Bab 2.

0 0 0
                                    

!!!Happy Reading!!!

Sesampainya mereka di ruang perawatan, dokter Afiq langsung memeriksa Shakila yang masih dalam keadaan mengigau. Dokter Afiq terus berusaha untuk membangunkan Shakila, namun tidak ada tanda-tanda bahwa anak itu akan sadar, dokter Siska pun tidak yakin jika harus melepas Shakila begitu saja dengan kondisi yang tidak memungkinkan.

Akhirnya dokter Afiq dan dokter Siska memutuskan agar Shakila rawat inap agar mengetahui perkembangan selanjutnya seperti apa dan penanganan media apa yang harus diberikan, segeralah dokter Siska menghubungi pihak sekolah agar menghubungi keluarga Shakila.

Ketika pihak sekolah menghubungi keluarganya, tidak ada satupun yang mengangkat telepon itu. Kepala sekolah yang merasa bahwa Shakila merupakan adik dari salah satu siswanya dulu yaitu Aziel, segera menghubunginya. Alhamdulillah, Aziel mengangkat teleponnya dan tanpa berlama-lama langsung nancap gas ke Rumah Sakit. Setelah sampai di RS, Aziel pun ke meja resepsionis untuk menanyakan kamar adiknya itu.

Namun pihak RS tidak ingin memberitahukan informasi soal kamar pasien, tanpa mengetahui pasti kebenaran bahwa dia adalah keluarga pasien atau bukan, jadi ini semua sudah menjadi kebijakan RS.

Lagi-lagi Aziel memohon agar memberikan nomor kamar perawatan yang di tempati oleh adiknya itu. Setelah mengalami perselisihan yang cukup lama, akhirnya pihak rumah sakit pun memberinya informasi. Aziel segera meninggalkan meja resepsionis itu dan menuju ruang perawatan yang telah disebutkan oleh petugas tadi. Ketika memasuki kamar perawatan, Aziel mengeluarkan air mata, melihat kondisi adiknya yang cukup serius. Dokter Siska pun melontarkan beberapa pertanyaan pada Aziel dan salah satu jawaban yang keluar dari mulutnya itu membuat orang sekitarnya itu shock.

Shakila akhirnya sadar, dipeluklah Shakila oleh Aziel. Dan lagi-lagi ia mengeluarkan air mata. Shakila yang melihat kakaknya itu berlinang air mata sedikit heran, sebab yang ia tau, kakanya itu tidak pernah menangis dalam kondisi apa pun.

Dokter Siska memanggil Aziel untuk berdiskusi bersama dokter Afiq. Hanan pun bersedia menjadi wali Shakila. Mereka pun kembali ke ruang perawatan, Kak Ani yang dari tadi menemani Shakila hendak pamit pulang dikarenakan ada urusan yang harus diselesaikan dengan pihak sekolah, begitu pun dengan dokter Siska dan dokter Afiq yang harus segera kembali bertugas. Kini tertinggal hanya mereka berdua saja dalam ruangan itu.

Shakila sedikit heran dengan kakaknya yang dapat mengetahui kondisi dan lokasinya saat ini. Karena penasaran ia pun bertanya kepada kakaknya. Seketika respon Aziel membuat adiknya itu sedikit kaget, pasalnya ia merasa bahwa tadi sudah memberi tahu dokter Siska agar tidak memberi tahu soal kondisinya itu. Aziel menatap adiknya dengan penuh rasa bersalah.

"Maaf, maafin kakak yah...., selama ini kakak tidak bisa melakukan apa-apa selain melihat mu disiksa oleh Umma." Ucap Aziel dengan air mata berlinang sambil memeluk adiknya itu.

"Kakak kenapa minta maaf pada Shakila?, kakak tidak salah kok. Udah yah kak, kakak tidak perlu menangis." Ungkap Shakila sambil mengelus kepala Aziel.

" Kak, Ibu sudah tau soal ini???."

" Tenang yah dek, nanti biar kakak yang nyari alasan. Kakak harap kamu tidak lama di sini yah." Ungkap Aziel sambil menepuk bahu Shakila sembari menguatkan adiknya itu.

"Iya, kak. Shakila juga berharap nya seperti itu."

Seketika, Shakila tertawa mendengar suara perut keroncongan dari kakaknya, Aziel yang bingung juga pun ikut tertawa.

"Ehh, kakak laper???." Tanya Shakila sembari mengambil tas nya yang berada di samping ranjang.

"Heheh, iya dek." Balas Aziel sambil menyentuh perutnya yang lapar.

Shakila pun mengeluarkan dompet dan memberikan beberapa lembar uang kepada kakaknya. Setelah menerima uang itu, Aziel langsung ke kantin untuk membeli beberapa makanan. Ketika di kantin Hanan rupanya bertemu dokter Afiq dan memberi tahu dirinya kalau Shakila harus sering-sering dijaga belakangan ini.

Aziel hanya meng iyakan pernyataan dokter Afiq itu. Setelah menerima pesanan, Aziel segera kembali ke kamar perawatan, dan betapa terkejutnya Aziel ketika melihat kondisi badan adiknya berada di lantai. Ia mencoba membangukan, namun tidak ada respon sama sekali. Karena panik Aziel segera kembali ke kantin dan menemui dokter Afiq.

Setelah memeriksa, Aziel bertanya pada dokter Afiq soal penyakit adiknya itu yang belum diketahui oleh dirinya. Dan dokter Afiq hanya mengatakan "Hasil lab nya akan keluar dua hari lagi Mas, jadi mohon bersabar."

Setelah menunggu kesadaran si adik dua jam lamanya, Aziel yang begitu sangat lapar langsung menyodorkan makanan tepat di hadapan adiknya.

"Kakak dah lapar nih, kamu lama banget." Kata Aziel sambil menggoyangkan kresek berisi makanan itu dihadapan adiknya.

"Kakak makan duluan aja, Shakila masih kenyang." Ungkapnya dengan tawa kecil.

Aziel menolak tawaran tersebut, dan ia tetap bersikeras ingin makan bersama adiknya. Aziel yang khawatir akan kondisi si adik itu masih terus berusaha menghibur dan merayu agar adiknya makan.

Shakila menggelengkan kepalanya sesaat melihat kelakuan kakaknya yang sangat kocak, disusul juga Aziel yang mulai tertawa. Karena telah lelah tertawa mereka berdua memutuskan untuk makan saja.

Setelah makan Shakila melanjutkan aktifitasnya dengan belajar. Aziel menegurnya, namun Shakila hanya menghiraukan perkataan dari dirinya. Setelah belajar, Shakila berbicara pada Aziel agar dirinya bisa dipulangkan sekarang, namun ia menentang akan hal itu. Seketika raut wajah Shakila berubah menjadi sedih.

"Katanya mau nolongin, tapi aku minta pulang nggak dibolehin." Kata Shakila.

"Tenang yah, kakak, sudah bicara sama Ibu kok." Ucap Aziel sambil memeluk adiknya.

"Beneran???." Tanya Shakila untuk memastikan kebenarannya.

"Iya...." Balas Aziel sambil senyum.

Sebelum lanjut, jangan lupa yahh buat memberikan like dan komentar kalian. TERIMA KASIHH:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Try To RecoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang