01. Cinta Mati

6.6K 479 56
                                    


"Kantin ga?" Terdengar seorang pria menepuk pundak sang empu yang tengah melamun. Rupanya Gin, orang yang mengajaknya ke kantin.

"Duluan aja, gua lagi males."

"Lagi males apa lagi ada masalah? Cerita dong sama gua." Gin membuatnya menghela nafas. Arion, orang yang sedari tadi melamun itu tidak bersikap seperti biasanya hari ini.

"Gua lagi mikir, gua ada salah apa ya." Tanya Arion, sambil mulai mengungkapkan isi hatinya.

"Hah? Ada salah gimana? Lo yang jelas dong ceritanya." Gin mulai duduk dikursi yang ada didepan meja Arion, kini ia benar-benar penasaran dengan masalah yang tengah dipikirkan sahabatnya itu.

"Harris tiba-tiba ngejauh." Ucap Arion dengan nada serius dan sedikit sedih.

"Jauh kemana? Ada tuh dikelas sebelah." Gin menjawab spontan dengan polosnya.

"Bukan gitu goblok, maksudnya dia jauhin gua. Gua jadi mikir, gua ada salahkah?" Sedikit emosi dengan Gin, tapi Arion kembali termenung memikirkan Harris.

"Kok bisa? Coba tanya."

"Chat gua ga dibales, dibaca aja engga."

"Yaudah samperin sekarang."

"Gua takutnya ada salah, sedangkan gua belum inget kesalahan gua ke dia itu apa." Lagi-lagi Arion menghela nafas gusar, pikirannya sedari tadi tidak bisa tenang.

Gin akhirnya mengerti, Harris tipe orang yang silent treatment. Jadi agak susah untuk membujuk kalau kita sendiri belum tau letak kesalahan kita.

"Tapi daripada gini terus, mending tanya. Yang gentle lah jadi cowok." Setelah itu Arion memutuskan untuk menemui Harris setelah pulang sekolah.

•••

Terlihat seorang pemuda dengan surai merah bergaris putih sedang melambaikan tangan kearah temannya yang pulang lebih dulu. Dia tengah duduk di halte dekat sekolah untuk menunggu bus, dia ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

Saat sedang menunggu, ia melihat seseorang dengan rambut ungu gelap berjalan kearahnya. Dia pun segera bangkit dari duduk dan pergi dari halte tersebut. Namun sebelum sempat beranjak, orang tersebut sudah lebih dulu menggenggam tangannya.

"Hei, mau kemana?"

"Lepas Arion, aku mau pulang." Ucapnya sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Arion.

"Kamu kenapa ngehindar dari aku? Aku ada salah? Aku minta maaf, tapi tolong jangan hindarin aku ris."

"Ga perlu minta maaf, kamu ga salah. Lepasin tangan aku sekarang." Harris, masih bersikeras untuk membuat tangannya terlepas dari genggaman Arion.

"Ga bakal aku lepas sebelum kamu jelasin alasan kamu ngehindar dari aku." Yang awalnya hanya menggenggam, kini berubah menjadi cengkeraman kuat membuat Harris sedikit meringis.

"Aku ga ngehindar."

"Terus apa, hm?"

"Lepas Rion." Harris terus menerus mencoba untuk melepaskan cengkeramannya, namun tenaga Arion terlalu kuat.

"Jawab." Lagi-lagi Harris tidak menjawabnya, ia hanya menunduk tanpa berbicara sepatah kata pun. "Aku minta kamu buat jawab, bukan nunduk kaya gini." Ucapnya dengan nada lebih serius.

Netra nya terus menatap Harris yang diam membisu, lama-lama Arion mulai merasa kesal. Dia meraih sebelah pipi Harris dengan sebelah tangan mereka yang masih bertaut.

OUR UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang