MANIS

28 4 3
                                    

Sudah lama aku dan Bunga berpisah dalam hubungan yang cukup serius. Perpisahan ini terjadi ketika ia melihat diriku memberikan es krim dengan rasa yang ia sangat sukai kepada perempuan lain. Ya, memang Bunga adalah orang yang memiliki rasa cemburu yang besar. Namun di sisi lain bukan salah dirinya, memang akhir-akhir ini diriku hanya ingin menenangkan diri dan yang ku lakukan yaitu pergi kemana pun yang aku ingini tanpa berkomunikasi dengan jelas dengan dirinya.

Di pagi haru yang libur ini aku melihat dirinya dari depan pintu rumahku. Ia menggunakan pakaian rapih dan sangat cantik. Saat aku melihatnya lebih baik lagi, ia berjalan dengan Baam. Memang rumah kita bertiga berdekatan, tetapi saat aku melihat ini ada rasa sakit di hati ku. Ku usahakan untuk tidak memikirkan hal ini, karena hubungan ku dengan Bunga sudah tidak seperti dahulu lagi. Aku masuk ke kamar ku untuk menikmati hari libur ini sendirian. Sudah cukup lama aku menikmati waktu tidur ku. Diriku mencoba menghibur diriku dengan membuka media sosial. Tidak sengaja aku melihat Bunga memasang story baru di media sosialnya. Terlihat Bunga sedang menikmati es krim bersama, tetapi mengapa es krim yang ia nikmati rasa coklat. Tanpa pikir panjang ku membalas cerita dia
"Bung, emang dia gak tau kalo kamu suka stroberi?" terkirim
Tetapi Bunga hanya membaca tanpa membalas pesan ku. Apakah hubungan kita cukup disini saja? Mungkin saja memang sudah tidak bisa terjadi cerita bahagia yang telah terjadi kemarin-kemarin itu.

Lalu ada notifikasi dari layar handphone ku. Ternyata Baam mengirimkan ku pesan
"Gal, besok masih libur kan? Sini ke rumah gw"
"Ngapain?"
"Gw beli mesin es krim, haha lucu kan?"
"Terserah lo deh. Intinya adain rasa matcha ya!"
"Idih rasa rumput, bleeh"
"Jaga omongan lo"
"Iya deh, siap Abang kuh. Gw tunggu besok"

(Keesokan harinya)
Ku hampiri rumah Baam, tetapi aku melihat Bunga sedang duduk di kursi depan rumah Baam
"Bunga, masih di luar?"
"Iya, Baam lagi pakai baju katanya. Tadi ngomong ke gue lewat chat"
Tidak lama setelah ia berbicara seperti itu Baam membukakan pintunya. Lalu kami dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya. Kita bertiga pun mempersiapkan bahan-bahan membuat es krim bersama. Setelah es krim sudah jadi, mengapa Bunha lebih memilih es krim dengan rasa coklat dan mengapa Baam memilih es krim dengan rasa stroberi?
"Am, kenapa ambil yang stroberi?"
"Oh, enak soalnya. Manis-manis asem. Bunga yang kenalin gw rasa stroberi ini" jawab Baam kepada Galih
"Oh ya, coklat enak gak, Bung?" tanya Galih ke Bunga
"Ya enak, manis banget. Tapi gue tambahin bubuk stroberinya. Biar gue lebih menikmatinya dengan suka" jawab Bunga kepada Galih
"Ya udah, aku ikutan tambahin bubuk coklat ah. Biar aku gak lupakan apa yang aku suka" sela Baam pada percakapan mereka berdua
"Idih, bisa aja. Asalkan jangan lupa gosok gigi tuh"
Menyimak obrolan mesra mereka membuat diriku terdiam saat itu. Lalu diriku langsung berpamitan kepada mereka
"Sorry ya, gw duluan. Dipanggil Mbok gw. Oh ya Baam, makasih es krimnya. Duluan Baam, Bung .... duluan"
"Yo" jawab Baam dan Bunga.

Tibanya aku di rumah, Mama sudah menunggu ku di ruang tamu
"Pulang juga anak ku. Pagi-pagi sudah main padahal sudah dewasa"
"Maaf mbok, tadi lupa pamitan"
"Dah .... Dah... Cepetan beresin semuanya buat dibawa besok kita pindah ke kampung"
"Oh iyo yo. Dah ya Mbok, aku mau cepet-cepet beresin"
"Aaa ... Bagus anakku, cepat yo"
"Emang mau berangkat kapan sih Mbok?"
"Besok pagi-pagi subuh. Dah, cepet!"
Galih cepat-cepat membereskan dan memilih barang-barang yang ingin ia bawa untuk pindah ke kampung halamannya. Setelah aku sudah membereskan semuanya langsung ku membantingkan tubuh ku di atas tempat tidur ku. Aku tersadar bahwa aku belum mengabarkan hal ini ke Baam. Tetapi pikiran ku terus tertuju kepada Bunga. Niat ku yang sebelumnya ingin mengambil handphone ku sudah hilang saat aku menyadari bahwa mereka sudah bersama dengan kebahagiaan.

(Keesokan harinya)
Pagi subuh telah tiba, aku sudah siap berangkat dengan mobil yang sudah siap mengantarkan aku dan ibu ku pergi ke kampung halaman ku. Saat ku melihat warung dekat rumah, ternyata Baam sedang menikmati secangkir kopi di warung itu. Lalu ku hampiri dirinya
"Baam, pagi-pagi minum kopi. Wong kok aneh ya?"
"Woi, lu aja pagi-pagi gini sudah rapi. Mau kemana?"
"Mau pergi ninggalin Jakarta. Gue mau balik ke kampung halaman gw"
"Tiba-tiba banget. Tega ye lo" dengan suasana Galih memeluk Baam
"Am, makasih dan bahagia selalu ya"
"Huh? Ya udah, iya ... iya .... Lu juga nanti di sana harus bahagia" Galih melepaskan pelukannya
Kaki ku meninggalkan Baam seketika. Aku dan ibu ku sudah memasuki mobil dan berangkat menuju ke kampung halaman ku.

"Pagi, Baam"
"Oh, pagi cantik ku. Idih pagi-pagi sudah es krim coklat dengan bubuk stroberi"
"Biarin, nagih sih. Untung kemarin kamu buatin aku semangkok jadinya bisa aku simpan di kulkas ku, hahaha"
"Oh ya, cantik, Galih balik ke kampung halamannya"
"Oalah gitu, ya ya ya. Semoga Tuhan selalu memberikan kebaikan untuk dirinya ya"
" ... "
"Kenapa kamu? Hm, pedulikan saja dirinya sebagai manusia atau sesama makhluk hidup"
"Gak sedih ditinggal sama teman?"
"Siapa juga yang sedih. Manusia ataupun makhluk lainnya emang gitu terkadang. Meninggalkan tempat dan pindah ke tempat lainnya untuk mencari keamanan atau kenyamanan yang lebih pantas. Tapi sekarang aku anggap hanya mengetahui nama dia saja gak lebih"
"Kalo dianggap cuman saling tau nama doang, Galih sedih nggak menurut kamu?"
"Aku gak satu jiwa sama dia. Mana ku tahu. Ya, anggap saja dia terima. Karena manusia bisa berubah dalam pertumbuhan tubuhnya tetapi manusia juga dapat berubah karena dari sekian banyak cerita yang dialaminya"
"Iya deh Bu guru. Pagi-pagi sudah ngasih ilmu gitu sampai-sampai es krim meleleh di tangan pun gak sadar tuh ... Belepotan, kek anak kecil yang hobi main di sore hari dengan muka yang masih habis dibedakin" ejek Baam ke Bunga.
Bunga yang menyadarinya langsung membersihkan es krim yang meleleh itu di tangannya menggunakan tisu yang disediakan oleh warung itu
"Hahaha, ngejek nih ya? Dasar Baam!"
Lalu Baam ikut tertawa bahagia karena ia sangat mencintai seluruh apa yang Bunga miliki termasuk tawa dari kekasih manisnya.

-END-

Goresan Pi HatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang