BAB I

4 1 0
                                    

    " Bibi bener aku punya orang tua baru?" Kata gadis kecil tersebut.
"Iya kamu bentar lagi akan dijemput bersama kedua orang tuamu."

     Brummm, suara yang didengar dan didatangi oleh pihak panti asuhan dan ya mobil itu berisikan kedua pasangan suami istri yang sebentar lagi akan menjadi orang tua nanda. " Ini bu nanda nya cuma dia agak kalem kalau bertemu orang baru," penjelasan ketua panti asuhan yang memegang sebelah pundak nanda, " Halo nanda sudah siap pergi ke rumah barumu? Tanya perempuan paruh baya tersebut, " nanda siap, tapi sebelum itu apakah nanda mempunyai kakak atau adik?." Pertanyaan nanda membuat ibu panti dengan kedua pasang suami istri tersebut terkejut. " Kenpa kamu bertanya seperti itu nak?" Tanya wanita paruh baya , " nanda dulu punya keluarga bu dan nanda ditinggal kesini karena nanda nakal tidak mau dengar kata ibu nanda dulu." Ya.. nanda adalah gadis polos yang secara sengaja ditinggalkan oleh kedua orang tua kandungnya karena tidak bisa merewatnya lagi.

    Sesampainya di kediaman keluarga barth. " Nanda papa mau tanya boleh?" Mereka membawa nanda ke ruang tamu untuk sekedar mengenal anak yang mereka bawa lebih jauh. "Boleh" bibir yang mengeluarkan senyum manis menjawab dengan senang, " nanda sebelumnya ada trauma atau tidak supaya nantin papa akan memanggilkan dokter psikologi untuk bercerita dengan nanda" tanya pria yang menghawatirkan anaknya, " sebenrnya ada pa.., cuma nanda kuat kok tenang nanda kan mentalnya kuat. Hmm daripada bahas ini kamarnya nanda ada dimana yang pa?" Nanda mencoba mengalihkan topik, " itu di atas nanti akan dihantar oleh bibik". Tanpa membalas ucapan papanya nanda bergegas pergi mengikuti bibi untuk menuju kekamar.

     " Disini non kamarnya kalau butuh apa apa langsung panggil bibi aja,"
" Baik bi, bibi sekarang boleh keluar nanda mau istirahata" mendengar perkataan nanda bibi segera membiarkan nanda beristirahat di kamarnya. " Tuhan jangan biarkan masa tersebut kembali lagi" setelahq1 mengucapkan kata itu nanda langsung tertidur karena kelelahan setelah perjalanan yang cukup jauh. Sinar fajar mulai kembali ke asalnya menyisakan langit yang akan menampakan cahaya rembulan, gadis yang tertidur lelap mulai terbangun dari mimpi indahnya, dengan segera nanda bergegas kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

     " Sayang sudah mandi?," tanya seseorang yang mengagetkan nanda dikamar, " sudah ma" , " kalau begitu cepat turun kita makan malam" Risa mama angkat nanda yang memberitahukan kepada anaknya bahwa makan malam sudah siap. Nanda menuruni anak tangga satu persatu " nanda kenapa makanannya dibawa ke atas?" " Hehe nanda mau makan di kamar aja" nanda bergegas pergi kekamar dan mengunci pintu kamarnya. " Pa.., apakah kita haru bertanya kepada ibu panti tentang nanda yang tidak kau makan bersama kita?" " Jangan ma, mungkin nanda memang seperti itu saat di panti. Biarkal dia sendiri dulu" ucapan halus sang suami menjawab pertanyaan Risa.

    " Tuhan bolehkah aku masih egois tentang kesehatanku?, aku takut mama papa akan seperti orang tuaku dulu." Dengan cairan bening yang tidak sadar jatuh dari mata nanda yang membasahi pipinya.

   
    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tengah Adalah DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang