Pelarian yang sia-sia. | - 1

1.4K 144 7
                                    

Angin bertiup kencang malam itu, derasnya hujan dan gemuruh petir terus memaksa (name) untuk berlari dari gerombolan preman yang tengah mencarinya.

" Hah.. hah.. " nafasnya tidak teratur, (name ) bersembunyi dibalik tangki kosong yang sudah tua sambil menutup mulutnya.

Tangis membasahi kedua pipinya, luka di lutut dan siku akibat beberapa kali terjatuh masih mengeluarkan darah yang cukup deras. (Name) berlari tanpa menggunakan alas kaki dan hanya memakai dress tidur sebagai pakaiannya.
Tubuh (name) gemetar tidak karuan setelah mendengar langkah kaki yg cukup besar berjalan mendekatinya.

" Ketemu " ucap sosok besar itu, tidak lain tidak bukan ia adalah Mandeok. Mandeok yang selalu berada disisi yoojin dan selalu menuruti apapun perintah dari sang presiden.

Dengan cepat Mandeok menggendong (name) dengan 1 tangannya tanpa merasakan adanya beban.

" Lepaskan! Man-deok, tolong! "
" Lepaskan aku kali ini saja. Ku mohon padamu, kumohon.. "

Bisa dilihat dengan jelas, tatapan mata (name) terlihat sangat lelah, seperti sudah tidak ada lagi tujuan hidupnya kala itu.

(Name) mengepalkan kedua tangannya kepada Mandeok, ia berharap Mandeok memiliki belas kasihan dan akan membebaskannya ke dunia luar.

Namun nihil, harapan (name) satu satunya tidak berjalan sesuai keinginannya. Mandeok membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju kumpulan mobil yang terparkir tidak jauh dari titik ia berdiri.

" Mandeok, tolong, lepaskan aku! "
" Tolong, tolong, tolong! "
" Aku tidak mau kembali kedalam penjara itu lagi, aku mohon Mandeok "
" Kau harapan ku satu satunya, kumoho- "

/cttt

Suara (name) perlahan menghilang, itu karena ulah baek gyeol yang menyuntiknya vaksin asing ke leher (name) .

Kedua matanya kini tertutup, kepala (name) bersandar pada dada Mandeok dengan kedua tangan yang masih mengepal dengan erat.

" Maaf, nona " ucap Mandeok dengan suara nya yang lembut.

Baek gyeol yang mendengar itu langsung tersenyum tipis.

" Kau terlihat peduli dengannya " gumam baek gyeol sambil tetap menatap lurus langkahnya.

Mandeok melirik baek gyeol, begitu pula baek gyeol yang membalas tatapan Mandeok dengan senyumnya yang mekar. Tangan kanannya menepuk punggung Mandeok sambil membisikkan sesuatu.

" Biarpun begitu, dia adalah budak yoojin, milik yoojin dan sesuatu yang sangat dicintai yoojin. "

" Kau tidak bisa kan mengelak perintah yoojin hanya karena tatapan mata wanita ini yang penuh dengan pilu? "

Sambung baek gyeol sambil berjalan duluan meninggalkan Mandeok.

Mandeok menatap wajah (name) , perkataan baek gyeol ada benarnya.

ミミ

(Name) kembali terbangun ditempat yang sama, sebuah kamar yang dipenuhi dengan warna putih di dalamnya.

(Name) segera bangun dari tidurnya, ia tertatih menuju pintu kamar yang sudah pasti dikunci dengan rapat.

/DUG DUG DUG

" Tolong ! Siapapun tolong keluarkan aku dari sini! "

/DUG DUG DUG

(Name) terus memukul pintu kamarnya, ia tidak peduli meskipun kedua tangannya memar akibat terus memukul dengan keras.

/Ting

Pin kamar terbuka dari luar, awalnya (name) tersenyum manis dan kedua matanya berbinar-binar. Ia harap bantuan segera datang padanya dan membawanya keluar dari mansion ini.

/Cklek

'sial' batin (name) sambil menatap sorot mata pria yang ada di hadapannya.

Sudah dipastikan, yoojin yang akan membuka pintu kamar (name) dan hanya yoojin yang tau pin kamar name saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah dipastikan, yoojin yang akan membuka pintu kamar (name) dan hanya yoojin yang tau pin kamar name saat ini.

Sorot mata yoojin terlihat sangat tajam nan dingin, ia terus menatap (name) yang ketakutan, dengkulnya lemas, rasanya (name) tidak kuat untuk berdiri lagi.

Yoojin menutup pintu kamar, ia mendekati (name) dan mengusap pipi kanan nya dengan lembut.

" Imutnya " ucap yoojin dengan senyum tipis andalannya.

" Yo-yoojin? " Iirih (name) .

" Aku disini sayang... "

Yoojin memeluk (name) tanpa rasa bersalah, mengelus kepala belakang (name) sambil terus mengeratkan pelukannya.

(Name) yang merasa sesak tidak bisa melakukan apa apa, rasanya seperti dililit oleh seekor ular.

" Sshh sayang, aku disini sekarang "
" jangan pergi dariku lagi ya? " bisik yoojin.

Sesak, rasanya sulit untuk bernafas, yoojin sepertinya tidak sedang memeluk, tapi ia mencoba membunuh (name) secara perlahan.

" Yoojin, lepaskan, sakit. " Lirih (name) sambil memukul punggung yoojin dengan lembut, ia tidak berani memberi balasan yang setimpal pada yoojin, karena ia tau akan bernasib sial.

Yoojin melepas pelukannya, menyudutkan (name) ke tembok terdekat sambil mencengkram leher (name).

Rasanya pusing, lehernya sakit dan semakin sulit untuk menarik nafas.

" Padahal kau aman dalam dekapan ku tapi kenapa kau terus bersusah payah untuk pergi? "

" Sampai sekarang hanya kau yang berani bertindak sejauh ini, (name). "

" Yooj-in, nghh aku minta ma-afff! "
" Kumohon! "
" Tolong, lepaskan. "

/bruk!

(Name) terjatuh ke lantai.

Melihat itu Yoojin hanya terkekeh sambil mengangkat dagu (name) dengan kakinya.

" Lihatlah dirimu yang lemah ini, tanpa ku mungkin sekarang kau sudah jadi gelandangan, (name) " Ucap Yoojin dengan kesombongan nya.

Yoojin menendang perut (name) dengan kasar, lalu pergi meninggalkan (name) tanpa sepatah katapun.

Darah mengalir dari mulut (name), bagaimana tidak? Tendangannya tepat di ulu hati. Apalagi (name) belum makan apapun sedari 3 hari lalu, kata Yoojin, itu adalah pelajaran agar tidak membangkang pada tuannya.

-continued.

Obsessed ╬ Yoojin-Name(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang