Selamat membaca
Maaf banyak typo
-
-
-
Shani kini tengah disibukan dengan tumpukan berkas yang berada di mejanya itu. Ia terus memeriksa satu persatu apa yang diminta oleh perusahaan saat ini. Begitu juga dengan Shania dan Boby yang jarak meja mereka tidak terlalu jauh satu sama lain dan masih dalam satu ruangan. Sedangkan Gracio, pemuda itu tidak tahu berada di mana karena Keynal belum memberikan pekerjaan apapun padanya.
Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya waktu sudah menunjukan pukul 12.00 siang. Dimana waktu istirahat tiba hingga pukul 13.00.
"Shan, kamu bawa bekel?" tanya Shania pada Shani yang masih menyusun berkas yang ia kerjakan.
Shani menggelengkan kepalanya sembari menatap Shania yang berada tidak jauh dari meja kerjanya. Hanya berjarak beberapa meter saja.
"Ya udah, makan siang di kantin yuk. Laper banget nih gue," ajak Shania dengan semangat.
Saat itu, Boby yang duduk di seberang meja mereka mendengar pembicaraan dan segera menimpali, "Aku juga mau ikut!"
"Kamu tuh ngikut aja, tau nggak? Heran aku," ketus Shania membalas ucapan Boby dengan nada menggoda.
"Ya kan sama pacar aku perginya, nggak berdua doang sama Shani," cengir Boby menatap Shania dengan penuh percaya diri.
Shania hanya memutar bola matanya malas, kemudian ia kembali menoleh ke arah Shani meminta jawaban wanita cantik itu.
"Gimana, Shan?" tanya Shania kembali, berharap Shani setuju untuk makan siang.
Shani mengangguk pelan. "Boleh deh, yuk," balas Shani dengan senyum kecil, merasa lega bisa beristirahat sejenak dari pekerjaan yang menumpuk.
Ketiganya pun melangkah serempak menuju kantin, suasana hati mereka terasa lebih ringan dengan pertemanan yang hangat dan canda tawa yang mengiringi perjalanan mereka.
Di tengah perjalanan, mereka bertiga tidak sengaja berpapasan dengan Gracio yang sepertinya tengah melihat-lihat setiap sudut kantor itu.
"Hai, kamu mau kemana?" tanya Gracio pada mereka bertiga, namun tatapannya tertuju pada Shani, yang terlihat begitu cantik di matanya.
Shani sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan Gracio. Ia menarik tangan Shania, lalu melewati Gracio begitu saja tanpa memberikan jawaban.
"Sabar, bro, anaknya emang gitu," celetuk Boby seraya menepuk pundak Gracio, sedikit menghibur temannya yang tampak kecewa. Setelah itu, ia bergegas menyusul Shani dan Shania, berusaha tidak memperpanjang situasi tersebut.
"Kamu pikir aku bakal nyerah, Shani? Tentu aja nggak. Aku yakin aku bakal bisa dapetin hati kamu," gumam Gracio, tersenyum menatap punggung Shani yang semakin menjauh.
Setelah mereka berlalu, Gracio tidak ikut menyusul mereka ke kantin. Ia lebih memilih untuk pergi ke ruangan Keynal yang berada di lantai atas. Dalam perjalanannya, pikirannya dipenuhi dengan keputusan untuk tidak menyerah dalam usaha mendekati Shani, meski sikapnya terkadang sulit dipahami.
Brak!
Gracio membuka pintu ruangan Keynal dengan kasar, lalu langsung melangkah menuju meja kerja sang ayah.
"Kamu ini apa-apaan sih, hah?" bentak Keynal, terkejut melihat tingkah putranya yang tiba-tiba masuk tanpa permisi.
"Pah, Cio nggak mau jadi karyawan biasa. Angkat Cio jadi direktur utama, dan jadiin Shani sebagai sekretaris pribadi Cio," ujar Gracio tegas, mengabaikan pertanyaan Keynal.
![](https://img.wattpad.com/cover/365269506-288-k796370.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything : Edisi Baru [TAMAT]
Teen FictionMencintaimu adalah sebuah keindahan Dan memilikimu adalah suatu keharusan.