II

2.1K 147 7
                                    

CHOI YEONJUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHOI YEONJUN

###


Soobin terbangun lagi.

Tapi kali ini tidak ada lagi lantai semen yang dingin dan keras di bawahnya. Dia dibaringkan di tempat tidur mewah. Seluruh tubuhnya terbungkus kain sutra lembut. Soobin merasa senyaman berbaring diatas di air hangat, air itu dengan lembut meluncur masuk ke setiap sudut tubuhnya. menyejukkan semua sampai ke pori-pori.

Mau tak mau dia menurunkan kewaspadaannya, dan bahkan dengan sengaja mengabaikan rasa sakit di tubuhnya. Dia tidak lagi punya waktu untuk mengamati lingkungan lain di ruangan itu, dan perlahan menutup matanya. Namun, dia ketakutan oleh suara pintu terbuka, dan Soobin dengan cepat mengambil senjatanya. Satu-satunya senjatanya adalah bantal berbulu angsa di bawah kepalanya.

Penampilannya yang cantik membuatnya tampak seperti rusa yang kecil yang ketakutan dengan mata terbuka lebar, namun rusa ini sepertinya memiliki kewaspadaan seperti macan tutul.

Seorang pelayan masuk melalui pintu yang terbuka sambil mendorong rak pakaian dan membungkuk hormat.

Tangannya tiba-tiba menggenggam seprai di bawahnya, dan pelayan itu tersenyum sopan: "Tuan Steve, Anda sudah bangun."

"Tuan Daniel bilang dia menunggumu di bawah. Silakan ganti pakaianmu dan turun."

Setelah mengatakan hal itu, pelayan itu berbalik dan pergi, lalu pintu ditutup kembali.

Soobin memeluk selimut dan dengan cepat melihat sekeliling ruangan. Dia sangat yakin ini adalah tempat yang aneh, tapi sangat mewah dan perabotannya sangat bagus, bergaya timur tengah. Di dinding kiri, ada lukisan cat minyak, dan di sisi kanan ada meja besar, ruang di bawah meja sangat besar hingga cukup untuk menyembunyikan dua orang dewasa.

Disamping meja itu ada jendela besar. Sinar matahari di seluruh ruangan ini mengalir masuk dari jendela yang setngah terbuka. Dari tempat tidur, Soobin bisa melihat ada pepohonan rimbun di luar. Soobin yakin dia ada di lantai dua, sekitar tiga sampai empat meter di atas tanah. Dia menghitung jika dia kabur melompat dari jendela, paling parah dia hanya akan mematahkan tulangnya.

Tepat di seberangnya ada cermin, bersih dan terang. Dia mengangkat matanya dan menatap matanya sendiri di cermin. Rasa dingin tiba-tiba menyelimutinya. Dia menunduk, tidak berani melihat lagi.

Dia berdiri tegak di atas tempat tidur, selimutnya terlepas, tetapi tubuhnya telanjang.

Tanda ungu dan hijau ada di sekujur tubuhnya, dan masih ada bekas diikat dengan tali tebal di pergelangan tangan dan pergelangan kakinya. Si penyiksa sepertinya tidak punya belas kasihan sama sekali. Tali tebal itu mengikis kulitnya yang rapuh, meninggalkan sedikit darah. bekas luka di bagian dalam pergelangan tangan, beberapa di antaranya sudah hilang. Ada koreng darah halus berwarna coklat tua, yang sangat mencolok pada kulit putih dan halus.

Lifetime Imprisonment (YEONBIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang