Menjadi Manusia

30 3 2
                                    

Dari balik pintu dapur aku mengintip Xiao Jing yang berdiri menatap gentong air di depannya. Sudah sekitar 10 menit dia menatapnya sambil sesekali menghela nafas.

"Xi....", belum selesai aku memanggil namanya, Xiao Jing bergerak maju ke arah gentong air itu dan tiba-tiba memeluknya. Dia merentangkan tangan kecilnya dan melingkarkannya menyesuaikan bentuk benda yang dipeluknya.

"Ah..nyaman sekali...", Xiao Jing menggumam.

Sambil menutup mulut dengan kedua telapak tanganku, aku menahan agar suara tawaku tidak keluar. Akupun beranjak pergi meninggalkan tempatku mengawasi tingkah Xiao Jing yang sempat membuatku khawatir.

***

Beberapa hari yang lalu....

"Benjamin...Benjamin...", teriak Xiao Jing di halaman rumah sambil sesekali berlarian ke sekeliling.

"Benjamin...Apa kamu benar-benar menghilang? Benjamin...", suara Xiao Jing terdengar semakin panik.

Benjamin adalah roh dari jam antik yang sedang direparasi di tokoku. Sejak Benjamin muncul dan memperkenalkan dirinya, Xiao Jing sering bermain dengannya. Memang penampilan Benjamin lebih tua beberapa tahun dari Xiao Jing. Tapi saat aku melihat mereka bermain di halaman rumah kami, aku melihatnya seperti kakak dengan adiknya.

"Xiao Jing, ada apa?", aku menghampiri Xiao Jing saat aku mendengarnya terisak.

"Yunting...", Xiao Jing berlari ke arahku dengan mata yang menyipit dan berkaca-kaca. "Yunting...Apa Benjamin benar-benar menghilang sekarang?"

"Hmmm..aku memang tidak melihatnya dari kemarin. Dia memang sering menghilang kan? Mungkin dia sedang bersantai di suatu tempat"

"Tidak Yunting. Saat ini berbeda. Pasti Benjamin sedang dikurung di suatu tempat", lanjut Xiao Jing sambil sesenggukan.

"Kenapa kamu berkata seperti itu, Xiao Jing?", aku membungkukkan badanku sejajar dengan tinggi Xiao Jing.

"Tadi saat aku kembali dari rumah Tuan Huang, di halaman rumahnya ada beberapa anak-anak sedang bermain. Lalu aku mendengar sesuatu". Xiao Jing berbicara sambil menghirup ingus yang keluar dari hidungnya karena tangisnya. Aku menyimak dengan baik apa yang akan dikatakan selanjutnya.

"Mereka bilang sekarang adalah bulan Ramadhan. Lalu mereka bilang setan-setan dikurung di bulan ini. Lalu sekarang, aku tidak menemukan Benjamin di manapun. Benarkah itu, Yunting? Bagaimana jika aku juga ikut dikurung?", Xiao Jing kembali terisak.

Aku mengelus kepala Xiao Jing. "Tidak seperti itu Xiao Jing. Pasti Benjamin hanya sedang tidur di suatu tempat. Kamu ingat kan dua minggu yang lalu saat dia tidak muncul karena menunggu telur burung pegar yang ditemukannya menetas?"

"Tapi Yunting..."

"Lagipula Xiao Jing, siapa yang akan tega mengurung gadis imut sepertimu?", aku mencubit pipi Xiao Jing dengan gemas.

"Yunting, aku takut. Kalau benar apa yang mereka katakan..."

"Sssttt..", aku memotong perkataan Xiao Jing. "Kamu itu anak kecil terimut di keluarga Gu. Jangan berbicara yang tidak-tidak". Lalu sebuah ide muncul. "Bagaimana kalau kamu berlatih berpuasa juga Xiao Jing? Kamu akan merasakan bahwa kamu adalah manusia"

Tangis Xiao Jing mulai menghilang. Kelopak matanya membengkak karena menangis terlalu banyak.

"Puasa itu apa, Yunting?"

Ah..aku terjebak dengan ideku sendiri. Aku mencari cara untuk menjelaskan arti puasa padanya. Bagaimanapun juga Xiao Jing masih anak-anak. Masih banyak hal yang dia tidak mengerti.

"Begini. Bulan ini bulan khusus, jadi selama 1 bulan kita belajar untuk berterima kasih untuk semua hal yang kita dapatkan. Termasuk untuk makanan yang kita dapatkan. Caranya dengan menahan diri untuk tidak makan dan minum dari matahari terbit sampai tenggelam"

"Kenapa harus seperti itu Yunting?"

"Karena saat kita lapar, makanan apapun yang kita makan jadi lebih enak kan? Jadi pasti kita akan lebih bersyukur dengan makanan itu"

"Benarkah? Apa kamu juga berpuasa, Yunting?"

"Ya. Aku sudah dewasa dan itu wajib", jawabku.

"Aku juga ingin puasa!", ucap Xiao Jing dengan semangat.

"Baiklah. Kamu bisa memulainya besok. Karena masih belajar, kamu berpuasa setengah hari saja ya? Jadi kamu boleh makan saat tengah hari"

"Tidak. Aku pasti kuat puasa seharian. Aku pasti lebih kuat dari manusia"

"Eh tapi kamu memang manusia kok", aku mencubit pipi Xiao Jing lagi. "Tapi kalau nanti kamu tidak kuat, jangan dipaksakan ya. Katakan padaku, ok?"

"Hem..hem...", Xiao Jing mengiyakan sambil menganggukkan kepalanya.

Menjadi Manusia (Time Princess Fan Fiction - Ancient Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang