Berada di Tempat Asing

91 11 6
                                    

Happy reading!

Matahari telah bersinar menembus celah-celah gorden,  membuat seseorang terusik dalam tidurnya.  Matanya mengerjap membiasakan cahaya yang berlomba-lomba masuk ke dalam retinanya.

“Oh, sudah pagi," pikir pemuda itu. Pemuda tersebut mencoba bergerak menggeliatkan badannya, tetapi ia merasa kesulitan.

“Apa ini, kenapa tubuhku sulit digerakkan?" batinnya. Dengan kesadaran penuh sang pemuda melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

“Terikat ... tanganku dan kakiku terikat?!" batinnya mulai panik.

Ia mencoba berteriak. Namun, sayang, suaranya teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya.

Masih berusaha sekuat tenaga, pemuda menawan ini mencoba bergerak abstrak, jari-jarinya yang lentik mencoba melepaskan simpul tali yang mengikat dirinya.

Terus menggeliat seperti cacing kepanasan dengan harapan simpul tali ini bisa melonggar dan ia bisa melepaskannya agar cepat terbebas dari tempat asing ini.

Klek!

Pintu kamar itu terbuka menampilkan sosok wanita muda dengan berpakaian layaknya seorang pelayan.

“Selamat pagi, Nyonya. Saya hendak mengantar sarapan pagi untuk Anda," ucap pelayan tersebut dengan kesopanan penuh.

“Apa wanita itu buta, siapa yang dia panggil Nyonya di sini? Jelas-jelas aku ini seorang namja," batinnya menggerutu.

“Mphh ... mphhh!" teriaknya.

“Buka ikatanku dan singkirkan kainnya, bodoh. Dasar pelayan dungu!" batin pemuda itu menjerit.

Seolah baru tersadar, pelayan itu bergegas membuka kain yang menyumpal mulut si pemuda. Setelah kain itu disingkirkan, sang pemuda hanya melotot.

“Ikatannya tidak sekalian kau buka?!" tanyanya pada pelayan itu.

“Maaf, Nyonya. Saya hanya diperintahkan untuk membuka kain saja, karena Anda harus menyantap sarapan pagi, hari ini. Tuan Muda tidak mengizinkan saya untuk membuka ikatan talinya," jawab pelayan tersebut.

“Apa tuan mudamu mengidap gangguan kejiwaan, untuk apa dia menyanderaku. Dan berhenti memanggilku Nyonya. Aku ini namja, bukan yeoja?!"

“Maafkan saya, tetapi Tuan Muda bilang mulai saat ini Anda adalah Nyonya rumah di sini. Dan saya ditugaskan untuk melayani Anda."

“Nyonya rumah?" beonya, “dengar aku saja tidak mengenal rumah ini, dan aku juga tidak mengenal tuan mudamu itu. Bagaimana bisa aku disebut Nyonya rumah?!"

“Tuan muda sendiri yang mengatakan itu. Dan saya mohon Anda segera menghabiskan sarapan Anda, sebelum Tuan Muda datang kemari," pinta si pelayan.

“Bagaimana bisa aku makan kalau ikatan tali ini saja tidak kau buka? Lagipula, aku tidak sudi menyantap sarapan yang kau bawa, bisa saja makanan itu berisi racun. Aku tidak mau mati di tangan orang yang memiliki kelainan jiwa seperti tuanmu itu!"

“Saya akan menyuapi Anda, Nyonya," jawab pelayan.

“Kau gila?!"

Klek!

“Apa kau sudah selesai Seulgi-sshi?" tanya seorang pria yang tiba-tiba saja masuk ke kamar itu.

“Maafkan saya, Tuan Muda, tapi Nyonya tidak ingin makan sarapannya pagi ini." ucap pelayan itu sambil menunduk.

“Begitukah?" jawab pria itu, “kalau begitu, kau boleh keluar Seulgi. Tinggalkan sarapan itu di sini. Biar aku yang mengurusnya!"

“Baik Tuan Muda. Saya permisi." pamit Seulgi lalu berjalan keluar kamar.

RICH MAN LOVE STORY (YUNJAE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang