Ketua Osis

356 31 0
                                    

Aula di ujung koridor tengah dipenuhi para anggota OSIS yang sibuk berkumpul untuk latihan festival tahunan sekolah.

Sementara sang sekretaris OSIS, Huening Bahiyyih justru iseng memperhatikan ketuanya yang terus mengeluh kelelahan.

Masih tersengal, Ricky melipirkan mata ke atas dengan tangan yang ditumpu di betis. Mata kucingnya bertemu dengan mata bulat yang tampak mengejek.

"Kalau mau tertawa, tertawa saja."

"Sudah kok." Kekeh Hiyyih, masih menatap seolah pemandangan di hadapannya adalah hal paling langka di dunia. "Ketua Osis terhormat yang selalu kritis dan intimidatif, ternyata jadi tak berdaya kalau disuruh menari."

"Aku tidak bisa menari."

"Aku juga tidak." , kedik Hiyyih santai, tangannya memasuki kantong rok, "Tapi perayaan festival hari jadi sekolah hanya berlangsung setahun sekali, aku tak mau ketinggalan berpartisipasi."

"Opsi keikutsertaan OSIS yang diusulkan adalah pentas band dan flash mob, yang hanya berbeda dua suara." sergah Ricky payah sembari selonjor di lantai, meluruskan kakinya sambil memijit pelan betisnya, "Aku tak mengerti mengapa kamu justru mendukung pilihan kedua."

Sekretarisnya yang cantik melengos menimpali, "Entahlah, kurasa aku memang butuh banyak bergerak. Tubuhku cukup lentur, lho."

"Omong kosong."

"Jangan berlagak, aku tahu kamu terus menerus mengamati wajah cantikku selama latihan seminggu terakhir." tuding Hiyyih tanpa basa-basi, melipat tangannya di depan dada.

"Kalau memang ingin mengajakku kencan selesai latihan, katakan saja dengan jantan. Tak usah curi-curi pandang begitu, kamu pikir aku tidak peka?"

Ricky terdiam menundukkan kepalanya usai mendengar ucapan Hiyyih,

"Tabu hukumnya menggoda milik orang."

"Aku dan Taehyun Oppa sudah putus dua bulan lalu."

"..............................."

"Aku juga tidak membawa kendaraan hari ini." Hiyyih berkedik lagi, mengatur posisi ke barisan di samping Ricky sesuai aba-aba Gunwook, sang instruktur dance.

Bola matanya bergeser ke samping melihat perubahan ekspresi di raut Ricky yang bangkit dari lantai dengan semangat. Tanpa sadar ia tersenyum melihat betapa cepat wajah muram itu berubah.

"Keberatan mengantarku pulang dengan motor kesayanganmu, Bapak Ketua?"

"Baiklah, pacar."

Dan Hiyyih reflek terbahak, "Cepat sekali."

.

.

.

.

.

.

.

.

It all began at the High School

It all began at the High School

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RICKY BAHIYYIH's STORIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang