Blue Rose (Eclipse) bagian 1

1.2K 133 17
                                    

"Ayo, Noy! Moon! kalian lama sekali!"

Kedua kaki dari sang pemilik netra berwarna biru laut itu berlari mondar-mandir, bersemangat, manakala dirinya mendaki bukit kecil pagi itu.

Sesekali ia menoleh kebelakang, menyuruh kedua temannya yang lain untuk segera menyusul langka nya, dengan tidak sabaran.

Lelaki dengan manik sewarna emerald yang melihat tingkah kawannya itu pun hanya bisa berdecak pelan sebelum berseru, "berhenti lah berlari! Aku tidak akan membantumu kalau jatuh!" Ucap lelaki bernama Moon itu.

Perkataan nya tentu tidak dihiraukan oleh Sean. Sembari berlari, ia menoleh ke belakang dengan muka meremehkan. "Tidak ada yang meminta bantuanmu! Lagipula aku bukan anak kec-"

Braak!

Tawa bahagia Moon segera terdengar. Sambil memegangi perutnya, ia menunjuk tubuh Sean yang sudah terjerembab ke tanah akibat tersandung batu. "rasakan itu! apa aku bilang, kau tidak mau mendengarkan sih." saut Moon.

Sementara Noya yang berjalan di depannya hanya bisa tertawa pelan, terus melanjutkan pendakiannya pada bukit ini agar mencapai puncak.

Tadi malam, ketiga nya baru saja pulang dari ekspedisi melelahkan. Mereka bertiga terduduk lemas di ruang rapat, membuat Noya, Sean dan Moon memutuskan untuk menepis semua beban dan beristirahat sejenak pada keesokan harinya dengan jalan-jalan santai.

Dan pagi ini, saat mereka berkeliling di dekat area Eclipse, ketiga insan itu menemukan bukit kecil dengan satu pohon besar yang sangat rindang tertanam pada puncak nya.

Segera mereka memutuskan untuk mendaki bukit itu, memilih untuk beristirahat dan bercengkrama di bawah pohon nya.

"Bagaimana rasanya jatuh mencium tanah, huh? Enak?" Sindir Moon saat Sean dengan lesu bergabung dengan nya dan Noya. Lelaki itu melirik Moon malas sembari menepuk-nepuk pakaian nya yang sekarang kotor dan penuh tanah. "diamlah." Balas Sean, membuat Moon tersenyum penuh kemenangan.

Mereka kembali melangkah santai, terus mendaki bukit sehingga lah mereka sampai di puncak nya.

"Sampai!" Seru Sean senang. Ia berkeliling melihat-lihat pemandangan dari atas sana.

Moon memperhatikan sekitar, tersenyum kecil, "bagus juga."

Bukit ini lumayan luas, mereka disuguhi pemandangan taman bunga indah dengan berbagai jenis dan warna di atas sini. Bunga-bunga itu seperti mengelilingi pohon rindang yang berada di tengah puncak.

Noya tersenyum, memilih untuk duduk bersandarkan pohon besar di belakang nya setelah melihat-lihat sekitar. Ia mencoba untuk mengistirahatkan tubuh nya dari kengerian dunia ini.

Melihat itu, Sean dan Moon segera ikut duduk pada sebelah kanan dan kirinya, menyandarkan dan menyamankan diri mereka. Ikut menikmati semilir angin yang melintas di atas sana.

"Enak banget ya? Ngantuk nih." ucap Sean, menyamankan dirinya pada batang pohon dan pundak Noya.

"tidur mulu, kebo." jawab Moon. Kedua manik nya terpejam, tapi kesadaran nya masih penuh. Ia hanya menyamankan diri, mengistirahatkan kedua matanya yang lelah menatap dunia.

"Moon, diamlah. Kau mengganggu istirahat ku." ucap Sean, memutar malas matanya.

"kalian yang diam, berisik sekali." balas Noya, menghela nafas panjang.

Keduanya pada akhirnya memilih diam karna perkataan Noya. Masing-masing memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh mereka. Menikmati kenyamanan yang diberikan bukit serta pohon itu. Beruntung sekali rasanya mereka menemukan tempat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang