Tatapan Nunew jatuh kepada Zee Pruk, sudah sejak bermenit-menit yang lalu. Mungkin sudah mencapai satu jam lebih. Tapi Nunew tidak pernah bosan untuk menatapnya. Menatap bagaimana lelaki berparas tampan dengan tinggi badan yang sedikit di atas rata-rata itu berlarian kesana-kemari untuk merebut ataupun menggiring bola berwarna orange itu.
Zee memang tidak bermain sendirian. Dia bersama kedua temannya yang sama-sama tampan, Net dan Blue. Meski begitu, bahkan kedua teman Zee itu tetap tidak bisa mengalihkan pandangan Nunew, sekalipun Net lebih keren atau Bright yang lebih cool. Tapi, tidak. Pandangan Nunew selalu, dan akan selalu jatuh kepada seorang Zee Pruk Panich.
Posisi Nunew sedikit tersembunyi di kursi penonton yang disediakan di lapangan basket outdoor milik sekolah mereka. Nunew sengaja memilih kursi paling atas, paling pojok menjauhi pintu masuk. Membiarkan tubuh mungilnya tertutupi oleh beberapa penonton lain di depannya. Membuat pandangannya kepada Zee menjadi tersamarkan.
Cukup banyak yang melihat permainan basket kali ini, sekalipun permainan yang dilakukan Zee, Net dan Blue itu hanyalah sekedar permainan biasa setelah pulang sekolah. Bukan ekstra kulikuler juga, meski ketiga lelaki tampan itu sama-sama mengikuti ekstra kulikuler basket. Ekstra kulikuler basket dilaksanakan setiap hari rabu dan kamis, sedangkan ini adalah hari jumat.
Yah, ayolah. Mungkin tidak penting untuk menonton permainan biasa ketiga lelaki itu. Tapi siapa, sih, yang bisa mengabaikan pesona ketiga lelaki yang masuk ke dalam lelaki populer di sekolah ini? Nunew sama saja dengan para perempuan yang juga menonton permainan basket ini, tidak bisa mengabaikan itu. Bukan, bukan ketiganya. Hanya seorang Zee Pruk.
"Hey." Nunew menoleh secara refleks ketika merasakan pundaknya ditepuk oleh seseorang, dan Nunew mendapati sahabatnya Win mendudukkan dirinya di samping Nunew. Nunew tersenyum tipis ke arah Win. "Masih di sini? Biasanya kau langsung pulang."
Bahu Win terangkat, cuek. "Tadinya aku berpikiran untuk pulang, tapi melihatmu duduk sendirian di sini, aku jadi berhasrat menemani. Toh, hari ini aku tidak memiliki jadwal apapun setelah pulang sekolah."
Nunew mengangguk paham, dan Win mengalihkan tatapannya ke lapangan basket. "Lagi-lagi Zee Pruk?"
Sebuah ringisan tercetak di bibir Nunew.
Sudut mata Nunew menangkap Zee dan ia berujar. "Yeah, begitulah. Lagipula aku hanya bisa menatapnya lama-lama di saat seperti ini, karena kalau aku menatapnya di saat-saat lain dan jika ada orang memergokiku, orang-orang mungkin akan mengiraku seorang maniak."
Ucapan Nunew berakhir dengan dengusan lemah dan Win tidak bisa menahan dirinya untuk terkekeh. "Kupikir kau memang maniak Zee Pruk?"
"Diamlah―ugh, astaga Zee terlihat begitu seksi." Tatapan Nunew kemudian benar-benar kembali terfokus kepada Zee yang sedang terduduk di tengah-tengah lapangan, ditemani Blue dan Net di sisi lainnya. Mulut Zee terbuka kecil, dan bahunya naik-turun menandakan ia sedang kelelahan. Keringat membasahi rambut Zee dan sisi kepala Zee, membuat Nunew sukses tidak bisa menahan diri untuk menyeringai dan hampir saja meneteskan air liurnya. Tapi itu
tidak terjadi setelah Win bergerak untuk menempeleng kepala Nunew."Yak!" Nunew berseru dengan bibir bawah yang maju. Suaranya keras sekali sampai-sampai mungkin saja seisi lapangan beserta penontonnya mendengar seruan Nunew. Dan semakin sial untuk Win yang duduk di samping Nunew, karena seruan Nunew membuat telinganya berdengung dan tangan Win tergerak untuk mengusap kedua telinganya.
"Sialan, kau Nu. Tidak perlu berteriak, bodoh!" Win balas berteriak meskipun teriakannya tidak sekeras seruan Nunew. Nunew berdecak sebal. "Siapa suruh kau menggangguku?!"
"Aku hanya mencegahmu untuk tidak meneteskan air liurmu, bodoh! Kau benar-benar maniak Zee, tidak diragukan lagi. Ugh, apa yang seksi dari keringat menjijikkan yang hinggap di tubuhnya, hah?" Cerocos Win, tidak peduli kalau-kalau ucapannya mungkin saja didengar banyak orang atau bahkan sampai ke Zee sendiri yang masih di tengah lapangan bersama Net dan Blue. Tidak peduli kalau ia mungkin saja menjatuhkan image Nunew kepada orang banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rather Be
RandomBanyak orang yang melakukan apapun demi orang yang disukainya bisa menjadi suka padanya. Tapi tidak dengan Nunew. Nunew hanya cukup diam, mencintai dari jauh, tidak memaksakan apapun, dan biarkan Tuhan yang bekerja.