangan menyerah." Batinnya. Karena dia adalah saksi bagaimana Si cantik itu menyelami pahitnya hidup tanpa sempat merasakan manis.
Si cantik itu penuh luka. Berjalan menyelami takdirnya sendiri meski sarat akan air mata.
Si cantik itu penuh duka. Bersembunyi dibalik senyum manis walau hati penuh nestapa
Si cantik itu menendam lara. Baginya tidak ada yang bisa dipercaya tanpa perlu meminta upah.
Sebab hati pun tak akan tahan jika terus menerus menanggung sakitnya tanpa ada sebuah jeda.
***
Dikarenakan terbatasnya dokter di jam malam sementara operasi harus segera dilakukan demi mencegah pendarahan. Beberapa dokter yang tersisa terpaksa melembur malam ini guna menyelamatkan satu nyawa pasien.
Beberapa awak media tiba-tiba datang. Berkerumun dengan suara yang saking kerasnya bisa memecah konsentrasi para dokter. Siapa pasien ini? Mengapa dia masih dicari sekalipun mundur dari dunia modeling yang membesarkan namanya? Apa yang dilakukannya sehingga dia bisa dicari lagi kawanan media.
Model cantik Na Jaemin telah diculik dan diperkosa oleh tiga orang berinisial J, J dan L.
Kondisi Na Jaemin kritis pasca tragedi pemerkosaan bergilir oleh tiga orang.
Parlemen Jung Jaehyun adalah tersangka pada kasus pemerkosaan model cantik Na Jaemin.
Jaksa Lucas Wong akhirnya menyerahkan diri pada kasus pemerkosaan Na Jaemin.
Suami desainer Chittaphon Leechaiyapornkul menjadi tersangka atas kasus pemerkosaan mantan brand ambasadornya. Netizen: Pembalasan dendam?
Tiga tersangka kasus pemerkosaan model cantik Na Jaemin: Jung Jaehyun, Lucas Wong, Seo Johnny terancam hukuman paling lama 20 tahun penjara.
Keadaan Na Jaemin pasca operasi masih belum sadar. Netizen ramai-ramai beri doa dan dukungan.
***
Dokter menyuruhnya datang ke ruangan pribadinya pasca sebelas jam operasi dilakukan. Mengatakan bahwa semuanya berjalan dengan lancar namun harapan masih tetap dilontarkan sembari menunggu pasien sadar.
Menunjukkan hasil ronsen kepala pasien, sang dokter menuturkan kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi. Mereka sudah melakukan yang terbaik. Kini tinggal mengembalikan ketentuan pada sang pemilik langit.
"Benturan di kepalanya cukup keras ada sedikit kerusakan di bagian hippocampus-nya."
"Jadi maksudnya apa dia akan kehilangan memorinya."
"Kita harus menunggu sampai dia sadar."
Lama akan pergolakan batin, sosok itu berkali-kali menarik napas panjang. Perasaan bimbang menyelimuti hatinya. Antara mengingkan kesembuhan bagi yang tersayang dan melihatnya baik-baik saja. Sampai sebuah pertanyaan di kepalanya itu melintas.
"Dokter, bisakah kau menghilangkan saja ingatannya?"
***