PROLOG

8 0 0
                                    

Hai

Selamat datang di cerita saya yang tak seberapa ini, jika ada salah kata atau yang lainnya mohon di ingatkan, dan mohon saran dan kritiknya iya.

Happy reading

Dunia ini penuh dengan misteri hingga aku tak bisa membedakan mana dunia yang nyata dan yang tidak nyata

_13 8 21 0 6_

Malam yang dingin dengan rembulan yang menyinari gelapnya malam, di tengah hutan seorang pemuda tengah berdiri menatap sekeliling hutan yang lebat akan pohon yang menjulang tinggi. Suara langkah kaki yang tengah berlari terdengar nyaring di hutan itu, pemuda yang mendengar itu berusaha mencari asal suara yang terdengar nyaring di hutan itu.

Secara perlahan pemuda itu mulai melangkah kakinya mengikuti asal suara itu, tapi baru saja satu langkah. Suara itu secara tiba-tiba menghilang begitu saja, pemuda itu berhenti. Mencoba mencari dan mendengarkan lebih jelas lagi suara itu, tapi sayangnya suara itu sudah tak ada.

Lama kelamaan, pemuda itu mencoba untuk menghiraukan suara itu dan mencoba untuk mencari jalan keluar dari hutan yang lebat akan pohon yang menjulang tinggi itu. Secara perlahan kakinya tanpa sadar telah membawahnya lebih dalam untuk masuk ke dalam hutan itu, hingga secara tak sadar pemuda itu berada di sebuah sungai yang masih saja di kelilingi pohon yang menjulang tinggi.

Suara serangga dan air yang mengalir mendominasi tempat itu. Karena merasa lelah, akhirnya pemuda itu memutuskan untuk duduk di pinggiran sungai. Pemuda itu duduk termenung dengan menatap aliran sungai. 

"Tolong... tolong... tolong..."

Mendengar suara seseorang yang meminta tolong dengan diiringi suara langkah kaki yang tengah berlarian, kini terdengar hingga membuat pemuda yang tadinya diam dan terduduk di pinggiran sungai itu secara spontan berdiri dan mencari asal suara itu.

Tak ingin kehilangan jejak lagi, pemuda itu segera melangkahkan kakinya sedikit cepat dan menyusul asal suara itu. Entah sadar atau tidak, pemuda itu semakin masuk ke dalam hutan itu, dan secara perlahan suara itu hilang begitu saja.

Langkah pemuda itu terhenti setelah tak mendengar suara itu lagi. Setelah langkahnya terhenti, pemuda itu mulai menyelusuri sekitarnya. 

Langit yang tadinya bersinar terang karena sang rembulan, kini menjadi gelap. Awan hitam menyelimuti rembulan yang tadinya bersinar dengan terangnya, kini hutan terlihat semakin gelap belum lagi suara serangga yang saling bersahut-sahutan terdengar nyaring di hutan itu.

Pemuda itu panik, keringat mulai bercucuran di kepalanya, hawa dingin mulai terasa di tubuhnya, di tambah lagi dengan suara seseorang yang meminta tolong dan langkah kaki yang berlarian itu mulai terdengar lagi.

Kali ini suara itu terdengar jelas, seakan-akan suara itu ada di sekitarnya. Pemuda itu makin panik, dirinya sudah tak kuat dengan suara itu, menutup telinganya agar menghalau suara yang terus saja terdengar di telinganya.

Tapi itu semua percuma, nyatanya suara itu semakin keras dan jelas, pemuda itu panik. Dan secara tak sadar, pemuda itu berlari lebih dalam dan berharap suara itu akan hilang, namun sayangnya suara itu masih terdengar jelas di telinganya.

"Pergii!!! jangan ganggu saya pergi!!!" teriak pemuda itu ketakutan.

Teriakan pemuda itu terdengar nyaring di hutan itu, tapi pemuda itu hanya mendengar suara tadi yang terus mengganggunya. Dan suara itu terasa semakin dekat dan jelas, pemuda itu tak tahan, yang dia tahu sekarang hanya berlari dan berteriak.

Lama, kaki pemuda itu melangkah. Membawa raga itu masuk lebih dalam lagi di hutan itu.  

...

Hari semakin larut, rembulan yang tadinya bersinar terang kini mulai redup karena tertutup awan hitam di atas sana.

Di tengah hutan dengan pohon yang menjulang tinggi di sekitar. Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, tak lama setelahnya seorang pemuda tampak berlari. Hingga pemuda itu berhenti berlari dan berdiri terdiam di tengah hutan yang gelap itu.

Nafas yang masih terasa tersendat-sendat, pemuda itu menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

Sedangkan di depan sana, terdapat seseorang yang tengah berdiri membelakangi pemuda yang tengah menatapnya dengan tatapan kosong.

"Di dunia ini kau hanya perlu membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak, jika tidak kau..." Kata seseorang yang tengah berdiri di depan sana.

"Siapa kau? Dan apa yang terjadi?" Jawab pemuda itu.

"Tak penting siapa aku" kata seseorang itu menjeda. "Dan hanya kau yang tahu apa yang terjadi" lanjutnya.

"Bagaimana cara aku mengetahui jika aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi saat ini"

"Itu urusanmu" katanya terjeda. "Saudara ku" lanjutnya.

Setelah mengatakan itu, sosok itu secara perlahan hilang. Pemuda itu tersentak, setelahnya dia menatap sekeliling dengan tatapan bingung.

"Di mana kau!! Beri tahu aku apa yang terjadi!!" Pemuda itu berteriak.

"Sebenarnya apa yang terjadi??"

"Tolong siapa pun beri tahu aku!!"

Pemuda itu terus saja berteriak, hingga tanpa sadar. Di belakangnya seseorang sedang menatapnya dengan tatapan sendu.

"Seharusnya kau tak ada di sini saudaraku, di sini bukan tempat mu" kata seseorang itu dengan lirih.

"Semoga kau dapat menemukan jalan keluarnya" lanjut seseorang itu. Dan secara perlahan seseorang itu berjalan mundur, hingga seseorang itu lenyap dengan gelapnya hutan.

Sedangkan di sisi lain seorang terlihat memperhatikan keduanya. Seseorang itu melihat apa yang terjadi, dari awal hingga akhir.

"Itu tak akan terjadi" kata seseorang itu.

Segitu dulu iya
Sampai jumpa di chapter selanjutnya
Jangan lupa vote dan komen

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stuck In Another WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang