"Mati aja Lo."teriak sang pembully dengan suara yang keras,dengan tubuh yang lemas sang gadis terus menetes kan air mata.
"Tuhan tolong bantu aku,apa sudah waktunya aku pergi sekarang." Ucap sang gadis lirih, sedangkan itu sang pembully terus menginjak tubuh ku, bayangan malaikat maut terus kesan-kemari, entah menunggu nyawa disekitarnya yang mungkin sebentar lagi akan terpisah dengan raganya.
Sang pembully yang semula menyiksa si gadis dengan kekerasan fisik sekarang mulai mengobrak-abrik mentalnya,dengan cara mencaci maki, mengulas masa lalu yang kelam dari sang gadis.
"Lo tau gak sih Lo tuh anak haram,bahkan bokap Lo gak anggap Lo sebagai anak."merasa bahagia sang pembully menertawakan fakta yang dirasa sang gadis sangat begitu perih.
Air mata lolos begitu saja turun dari mata seolah - olah tau bahwa tuan nya sedang hancur sehancur -hancurnya baik fisik maupun psikis.
Lelah, hancur,rasa sakit yang menjalar ditubuh, hujan yang tiba-tiba turun apa bumi menangis karena ini?kata yang terselip didalam hati sang gadis"semesta aku menyerah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alora
Teen FictionTrauma, bullying, kekerasan bukan lagi hal yang ku anggap menakutkan bahkan aku sudah berteman dengan mereka kata capek,lelah,tak sanggup itu yang ada dalam pikiran dan hati ku. Bahkan bukan hanya disekolah dirumah pun aku seperti tak dianggap ad...