14. Masquerade

8.7K 537 2
                                        

14 Masquerade

.

Sesuai perintah dari sang Pangeran, Eirlys turun dari kereta dengan membawa tas yang berisikan bumbu buatan Marline. Mata Eirlys tertuju ke depan, melihat Pangeran Korvin berjalan ke tepi sungai mengambil hasil buruannya. Terdapat beberapa ikan besar yang menggantung di tangan sang Pangeran dengan kulit pohon sebagai tali, Eirlys cukup terpukau dengan kemampuan Pangeran Korvin. 

Eirlys berjalan ke tepi sungai mendekati Pangeran Korvin yang tengah menumpuk kayu bakar. Merasa bersalah karena bangun kesiangan, apalagi melihat Pangeran Korvin yang telah berburu untuk mereka.

"Permisi Yang Mulia. Ampuni hamba karena bangun terlambat." Eirlys menunduk hormat pada Aldric yang berjongkok di depan tumpuan ranting-ranting yang siap untuk dibakar.

"Bersihkan ikan-ikan itu dan bakar!" balasnya seraya melirik pada empat ekor ikan yang masih utuh dengan ujung mata. Ia bangkit kemudian meninggalkan Eirlys yang masih menunduk. Aldric kembali ke kereta kuda, ia memasang kembali baju yang semalam dikenakan. Kemudian melepas kuda dari tali kekang dan memberinya makan dengan rerumputan.

Eirlys melaksanakan perintah Pangeran Korvin. Ia mengambil pisau kecil dari tas yang juga menyimpan bumbu. Berjalan ke pinggir sungai lantas menaruhnya di atas bebatuan. Air terasa sejuk menyentuh kulit kala Eirlys mencuci wajah dan berkumur, ia pun menyapu tangan dan lehernya dengan air sungai yang mengalir. Ia tak mungkin mandi di hadapan seorang pria. Mandi dengan gaun panjang agak merepotkan pula, jadi ia memutuskan hanya menyentuh air di beberapa bagian tubuh saja.

Eirlys kemudian membuang perut ikan. Perempuan itu meninggalkan ikan yang telah dipotong di atas bebatuan, mencari ranting untuk ditusukkan pada ikan. 

Helaan nafas terdengar kala api berhasil dinyalakan dengan pemantik. Ikan yang telah diolesi bumbu dibakar dengan tumpuan dua batang kayu bulat pada kiri dan kanan. Eirlys sibuk mengipasi api agar ikan tidak gosong.

Eirlys menyeka keringat di dahi dan leher menggunakan punggung tangan. Melirik ke kereta, dimana Pangeran Korvin duduk di bagian penumpang seraya membaca sebuah buku yang tampak tak asing, jika dilihat dari sampulnya. Eirlys ingat, buku itulah yang membuat ia ketakutan setengah mati karena sentuhan tangan Pangeran Korvin.

Ia berpaling, takut ketahuan bila terus memandangi sang Pangeran. Eirlys masih keheranan dengan fakta bahwa ia kebal akan kutukan mematikan tersebut.

Api dipadamkan dengan membuat jarak antar kayu bakar. Eirlys lega, ia tak harus merasa panas-panasan lagi. Perempuan itu beranjak dari batu yang dijadikan alas duduk. Menghampiri Pangeran Korvin dan menunduk hormat di depan pintu masuk kereta.

"Ikan bakarnya sudah siap, Yang Mulia."

Pangeran Korvin tak memberi respon. Pria itu hanya meletakan buku ke dalam tas pribadinya, kemudian turun. Otomatis Eirlys bergeser membiarkan anak pertama dari Raja Oleander X melewatinya dengan kedua tangan yang bertaut di belakang tubuhnya.

"Kau tidak ikut makan?" Suara berat Pangeran Korvin bertanya, ia berhenti sejenak.

"Silakan Yang Mulia makan terlebih dahulu. Saya akan menunggu."

"Akan menghabiskan waktu lama jika makan bergantian. Aku tidak mau terlalu lama singgah."

Langkah pasti itu meninggalkan Eirlys. Perkataan Pangeran Korvin ada benarnya, keadaan mereka kini sangat mendesak. Mereka adalah buronan Raja Oleander X dan tengah dicari oleh prajurit-prajurit istana. Pada akhirnya Eirlys mengikuti Pangeran Korvin. Di tepi sungai bebatuan, pria terhormat itu duduk di sebuah batu, tempat Eirlys duduk tadi. Ia meniup ikan bakar, lalu menyantapnya.

Cursed Prince (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang