Cuma tentang avi dan dunianya, tentang manis pahitnya hidup. Juga mengenai takdir yang membelenggu impian dan harapan kecilnya. Welcome to Semesta Avi yang biasa-biasa saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak perlu membaca pesan Farhan lebih lanjut, membaca kalimat adiknya dilukai sudah mampu menegakkan tubuh Damian yang semula tidur tanpa alas di lantai kelasnya. Anak kelima Tanaka itu berlari menuju kantin sekolah yang letaknya di tengah antara bangunan SMP dan SMA Bina Karya dan berhadapan langsung dengan mushola.
"Yan!"
Damian menoleh pada Farhan yang melambaikan tangan ke arahnya.
"Adek gue mana! ko sepi? lo kalo sampe boongin gue, gue gampar ya han?!"
"Wei, santai bro. Adek lo udah di bawa ke uks sama temennya. Ini udah sepi karena pak suryo turun tangan. Lo kelamaan datengnya," jelas Farhan.
Damian menyugar rambutnya ke belakang, "Ya gila aja kelas kita di lantai tiga paling ujung, ini gue juga udah lari. Oh iya siapa orang yang udah dorong adek gue?"
"Anak kelas 10, anak baru. Dia enggak tau aja si avi punya abang macem kuda lumping makannya bisa begi... woi mau kemana lo bangsat! gue lagi ngomong juga malah pergi!"
Farhan menatap teman nya yang malah berlari keluar dari kantin.
"Ke uks lah, btw Anak ustadz ga boleh ngomong kasar han!" pun Damian yang berlari sambil tertawa.
"Yeu tai!"
....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.