Nunggu Jemputan

27 3 0
                                    

Teng-Tong-Teng-Tong~

Teng-Teng-Tong-Tong~

Kepada Seluruh Siswa-Siswi, Jam Pelajaran Telah Berakhir. Harap Keluar Kelas Dengan Tertib. Terima Kasih.

Lima anak kelas 1E kompak menggendong ransel masing-masing dan berjalan keluar kelas. Mereka berhenti berjalan kaki setelah sampai di pos satpam yang kosong. Mereka memilih duduk di bangku kayu panjang menunggu orang tua menjemput.

"Shoko! Nebeng dunk!"

Bulu mata lentik putih dikedipkan. Shoko tahu betul sikap manis sahabat albinonya yang satu ini. Dia mengembuskan napas, menjawab, "Ogah!"

"Pelit, nih!"

"Daddy-ku sibuk. Abis nganter aku pulang, dia mau pergi ke Pengadilan."

"Kerja mulu gak kaya-kaya! Percuma!"

Shoko menginjak sepatu baru Satoru. Membuat bocah itu menjerit heboh.

"Shoko! Ini sepatu baru! Oleh-oleh dari Amrik, tau!" Satoru mengomel sambil menyeka debu dari sepatu barunya dengan tisu kering.

"Sepatu kek gitu mah di kaki lima banyak! Murah lagi cuma tiga puluh ribu!" sahut Shoko.

"Itu yang KW! Ini asli ada tanda tangannya Michael Jackson!" seru Satoru, membuang bekas tisu ke pangkuan Suguru.

Suguru berdecak kesal. Sehabis menempelkan bekas tisu Satoru ke jidat Yuuji, dia berceletuk. "Itu sepatu basket, Sat. Yang ada juga tanda tangan Michael Jordan."

Satoru mengetuk dagu berpikir. "Iya, kah? Alah! Yang penting sepatu mahal lungsuran atlit terkenal! Btw, kita main ke rumah Shoko, yuk, Su!"

"Gak bisa, Sat. PR kita banyak dan Ayahku itu sangat disiplin waktu. Kalo mau main ke rumah Shoko entar pas hari libur aja," terang Suguru.

Satoru mencebik. "Dasar Kenjahit!"

Suguru berdiri dari kursi. Emosi, dia mencengkeram kerah kemeja Satoru. "Jangan hina nama Ayahku, Sat!"

Satoru membela diri ikut berdiri. "Emang bener, kok! Itu kan singkatan nama Bapakmu dan profesinya!"

Shoko tak jadi main game. Dia memilih berdiri mencoba memisahkan kedua sahabatnya.

Yuuji, sebagai anak baik juga ikut berdiri ingin melerai pertengkaran dua seniornya.

"ANJING! KAMPRET!"

Semua orang terhenyak. Mereka kaget mendengar umpatan Megumi bersama bunyi gedebuk keras. Melihat ke paling ujung, ternyata bangku panjang yang tadi mereka duduki jatuh menimpa tubuh Megumi di tanah.

Bukan menolong, Satoru, Suguru, Shoko, sampai Yuuji pun malah tertawa.

"Bantuin, ngapa! Ini salah kalian berempat seenaknya main berdiri!" teriak Megumi marah.

Yuuji berhenti tertawa. Dia bergegas menolong teman pertamanya di sekolah. "Gomene, Megumi. Habisnya lucu, sih."

"Lucu dari mana coba! Kukira kau anak baik, Uji!"

SD Jujur Kasian [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang