G4Y?MAN

9 - Gay(?) Man

Guys Jangan lupa dukungannya di karyakarsa ya dan komen di jalan cerita serta vote.

Supaya Jae bisa mengembangkan cerita Sasusaku setiap harinya 😇

.

.

.

Happy Reading

4 bulan kemudian. Hari pernikahan.

Sakura dan Sasuke sudah berada di atar. Mereka berdua bersedia dan siap untuk menempuh kehidupan baru.

Sasuke mempercepat pernikahan ini dengan dalih menutup aibnya.

Sakura sama sekali tidak ingin mempercepat pernikahan ini dengan alasan yang lain.

" Mempelai pria dan wanita. Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura. Apa kalian siap untuk menikah?"

" Kami siap." Ucap Sasuke.

" Saya siap." Jawab Sakura. Sasuke melirik ke arah Sakura, wanita itu nampak bersedih.

" Mari kita mulai." Ucap pendeta.

Sebelum memulainya. Sang pendeta terus menatap ke arah Sakura. Wanita merah muda dengan penampilan yang menawan.

Melirik ke sesuatu yang besar.

" Saudari Sakura, apa kau sedang mengandung?"

DEG!

Pertanyaan dari pendeta membuat Sakura dan Sasuke terkejut. Orangtua dari Uchiha Sasuke menutup mulutnya, mereka terkejut.

Belum lagi kedua orangtua dari Sakura. Mereka tidak pernah menunjukan sisi kebahagiaan untuk anaknya. Artinya, mereka berdua tidak peduli dengan anaknya.

" Kapan acara ini selesai?" Mebuki mengipas wajahnya dengan kipas kayu yang terbuat dari kayu pinus.

Mebuki menerima pernikahan Sakura dengan keluarga Uchiha untuk meluruskan keuangannya yang hampir bangkrut.

" Bisa kau diam, Mebuki?" Kizashi, ayah dari Sakura yang tiba - tiba menjadi antagonis seperti istrinya. Hanya karena harta yang hampir melarat.

Sebelum pernikahan, 4 bulan yang lalu. Sakura datang ke rumah dengan pakaian lesuh dan penuh kissmark.

Sakura dengan suara pelan dan sedikit gemetar "Ayah, Ibu... ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."

Mebuki  menatap Sakura dengan khawatir "Ada apa, Sayang? Kamu terlihat sangat cemas. Kamu bisa bercerita pada kami."

Ayah Sakura  "Benar, Nak. Apa yang terjadi?"

Sakura mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri* "Ini tentang Sasuke... Uchiha Sasuke."

Ayah Sakura menatap Sakura lebih serius "Sasuke? Dia teman lama keluargamu, bukan? Kami sudah mengenalnya sejak kalian masih kecil. Apa yang terjadi?"

Sakura menunduk, menghindari tatapan orang tuanya "Aku... aku merasa dilecehkan olehnya. Bukan secara fisik, tapi secara emosional. Dia selalu memperlakukanku dengan dingin, kasar, dan seolah-olah aku tidak penting. Setiap kali aku mencoba mendekat, dia menjauh. Ketika aku butuh dukungan, dia malah membuatku merasa lebih buruk."

Ibu Sakura terkejut, mendekati Sakura dan memeluknya  "Sayangku... kenapa kamu tidak pernah menceritakan hal ini sebelumnya?"

Sakura air mata mulai mengalir di wajahnya "Aku pikir aku bisa menghadapinya sendiri. Aku selalu berpikir kalau dia akan berubah. Aku terus berharap, tapi seiring waktu aku merasa makin tidak dihargai. Bahkan, terkadang aku merasa dia memanfaatkanku hanya karena dia tahu aku selalu ada untuknya."