Bab 1: Melanggar Aturan [ Done Revisi ]

1.4K 188 549
                                    

"Sejauh apapun aku melangkah, jika kamu adalah tujuan ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejauh apapun aku melangkah, jika kamu adalah tujuan ku. Maka kamulah tempatku berlabuh"

-Muhammad El-Fathan Zikri
.
.
.

Malam Minggu di Jakarta, hiruk-pikuk kota bergema dengan tawa dan musik dari anak muda yang meramaikan jalanan.

Di tengah keramaian, Aurora Zeyana Permata gadis cantik berusia 19 tahun terlihat asik bercanda dengan teman-temannya. Meskipun ada yang menikmati minuman, Aurora memilih untuk tidak ikut serta.

Malam ini, gadis itu melanggar kembali aturan ayahnya yang jelas-jelas sudah mencabut hak kebebasan bermain Aurora. Namun, baginya larangan itu hanyalah perintah yang harus dilakukan.

Saat ini, Aurora tengah merayakan ulang tahun kekasih nya. Hansen Cakra Altara pria berusia 22 tahun yang telah menjadi kekasihnya sejak Aurora duduk di bangku kelas 1 SMA. Mereka merayakan moment spesial ini bersama merayakan ulang tahun Hansen sekaligus anniversary hubungan mereka yang telah memasuki tahun ketiga.

Aurora, telah lulus satu tahun lalu dan tengah menuntut ilmu di Universitas Arwana, kampus terkenal yang berada di kota Jakarta. Dan, Hansen sendiri lelaki itu masih dalam proses mencari pekerjaan.

Malam ini mereka menikmati kebersamaan itu di tengah malam Minggu dengan penuh keceriaan. Malam ini terasa indah bagi Aurora, ketika Hansen memberikan sebuah bucket bunga berukuran besar kepada Aurora.

"Happy anniversary yang ketiga tahun, Ara. Gadis cantiknya Asen," terlihat wajah Aurora yang berseri-seri dengan kebahagiaan menerima hadiah dari Hansen dan menunjukkan senyum manisnya.

"Terimakasih Asen. Terimakasih karena kamu selalu nemuin cara buat bikin aku bahagia," balasnya, suaranya begitu lembut dan manis dipendengaran Hansen. Lelaki itu, mengangkat tangannya mengelus pipi mulus Aurora.

"Sama-sama, sayangnya Asen." Ucapnya dengan senyum tulus.

Saat keduanya, sedang menikmati moment romantis itu tiba-tiba terganggu oleh suara, "ekhem.. ekhemm.. maaf. Bapak, ibu, jika kalian ingin romantis-romantisan jangan di sini yaahhh. Kita para jomblo gaak kuaatt" Carell, dia adalah salah satu teman mereka berucap dengan so dramatisnya.

Lalu, Revan lelaki sebelah Carell ikut bersuara, "yaelah, Car. kaya yang gak pernah liat kebucinan mereka aja."

Carell, menatap Revan sinis dan membalas, "diem. Lo Van kaya yang gak kepanasan aja lo liat mereka berdua."

Aurora, dengan senyum main-main,m menunjuk jari ke arah dua temannya dan berkata, "syutt. Yang jomblo diem aja" Aurora tersenyum mengejek.

Aurora dan Takdir Cintanya [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang