chapter 37

250 32 1
                                    


Maaf kalau ada typo
.
..
...
Happy reading
.
..
...

Adrian sudah duduk manis disamping Kinan yang sedang mendengarkan temannya bercerita. Seperti biasa adrian akan sangat bosan walaupun baru 5 menit dia duduk disana. Adrian tidak sendiri diseberang mejanya ada Jenan yang juga menemani ibu-nya.

" Bosan? " Jenan bertanya dengan isyarat

Adrian mengangguk, siapa yang tidak bosan jika hanya duduk mendengarkan para ibu-ibu yang hanya menceritakan tentang anak-anak mereka.

" Ma, Jenan boleh duduk dimeja sana nggak? " Jenan meminta izin mamanya

" Boleh sayang "

" Tante, Adrian boleh sama Jenan? Kita duduk ditempat biasa " Jenan meminta izin Kinan untuk membawa Adrian duduk bersamanya

" Adrian, bosan? " Kinan sudah tahu adrian pasti bosan tapi tetap bertanya

Adrian tersenyum malu, tidak enak setiap diajak selalu pergi duluan daripada Kinan.

" Baiklah, kalian boleh pergi tapi adrian harus makan "

" Mamah, nggak mau kena omel zhaffa " ucap Kinan bercanda

" Makasih, mah. "

Adrian dan Jenan duduk ditempat biasa ketika mereka bosan dengan acara ibu-ibu mereka.

" Kamu sudah beritahu Zhaffa? " Tanya Jenan membuka pembicaraan

" Belum " balas Adrian

Sebenarnya adrian sudah beritahu Zhaffa kalau dia akan keluar bersama Kinan. Tapi, saat tadi akan berpamitan entah pergi kemana kekasihnya, Adrian tidak tahu.

Adrian sempat bertanya pada Zhaffa saat Kinan dan yang lainnya sudah pulang. Zhaffa mengizinkan, tapi dia ingin Kinan mengajaknya juga.

" Kenapa belum? "

" Zhaffa tadi keluar mau ketemu Revan sama Tristan " jawab adrian. Tidak yakin dengan jawabannya sendiri.

" Tristan lucu, ya " ucap Jenan

Adrian melihat Jenan dengan pandangan seperti mengoda sekaligus mengejek

" Lo suka sama Tristan " Tanya Adrian dengan penuh selidik

" Suka "

" Anjing, langsung dijawab dong " ucap adrian heboh, lupa kalau mereka saat ini masih ditempat acara para orang tua

Jenan reflek menutup mulut Adrian mengisyaratkan untuk mengecilkan suara

" Tangan lo asin " ucap Adrian setelah berhasil melepaskan tangan Jenan dari mulutnya

" Kecilkan suara kamu " balas Jenan, jengah juga dengan manusia super heboh seperti Adrian

" Oke oke, jadi lo suka sama Tristan? " Tanya Adrian dengan serius

" Iya suka "

" Lo nggak main-mainkan? " Walaupun dia dan tristan belum terlalu dekat sering Adrian tidak mau Jenan mempermainkan Tristan

" Saya tidak pernah main-main dengan perasaan " balas Jenan sedikit menegaskan bahwa saat dia menyukai Adrian, dia tidak pernah main-main

" Lo nggak jadiin Tristan bahan pelarian lo kan " Tanya Adrian lagi

" Tidak, saya mungkin masih punya sedikit rasa sama kamu, tapi Tristan beda saya benar-benar suka tanpa menjadikannya bahan pelarian " Jelas Jenan tidak ingin Adrian menganggapnya laki-laki brengsek

Friend To BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang